Sumberdaya Manusia KEADAAN UMUM LOKASI

36 berfungsi sebagai drainase utama wilayah. Disamping itu, di Kabupaten Bogor terdapat 94 danau atau situ dengan luas total 496,28 ha serta 63 mata air. Situ-situ dimaksud berfungsi sebagai reservoir atau tempat resapan air dan beberapa diantaranya dimanfaatkan sebagai obyek wisata atau tempat rekreasi dan budidaya perikanan. Komposisi pemanfaatan lahan di Kabupaten Bogor menurut RTRW Kabupaten Bogor, yaitu : 1 Kawasan Lindung seluas 133.548,41 ha atau 44,69 , 2 Kawasan Budidaya seluas 165.289,90 ha atau 55,31 . Perincian lebih lanjut dari ruang lingkup kawasan lindung serta kawasan budidaya, yaitu : 1 Kawasan yang berfungsi lindung di dalam kawasan hutan terdiri dari hutan konservasi seluas 42.559,72 ha 14,24 dan hutan lindung seluas 8.745,06 ha 2,93 dari luas wilayah Daerah. Kawasan yang berfungsi lindung di luar kawasan hutan terdiri dari kawasan lindung lainnya di luar kawasan hutan, yang menunjang fungsi lindung seluas 82.243,63 ha 27,52 . 2 Kawasan budidaya di dalam kawasan hutan terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas dan kawasan hutan produksi tetap. Kawasan budidaya di luar kawasan hutan terdiri dari kawasan pertanian, kawasan pertambangan, kawasan industri, kawasan pariwisata, dan kawasan permukiman. Kawasan pertanian terdiri dari pertanian lahan basah seluas 42.789,78 ha 14,32, pertanian lahan kering, tanaman tahunan, perkebunan, peternakan dan perikanan.

4.2. Sumberdaya Manusia

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharianprofesi, terdiri dari PNS sebanyak 52.923 orang 4,36, TNIPolri sebanyak 11.328 orang 0,93, karyawanpegawai swasta sebanyak 327.350 orang 26,95, wiraswastapengusaha sebanyak 361.463 orang 29,75, petani sebanyak 71.010 orang 5,85, peternak sebanyak 1.211 orang 0,10, jasa sebanyak 56.354 orang 4,64, buruh sebanyak 325.718 orang 26,81 dan profesi lainnya sebanyak 7.489 orang 0,62. Diagram jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharianprofesi dapat dilihat pada Gambar 3. 37 Terlihat dari Gambar 3 di atas, sebagian besar atau 83,71 dari seluruh mata pencaharian penduduk Kabupaten Bogor adalah berprofesi sebagai wiraswasta, karyawanpegawai swasta dan buruh serta penduduk yang berprofesi sebagai petani dan peternak dengan persentase nya sangat kecil. Jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Bogor relatif masih tinggi, yaitu 459.167 orang atau 15,99 dari angkatan kerja pada tahun 2007. Tingginya jumlah pengangguran terbuka ini disebabkan oleh rendahnya peluang kerja dan kesempatan kerja yang bisa dimasuki oleh tenaga kerja yang ada di wilayah Kabupaten Bogor . Jumlah penduduk yang berumur 15 tahun keatas menurut jenjang pendidikan yang telah ditamatkan, yaitu tamat SDsederajat sebanyak 1.810.208 orang 47,28, SLTPsederajat sebanyak 1.319.564 orang 34,47, SLTAsederajat sebanyak 549.871 orang 14,36, Diploma III sebanyak 30.618 orang 0,80, Diploma IIISarjana Muda sebanyak 31.018 orang 0,81, Diploma IVSarjana S-1 sebanyak 62.241 orang 1,63, Pasca SarjanaMagister S-2 sebanyak 23.388 orang 0,61 dan Pasca SarjanaDoktor S-3 sebanyak 1.432 orang 0,04 Gambar 4. Sumber : Bappeda Kabupaten Bogor, 2008 Gambar 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata PencaharianProfesi 38 Sumber : Bappeda Kabupaten Bogor, 2008 Gambar 4. Jumlah Penduduk yang Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan Terlihat dari Gambar 4 bahwa penduduk Kabupaten Bogor masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, yaitu hampir sebagian besar penduduknya hanya menamatkan pendidikan sampai SD 47,28. Sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Bogor adalah 11 tahun atau setara dengan SMP kelas satu. Ini menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah di Kabupaten Bogor masih rendah. Rata-rata lama sekolah ini belum dapat memenuhi program nasional yang mencanangkan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama Kelas Tiga atau sampai dengan lulus Sekolah Menengah Pertama. Kondisi ini hampir terjadi di seluruh wilayah, rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini berimplikasi pada lambatnya perkembangan wilayah. Tenaga kerja dengan kualitas rendah tidak dapat terserap oleh peluang kerja yang ada yang berkisar pada kegiatan industri yang membutuhkan persyaratan kemampuan yang memadai. Sementara kegiatan ekonomi andalan yaitu pertanian, belum mampu mendukung pertumbuhan penduduk yang tinggi karena kegiatan pertanian masih dilakukan dengan cara- cara konvensional yaitu mengandalkan lahan yang luas. Surplus tenaga kerja dengan kualitas rendah, bisa terserap pada kegiatan ekonomi informal seperti supir angkutan, tukang ojeg, pedagang asongan, 39 pedagang kecil dan buruh. Kegiatan ekonomi informal tersebut umumnya terdapat di luar Kabupaten Bogor yaitu Kota Bogor dan Jakarta. Sehingga terjadi pergerakan tenaga kerja dengan kualitas rendah dari Kabupaten Bogor ke wilayah lainnya untuk mengisi pasar kerja di sektor informal. Nilai ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan informal juga tidak terlalu besar, sehingga terjadinya pola mobilitas yang tinggi belum dapat berimplikasi pada peningkatan ekonomi Kabupaten Bogor secara signifikan, hal tersebut berdampak kepada besarnya tingkat pengangguran terbuka mencapai 204.858 jiwa, dan angka kemiskinan sebesar 1.157.391 jiwa 27,46 tahun 2006 dari total penduduk Kabupaten Bogor. Sebagai akibat dari tidak tertampung dalam sektor-sektor yang berkembang di perkotaan sektor modern, dan rendahnya penyerapan tenaga kerja disektor pertanian yang hanya menyerap 155.497 jiwa yang bekerja di sektor pertanian atau 3,7 dari total penduduk. Sementara jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada tahun 2007sebesar 1.017.879 jiwa, atau mencapai 24,02 dari jumlah penduduk pada tahun 2007 sebanyak 4.237.962 jiwa. Besarnya jumlah penduduk miskin ini menjadi perhatian bagi Pemerintah Kabupaten Bogor dalam melaksanakan program pembangunannya . Indeks Pembangunan Manusia IPM, Kabupaten Bogor pada tahun 2007 sebesar 70,18. Bila dibandingkan tahun 2006 angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,73 poin. Secara rinci nilai tersebut terdiri dari Angka Harapan Hidup 67,58 tahun, Angka Melek Huruf 95,78, Rata-rata Lama Sekolah 7,11 tahun, dan Kemampuan Daya Beli Masyarakat sebesar Rp 559.300kapitabulan. Angka IPM ini diharapkan dapat ditingkatkan setiap tahunnya sehingga kualitas pembangunan manusia di Kabupaten Bogor semakin baik.

4.3. Pemanfaatan Lahan