Identifikasi Masalah Sistematika Penulisan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, sumber data, variabel yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi data penelitian mengenai pengaruh kondisi makroekonomi terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia pada periode tahun 2010 – 2015. BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran. 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Industri Perbankan Syariah

1. Sejarah Perbankan Syariah

Upaya awal penerapan sistem profit-loss sharing tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940- an, yaitu adanya upaya mengelola jamaa’ah haji secara non-konvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di Desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir. Lembaga Islamic Rural Bank dengan Mit Ghamr Bank binaan Prof. Dr. Ahmad Najjar beroperasi di pedesaan Mesir dan berskala kecil, namun institusi tersebut mampu menjadi pemicu yang sangat berarti bagi perkembangan financial system dan ekonomi Islam 1 . Secara kolektif gagasan berdirinya bank syariah di tingkat Internasional muncul dalam konferensi Negara-negara Islam sedunia di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 21-27 April 1969 yang diikuti oleh 19 negara peserta. Konferensi tersebut memutuskan beberapa hal, yaitu 2 : 1 Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi, jika tidak ia 1 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah: Teori dan Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h. 18 – 19. 2 Muh. Zuhri, Riba dalam Al-Quran dan MAsalah Perbankan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996, h. 159. termasuk riba dan riba itu sedikit atau banyak hukumnya haram. 2 Diusulkan supaya dibentuk suatu bank syariah yang bersih dari sistem riba dalam waktu secepat mungkin 3 Sementara menunggu berdirinya bank syariah, bank-bank yang menerapkan bunga diperbolehkan beroperasi, namun jika benar-benar dalam keadaan darurat. Pembentukan bank syariah semula banyak diragukan, antara lain karena 3 : 1 Banyak yang beranggapan bahwa sistem perbankan bebas bunga adalah suatu hal yang tidak mungkin dan tidak lazim 2 Adanya pertanyaan tentang bagaimana bank akan membiayai operasionalnya, tapi dilain pihak bank Islam adalah suatu alternatif sistem ekonomi Islam Untuk lebih mempermudah berkembangnya bank syariah di Negara-negara muslim perlu ada usaha bersama diantara Negara muslim. Maka pada bulan Desember 1970, pada sidang Menteri Luar Negeri Negara-negara Organisasi Konferensi Islam OKI di Karachi, Pakistan, delegasi Mesir mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank syariah. Pada sidang Menteri Luar Negeri OKI di Jeddah pada 1974 di setujui rancangan pendirian Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank IDB dengan modal awal 2 miliar dinar atau ekuivalen dengan 2 miliar SDR special drawing right IMF 4 . Indonesia sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sejak tahun 3 Tim Redaksi, Ensklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru, Van Hoeve, 1994, h. 233 4 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah: Teori dan Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h. 21 1989-an mulai merintis usaha pendirian bank Islam guna memenuhi permintaan masyarakat yang membutuhkan alternatif jasa perbankan dengan syariat Islam. Setelah melalui proses panjang, atas prakarsa Majelis Ulama Indonesia MUI akhirnya didirikanlah bank syariah pertama di Indonesia dengan nama Bank Muamalat Indonesia BMI pada tahun 1991. Dengan didirikanya BMI ini, perbankan mulai dikenal oleh masyarkaat Indonesia. Namun, sejak beroperasi 1 Mei 1992, bank syariah belum mendapatkan perhatian optimal dalam tatanan perbankan nasional, sehingga pertumbuhannya terbilang cukup lambat 5 . Dalam periode 1992 sampai dengan 1998, terdapat hanya satu Bank Umum syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS yang terlah beroperasi. Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang hanya memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. Pada tahun 1999 dikeluarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memerikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Industri perbankan syariah berkembang lebih cepat setelah kedua perangkat perundang-undangan tersebut diberlakukan 6 . 5 Ida Syafrida dan Ahmad Abror, “Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10 No. 1, Juni 2011, h. 25 6 Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, Bank Indonesia, h. 4

2. Pengertian Industri Perbankan Syariah