Efisiensi Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia

2. Inflasi

Inflasi adalah naiknya harga-harga komiditi secara umum yang disebabkan oleh tidak singkronnya antara program pengadaan komoditi produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan sebagainya dngan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat 31 . Inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun tertentu. Atau dengan kata lain, adanya penurunan dari nilai mata uang yang berlaku. Menurut Sukirno 32 terdapat tiga akibat penting dari inflasi yang terkait dengan investasi, yaitu: a. Inflasi menimbulkan penanaman modal secara spekulatif, dalam hal ini pemilik modal cenderung menggunakan uangnya untuk investasi yang bersifat spekulatif. Mereka menganggap membeli rumah atau menyimpan barang berharga lebih menguntungkan daripada investasi pada sektor produktif b. Tingkat bunga meningkat sehingga mengurangi investasi, untuk menghindati penurunan dari nilai modal yang dipinjamkan. Makin tinggi nilai inflasi maka makin tinggi pula tingkat bunganya. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi kemauan pemilik modal untuk mengembangkan sektor-sektor profuktif. Apabila dikaitkan dengan kinerja bank, maka dengan redahnya investasi maka akan menghambat likuditas bank, penyaluran dana jadi menurun dan secara otomatis profit juga akan lebih kecil jika dana yang disalurkan semakin sedikit. 31 Iskandar Putong, “Teknik Pemanfaatan Analisis SWOT Tanpa Skala Industri A-SWOT- TSI”. Jurnal Ilmuan Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8 no. 2, h. 65 – 72. 32 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Makro Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1998. c. Menimbulkan ketidakpastian ekonomi suatu Negara di masa yang akan datang, dengan begitu investor akan berfikir lagi di Negara yang bersangkutan. Dari sisi supply, banyak proyek yang terancam tidak feasible gara-gara asumsi inflasinya terlalu tinggi, sehingga investasi tidak jadi dilakukan dan lapangan pekerjaan tidak jadi bertambah. Bahkan saat inflasi Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi di Negara tetangga menjadikan tingkat bunga riil terancam negatif yang akan memberikan tekanan pada nilai rupiah terhadap uang asing, khususnya ditengah kabar meningkatnya suku bunga Fed Fund di Amerika 33 . Kecenderungan harga barang-barang yang semakin meningkat inflasi akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan. Secara teori, inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai salah satu institusi keuangan. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Budi 34 yang menunjukan bahwa inflasi ini memiliki korelasi yang sangat kuat dan searah terhadap tingkat profitabilitas yang dilihat dari rasio Return on Equity ROE.

3. BI Rate

Suku bunga Bank Indonesia BI Rate 35 adalah suku bunga acuan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai 33 Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008, h. 373 34 Budi Santosa, “Hubungan Variabel Makro ekonomi terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode Mei 2005 – Oktober 2007.” Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 35 www.bi.go.id otoritas moneter dan diumumkan kepada publik. Menurut Siamat 36 BI Rate adalah suku Bunga yang diumumkan oleh BI secara periodik dengan tenor satu bulan untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter. Pada working paper Bank Indonesia 37 menyebutkan bahwa tingkat suku bunga bank, baik suku bungan kredit maupun simpanan dapat memengarui tingkat efisiensi perbankan. Pengaruh ini dijelaskan oleh interest rate spread atau net interest margin. Tingginya interest rate spread mejadi indikasi inefisiensi pada sektor perbankan. Oleh karena itu, spread suku bunga perbankan yang tinggi dapat mengurangi potensial savers karena tingkat pengembalian yang rendah atas deposit dan meningkatkan biaya financial untuk borrowers, sehingga dapat mengurangi potensi pertumbuhan investasi dan ekonomi. Selain interest rate spread, net interest margin juga dapat digunakan sebagai salah satu proksi untuk mengukur tingkat efisiensi industri perbankan. Menurut Dwijayanti 38 secara tidak langsung BI Rate mempengaruhi kinerja keuangan perbankan melalui suku bunga pokok perbankan. Karena apabila BI Rate naik, maka suku bunga simpanan dan pinjaman akan naik juga. Hal tersebut 36 Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi Kelima Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. 2005, h. 139. 37 Dadang Muljawan dkk, “Faktor-Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia Serta Dampaknya Terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit,” Working Paper Bank Indonesia. Desember 2014, h. 16 38 Dwijayanti, Febrina dan Naomi, “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003 – 2007”. Jurnal Karisma, Vol. 3 2: 87 – 89. 2009, h. 95.