Pemilihan Metode yang Sesuai

14 Pengertian most accessible sendiri menurut pendapat Rushton 1973 adalah: 1. Jumlah jarak total semua penduduk dari fasilitas yang terdekat adalah minimum. Kriteria ini disebut juga ‘meminimalkan jarak rata-rata atau disebut dengan kriteria jarak rata-rata 2. Jarak terjauh dari penduduk ke fasilitas yang terdekat adalah minimum. Kriteria ini disebut meminimalkan jarak maksimum 3. Jumlah penduduk di sekitar masing-masing fasilitas yang terdekat kira-kira sama. Kriteria ini disebut kesamaan penetapan 4. Jumlah penduduk di sekitar fasilitas yang terdekat selalu lebih besar dari jumlah tertentu. Kriteria ini disebut kendala batas ambang 5. Jumlah penduduk di daerah sekitar fasilitas yang terdekat tidak pernah lebih besar dari jumlah tertentu. Kriteria ini disebut kendala kapasitas. Secara umum kita dapat mendefinisikan most accessible sebagai mudah tidaknya seseorang mencapai lokasi pusat pelayanan yang terdekat dalam hal ini adalah lokasi pasar.

2.3.2. Pemilihan Metode yang Sesuai

Untuk mencari dasar pijakan yang kuat bagi pemilihan metode yang tepat perlu meninjau beberapa teori dan metode yang erat kaitannya dengan aspek tata ruang seperti lokasi dan wilayah pelayanan. Dalam tinjauan ini yang dilihat adalah prinsip-prinsip dasar teori, anggapan dasar, kegunaan dan metode penerapannya. Von Thunen pada tahun 1783-1850 mengeluarkan teori ‘Isolated States’, bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan bagi petani. Kegunaannya untuk menentukan jenis komoditas yang cocok untuk ditanam di wilayah pelayanan dari pusat kegiatan. Anggapan dasar yang digunakan adalah : a wilayah pelayanan homogen dihuni petani yang ingin memaksimumkan keuntungan dan dapat menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan permintaan pasar, b pusat kota hanya satu yang memiliki fungsi sebagai pasar untuk wilayah belakang hinterland, c hanya ada satu modus transportasi dan transportasi berbanding lurus dengan jarak Alexander, 1977. Saat ini tidak ada lokasi yang benar-benar homogen dan modus transportasi yang tidak hanya satu. 15 Alfred Weber 1904-1907 mengeluarkan teori lokasi industri. Teori ini bertujuan untuk memaksimumkan biaya masukan. Kegunaannya untuk menentukan lokasi yang optimal bagi usaha industri. Anggapan dasar yang digunakan dalam teori ini adalah : a unit analisis terisolasi, iklim homogen, konsumen terpusat pada pusat-pusat tertentu, semua unit perusahaan dapat memasuki pasar sehingga terdapat persaingan yang sempurna, b beberapa sumberdaya alam seperti air, pasir dan tanah terdapat dimana-mana, c bahan- bahan lainnya seperti bahan bakar, mineral adalah sporadik, tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat, d tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang lokasinya sudah tetap dan ada yang mobilitasnya sudah tetap. Rustiadi et al., 2008. Hoover 1948 menyebutkan bahwa keuntungan aglomerasi Weber tersebut terutama berkenaan dengan keuntungan lokasinya, yaitu keuntungan dari skala yang merupakan bagian eksternal pada perusahaan, namun internal pada industri. Dalam hal ini Weber hanya mempertimbangkan keuntungan dan biaya dari perusahaan yang berlokasi dekat perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama akan tetapi tidak ada keuntungan dan biaya dari perusahaan yang berlokasi dekat dengan jenis aktivitas ekonomi yang berbeda. Selain itu Weber juga tidak mempertimbangkan perbedaan permintaan yang disebabkan oleh adanya distribusi penduduk, tingkat pendapatan, preferensi dan selera yang tidak merata dalam ruang. Dengan demikian pendekatan Weber hanya berdasarkan dari segi penawaranpenyediaan semata. Losch 1954 mengemukakan teori lokasi ekonomi yang mempunyai kegunaan untuk menentukan lokasi industri yang optimal. Anggapan dasar yang digunakan adalah : a tidak ada perbedaan spasial dalam distribusi input faktor bahan baku, tenaga kerja dan modal pada dataran yang homogen, b kepadatan penduduk yang seragam dan mempunyai selera yang konstan, c tidak ada interdependensi lokasional antara perusahaan-perusahaan. Menurut Losch penentuan lokasi industri yang optimal harus didasarkan pada maksimasi keuntungan dengan mempertimbangkan baik biaya maupun pendapatan. Escap 1972 dalam Ashar 2002 menyebutkan bahwa lokasi optimal mungkin tidak 16 harus lokasi dimana biaya minimal atau pendapatan maksimal akan tetapi merupakan lokasi dimana perbedaan diantara keduanya adalah maksimal. Setelah mengetahui bahwa teori lokasi dari Weber dan Losch dinilai tidak memadai dalam menjelaskan pertumbuhan perkotaan dan wilayah maka Isard pada tahun 1956 mengemukakan bahwa tiap keputusan lokasi merupakan satu penyeimbang biaya-biaya yang dihadapi dan pendapatan pada keadaan ketidakpastian yang berbeda-beda. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi besarnya biaya tersebut maka faktor jarak dan aksesibilitas merupakan faktor yang terpenting dalam konteks tata ruang. Walaupun seluruh biaya bervariasi dengan waktu dan tempat, namun biaya transportasi merupakan fungsi dari jarak. Dalam hal ini Isard menekankan bahwa keputusan lokasi dari perusahaan ditentukan oleh faktor-faktor jarak, aksesibilitas dan keuntungan aglomerasi. Ashar, 2002. Teori Isard mempertimbangkan faktor jarak, aksesibilitas dan aglomerasi namun penentuan titik optimal dapat berada diantara titik-titik yang dicalonkan. Sehingga muncul dalil Hakimi pada tahun 1964 yang menyebutkan ‘titik optimum dari suatu jaringan yang dapat meminimumkan jumlah perkalian jarak-jarak terpendek dengan bobot dari semua simpul adalah titik yang berasal dari simpul pada jaringan’ Rushton, 1979.

2.3.3. Penempatan Fasilitas Publik dan Location-allocation Models