Latar Belakang Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia

internal perbankan syariah lainnya seperti kapasitas SDM, jaringan kantor dan infrastruktur lain. 4 Tabel 1.2 Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan Syariah Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bank Umum Syariah Jumlah Bank 11 11 11 11 12 12 Jumlah Kantor 1215 1401 1745 1998 2163 1990 Unit Usaha Syariah Jumlah UUS 23 24 24 23 22 22 Jumlah Kantor 262 336 517 590 320 311 Total Kantor BUS dan UUS 1477 1737 2262 2588 2483 2301 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jumlah Bank 150 155 158 163 163 163 Jumlah Kantor 286 364 401 402 429 446 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Perkembangan syariah dapat dilihat dari sisi jumlah Unit atau cabang dari Bank Syariah itu sendiri dan indikator keuangan. Pada Tabel 1.2 terlihat pertumbuhan yang positif dari jumlah Bank di Indonesia. Pada tahun 2010 Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah memiliki masing-masing 11 Bank untuk BUS, 23 UUS dan 150 untuk jumlah BPRS. Stagnan untuk jumlah Bank Umum Syariah pada tahun 2011 sampai 2013, akan tetapi untuk jumlah kantor dari BUS dan UUS itu sendiri selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 dan 4 Booklet Perbankan Indonesia 2016, Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan. Otoritas Jasa Keuangan, h. 64 2015 jumlah BUS bertambah dari 11 Bank menjadi 12 Bank. Begitu pula dengan jumlah kantor dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah selalu meningkat, meskipun pada tahun 2013 sampai 2015 mengalami stagnan untuk jumlah Bank-bank tersebut. Maka pertumbuhan perbankan syariah yang dilihat dari indikator aset, Dana Pihak Ketiga DPK dan pembiayaan memiliki trend yang sejalan dengan perkembangan jumlah bank syariah itu sendiri. Indikator lainnya dalam melihat pertumbuhan Perbankan Syariah dengan digunakannya ukuran kinerja keuangan untuk mengetahui peningkatan nilai perusahaan, dengan berbagai rasio keuangan misalknya: Capital Adequacy Ratio CAR. Return on Asset ROA, Non Performing Finance NPF, Financial to Deposit Ratio FDR dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO. Analisis kinerja keuangan merupakan interpretasi laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan data numerik lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan. Tujuan dari analisis kinerja keuangan adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada saat tertentu, baik perkembangan dari tahun-tahun sebelumnya sampai saat penilaian hingga membuat suatu prediksi mengenai keadaan perusahaan pada masa yang akan datang dengan melakukan analisis data keuangan dari tahun-tahun sebelumya guna mengevaluasi program kearah sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan, hingga diketahui kelebihan dan kekurangan bank yang bersangkutan 5 . Tabel 1.3 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 CAR 16.25 16.63 14.13 14.42 16.1 15.02 ROA 1.67 1.79 2.14 2 0.8 0.49 NPF 3.02 2.52 2.22 2.62 4.33 4.84 FDR 89.67 88.94 100 100.32 91.5 88.03 BOPO 80.54 78.41 74.97 78.21 79.28 97.01 Dalam Persentase Hanya Data Bank Umum Syariah Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Secara faktual selama kurun waktu 2010 sampai 2015, ukuran kinerja keuangan yang dapat dilihat pada tabel 1.3 menunjukan kecenderungan meningkat. Secara sekilas kecukupan modal yang dilihat dari rasio CAR mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 dan 2011 CAR ada pada kisaran 16 persen akan tetapi mengalami penuruan pada dua tahun berikutnya menjadi 14,13 persen di tahun 2012 dan 14,42 persen pada tahun 2013 kemudian meningkat kembali pada tahun 2014 menjadi 16, 1 persen dan turun kembali pada tahun 2015 menjadi 15, 02 persen. Pada penelitian yang dilakukan Kartika dan Syaichu menyatakan rasio kecukupan modal 5 Budi Santosa, “Hubungan Variabel Makro ekonomi terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode Mei 2005 – Oktober 2007”. Skripsi Fakultas Syariah. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, h. 2-3 ini menunjukan kemampuan Bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan manajemen bank, rendahnya CAR menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas 6 . Adapun ukuran kinerja yang dilihat dari ROA mengalami peningkatan pada tahun 2010 sampai 2013, akan tetapi terjadi penurunan yang tajam di tahun 2014 yang hanya sebesar 0,8 persen dan di tahun 2015 sebesar 0,49 persen. ROA sendiri merefleksikan tingkat profit yang diperoleh Bank, menurut Yuhanah penurunan profit ini diduga akibat diberlakukannya aturan down payment DP dan finance to value FTV pada perbankan Syariah sehingga menurunkan profit perbankan syariah 7 . Meskipun demikian, tingkat gagal bayar Bank Syariah ini yang dilihat dari rasio Non Performing Finance NPF masih dibawah 5 persen dan ini berarti masih dibawah ketentuan minimal. Hal ini menunjukan bahwa bank syariah tidak mengabaikan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Dalam penelitian Yuhanah 8 menyatakan hal tersebut terjadi karena adanya faktor 6 Kartika W.S. dan Muhamad Syaichu, “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia” Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, h. 48. 7 Siti uhanah, “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Profitabilitas Industri Perbankan Syariah di Indonesia Periode September 2010 – September 2015”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016, h. 6 8 Siti uhanah, “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Profitabilitas Industri Perbankan Syariah di Indonesia Periode September 2010 – September 2015”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016, h. 2 makroekonomi global seperti menguatnya nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah, melambatnya perekonomian Tiongkok dan faktor internal seperti menurunya konsumsi pasar domestik sehingga memperburuk perusahaan-perusahaan tanah air. Rasio pembiayaan yang dilihat dari nilai FDR mengalami fluktiatif dari tahun ke tahunnya, nlai FDR yang rendah padah tahun 2010 dan 2011 masing-masing 89,67 persen dan 88,94 persen kemudian mengalami peningkatan di tahun 2012 dan 2013 hingga mencapai kisaran nilai 100 persen, akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2014 menjadi 91,5 persen dan di tahun 2015 kembali pada nilai 88,03 persen. Rendahnya FDR pada tahun 2015 menunjukan kurang efektifnya penyaluran pembiayaan pada Bank Syariah ini, sebaliknya jika FDR tinggi maka Bank Syariah tersebut mampu menyalurkan pembiayaan secara optimal. Indikator lain yang dapat dilihat untuk menilai apakah bank tersebut efisien atau tidak salah satunya dari rasio BOPO, nilai dari BOPO ini memperlihatkan perkembangan yang cukup baik secara sekilas. Nilai dari BOPO cenderung menurun dari tahun ke tahun selama tahun 2010 sampai dengan 2014 dengan tetap mempertahankan pada kisaran nilai 70 persen, meskipun pada tahun 2010 berada pada nilai 80,54 persen tetapi di tahun berikutnya terjadi penurunan nilai BOPO, hal ini menandakan kinerja Bank Syariah lebih baik dan efisien, akan tetapi terjadi kenaikan nilai yang cukup tinggi pada tahun 2015 menjadi 97,01 persen dari tahun sebelumnya di 2014 dengan nilai 79,28 persen. Deskripsi diatas memunculkan pertanyaan tentang bagaimana sesungguhnya kondisi kinerja keuangan Bank Syariah di Indonesia. Rismon dan Henny Satyo 9 dalam penelitiannya menyatakan bahwa kinerja bank yang baik memiliki daya tarik sendiri kepada investor dan dapat mensejahterakan pemegang saham atas investasinya. Dalam tahap ini membuat investor-investor baru untuk membeli saham pada bank tersebut hingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Jika semakin banyak modal yang ditanam investor pada bank tersebut, maka akan semakin banyak juga pembiayaan yang dilakukan bank sehingga tingkat profit yang akan diperoleh bank akan tinggi juga tapi dengan tetap harus memperhatikan prinsip kehatia-hatian dalam menyalurkan pembiayaan tersebut. Kinerja perbankan sendiri dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang dimaksud dapat berupa daya saing masing-masing yang dimiliki, sedangkan faktor eksternal dapat berupa kondisi makro dan keuangan suatu Negara secara umum 10 . Faktor internal adalah karakteristik individu bank yang mempengaruhi kinerja bank. Faktor-faktor ini pada dasarnya dipengaruhi oleh keputusan internal manajemen dan dewan. 9 Rism on H dan Henny Setyo L, “Pengaruh Faktor Intenal dan Eksternal Bank terhadap Kinerja Bank di Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Trisakti e- Journal Volume 2 Nomor 1 Februari 2015. ISSN: 2339-0824, h. 15 - 32 10 Aviliani, Herm anto dkk, “The Impact of Macroeconomic Condition on The Bank’s Performance in Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Volume 17, Nomor 4, April 2015, h. 380. Penelitian yang dilakukan oleh Rismon dan Henny 11 yang melakukan penilaian untuk melihat pengaruh faktor internal terhadap kinerja Bank yang diproyeksikan dengan rasio profitabilitas ROA, ROE dan NIM dengan menggunakan perhitungan CAMEL menunjukan bahwa terdapat korelasi positif secara keseluruhan antara rasio CAMEL Capital Adequacy, Asset Quality, Management Efficiency. Liquidity terhadap profitabilitas yang di proyeksikan oleh rasio ROA, ROE dan NIM, kecuali Asset Quality berpengaruh negatif terhadap ROA dan NIM kemudian Capital Adequacy terhadap ROE yang juga berpengaruh negatif. Adapun penelitian yang di lakukan oleh Suria dan Roza 12 yang juga meneliti pengaruh faktor internal terhadap kinerja bank yang melihat dari profitabilitas dengan diproyeksikan oleh rasio ROA dan ROE, untuk Faktor internalnya sendiri melihat karakteristik bank dengan variabel CAMEL Capital Adequacy, Asset Quality, Management Efficiency. Liquidity, penelitiannya menunjukan bahwa rasio CAMEL tersebut mempengaruhi terhadap kinerja Bank baik itu mempengaruhi secara positif maupun negatif. Jauh sebelum penelitian yang dilakukan Rismon dan Henny serta Suria dan Roza, penelitian sebelumnya telah meneliti mengenai faktor internal yang mempengaruhi 11 Rismon H dan Henny Setyo L, “Pengaruh Faktor Intenal dan Eksternal Bank terhadap Ki nerja Bank di Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Trisakti e- Journal Volume 2 Nomor 1 Februari 2015. ISSN: 2339-0824, h. 15 - 32 12 Suria Rismawati S. dan Roza Hazli Z, “The Performance of Islamic Banks and Macroeconomic Cond itions”, Journal, ISRA Intenational Journal of Islamic Finance. Vol. 5, Issue 2, 2013, h. 83 – 98. kinerja bank umum di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Kartika dan Saichyu 13 dengan melihat profitabilitas dari rasio ROA yang menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR dan Loan to Deposito Ratio LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan untuk Non Performing Loans NPL berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, kemudian untuk Debt to Equity Ratio DER berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan sedangkan untuk Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Faktor makroekonomi merupakan salah satu faktor yang juga menyumbang pengaruh terhadap kinerja keuangan 14 . Menurut Ongore 15 stabilitas kebijakan makroekonomi, produk domestic bruto, inflasi, suku bunga dan ketidakpastian politik juga merupakan variabel ekonomi makro lainnya yang mempengaruhi kinerja bank. Faktor makroekonomi merupakan salah satu faktor yang datag dari luar yang sifatnya diluar kekuasaan bank, sehingga kebijakan pemerintah secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kesehatan industri perbankan di Indonesia. 13 Kartika W.S. dan Muhamad Syaichu, “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia” Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, h. 46 - 57 14 Rismon H dan Henny Setyo L, “Pengaruh Faktor Intenal dan Eksternal Bank terhadap Kinerja Bank di Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Trisakti e- Journal Volume 2 Nomor 1 Februari 2015. ISSN: 2339-0824, h. 16. 15 Ongore, V.O, “The Relationsip Between ownership structure and Firm Performance: An Empirical Analysis of Listed Companies in Kenya”. Africal Journal of Bussines Manajement, 2011. Adapun penelitian yang mengkaji mengenai pengaruh faktor eksternal yang merupakan faktor makroekonomi terhadap kinerja Bank, seperti penelitian yang dilakukan oleh Budi Santosa 16 menyatakan bahwa korelasi antara variabel makro yang diantaranya Inflasi, SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kurs dan IHSG terhadap Return on Equity ROE memiliki korelasi yang kuat dan positif. Hal ini mengindikasikan bahwa jika naiknya inflasi, SBI, kurs dan IHSG akan meningkatkan ROE. Sebaliknya, korelasi variabel makro tersebut terhadap Loan to Deposit Ratio LDR korelasinya negatif, maksudnya disini jika naikturnnya inflasi, SBI, kurs dan IHSG cenderung akan menurunkan kinerja LDR. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Aviliani dkk 17 kondisi makro yang kondusif dapat memberikan lingkungan yang yang positif terhadap perkembangan perbankan itu sendiri. Sebaliknya, kondisi makro dan keuangan yang kurang stabil dapat mempengaruhi risiko pasar da risiko kredit perbankan yang pada gilirannya dapat berdampak pada kinerja bank. Layaknya suatu siklus, stabilitas sistem perbankan merupakan unsur terciptanya stabilitas sistem keuangan dan bermuara kembali pada stabilitas perekonomian suatu Negara. 16 Budi Santosa, “Hubungan Variabel Makro ekonomi terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode Mei 2005 – Oktober 2007. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, h. 2-3 17 Aviliani, Hermanto dkk, “The Impact of Macroeconomic Condition on The Bank’s Performance in Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Volume 17, Nomor 4, April 2015, h. 380. Perkembangan perekonomian suatu Negara dapat diukur dari pendapatan nasional, peetumbuhan ekonomi ataupun lainnya secara umum dianggap dapat berpengaruh secara positif terhadap kinerja perbankan. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi berasosiasi dengan semakin berkembangnya sektor perbankan sehingga persaingan antar bank semakin ketat dan akhirnya dapat menurunkan profitabilitas Bank. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siew Chun dan Shaikh 18 yang menyatakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan oleh GDP dengan tingkat profitabilitas dan likuditas Bank. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Rismon dan Henny 19 yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari GDP dan Inflasi terhadap tingkat profitabilitas bank yang dilihat dari Rasio ROA, ROE dan NIM. Beberapa guncangan eksternal lain yang berasal dari luar negeri seperti krisis keuangan global yang diikuti beberapa rangkaian resesi di dunia dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bank. Pengaruh tidak langsung dapat terjadi salah satunya jika guncangan tersebut berpengaruh terhadap kondisi 18 Shiew Chung Hong dan Shaikh Hamzah Abdul Razak. “The Impact of Nominal GDP and Inflation on The Financial Performance of Islamic Banks in Malaysia”. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance Vol. 11 No. 1. Jan – March 2015, h. 158 - 180 19 Rismon H dan Henny Setyo L, “Pengaruh Faktor Intenal dan Eksternal Bank terhadap Kinerja Bank di Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Trisakti e- Journal Volume 2 Nomor 1 Februari 2015. ISSN: 2339-0824, h. 16. makroekonomi Indonesia dan kemudian kondisi makro itulah yang berpengaruh terhadap kinerja bank 20 . Sebagaimana literatur empiris yang telah disajikan sebelumnya, kinerja bank dapat dispesifikasi sebagai fungsi dari kondisi internal dan eksternal bank. Variabel internal mengacu pada faktor spesifik karakteristik masing-masing bank, sementara variabel eksternal dapat mencakup kondisi makroekonomi. Kinerja bank yang baik secara individual maupun dalam suatu sistem diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian. Karena peran perbankan yang begitu besar, penting untuk dipastikan bahwa sistem keuangan dan perekonomian di suatu Negara juga berjalan dengan lancar dan efisien. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu diteliti lebih jauh mengenai pengaruh dari ketidakpastian kondisi makroekonomi terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian yang kemudian dituangkan dalam skripsi dengan judul: “Pengaruh Faktor Makroekonomi terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia”. 20 Aviliani, Hermanto dkk, “The Impact of Macroeconomic Condition on The Bank’s Performance in Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Volume 17, Nomor 4, April 2015, h. 383

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Terjadi fluktuasi kinerja keuangan Bank Syariah di Indonesia Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 2. Penurunan beberapa kinerja keuangan yang dilihat dari rasio keuangan, diantaranya menurunnya ROA pada tahun 2014 dan 2015 dari tahun-tahun sebelumnya. 3. Rasio Non Performing Finance NPF yang pada tahun 2014 dan 2015 meningkat dan hampir mencapai 5 persen. 4. Rasio Biaya Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional yang meningkat di tahun 2015 dari tahun-tahun sebelumnya.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis sebelumnya, penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu penulis hanya fokus untuk meneliti masalah kinerja keuangan yang hanya melihat dari rasio Return on Asset ROA, Non Performing Finance NPF dan Finance to Deposit Ratio FDR serta pengaruh faktor eksternal yang merupakan makroekonomi, diantaranya Industrial Production Index IPI, BI Rate, Inflasi, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan Nilai Tukar terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dan tidak melihat dari sisi lainnya. 2. Perumusan Masalah Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh dari kondisi makroekonomi terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1 Menganalisis pengaruh jangka pendek dari kondisi makroekonomi terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia. 2 Menganalisis pengaruh jangka panjang dari kondisi makroekonomi terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menjawab masalah dalam penelitian ini, selain itu diharapkan juga dapat memberikan manfaat diantanya: a. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti pribadi. b. Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan. c. Penelitian ini dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pada bank syariah. d. Membantu memberikan saran dan masukan bagi bank syariah dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk merencanakan suatu setrategi baru, sehingga kinerja dari perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar dapat memudahkan penulisan skripsi, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN TEORITIS Pada bab ini akan disajikan mengenai teori perbankan syariah, laporan keuangan dan rasio rasio yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut, pengukuran kinerja keuangan dan hubungan antara kondisi makroekonomi dengan kinerja keuangan BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, sumber data, variabel yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi data penelitian mengenai pengaruh kondisi makroekonomi terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia pada periode tahun 2010 – 2015. BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.