d. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat disuatu bursa efek. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran
kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. e. Nilai Tukar
Kurs merupakan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel independen adalah kurs rupiah
terhadap dollar AS.
E. Metode Analisis
Penelitian ini mneggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk pengujian metode analisis dengan menggunakan Vector Eerror Correction
Model VECM. VECM adalah bentuk Vector Autoregressive VAR yang teretriksi. Retriksi diberikan karena data stasioner namun terkointegrasi
9
. Spesifikasi VECM meretriksi hubungan jangka panjang antara variabel yang ada agar konveren ke dalam
hubungan kointegrsi namun tetap membiarkan perubahan-perubahan dinamis jangka pendek
10
.
9
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu. Bogor: PT Penerbit IPB Press. 2012, h. 165.
10
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. 2009, h. 349
1. Uji Stasioneritas
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam estimasi model ekonomi dengan data time series adalah dengan menguji stasioneritas pada data stasionery
stochasting process. Data stasioner adalah data yang variansnya tidak terlalu besar dan punya kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya. Tujuan uji ini adalah
agar nilai rata-rata stabil dan random errornya sama dengan nol. Andrian
11
memaparkan data atau variabel yang stasioner pada tingkat level akan berujung pada penggunaan VAR dengan metode standar. Sementara non stasioner
akan berimplikasi pada bentuk VECM. Karena itulah pengujian stasioneritas memegang peranan penting dalam tahapan estimasi dengan menggunakan metode
VAR. a. Uji akar unit unit root test
Uji ini dilakukan unutk mengetahui apakah data stasioner atau tidak. Uji ini menggunakakn Augmented Dickey Fuller ADF pada derajat yang sama level atau
difference hingga diperoleh suatu data yang stasioner. Hipotesis:
H = data tidak stasioner
H
1
= data stasioner Dengan mengikuti pernyataan bahwa:
1 Nilai t-statistik ADF nilai kritis ADF pada level 5 maka diterima
11
Andrian Tony Prakoso, “Analisis Hubungan Perdagangan Internasional dan FDI Terhadap Pertu
mbuhan Ekonomi Indonesia”, Skripsi Universitas Indonesia. 2009, h. 65.
2 Nilai t-statistik ADF nilai kritis ADF pada level 5 maka diterima
Pada penelitian ini digunakan nilai kritis 5 yang mana tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi, cara yang cukup cepat dalam menentukan data yang sudah
stasioner atau belum adalah dengan melihat probabilitasnya, apabila lebih kecil dari 0,05 maka data sudah stasioner.
b. Uji derajat integrasi Pada data time series umumnya tidak stasioner pada level, sehingga harus diuji
kembali pada derajat berapakah data menjadi stasioner. Uji ini dilakukan apabila data tidak stasioner pada level, uji ini mirip dengan uji akar unit dengan cara
mendiferensiasi data pada tingkat tertentu hingga stasioner. Hipotesis:
H = data tidak stasioner
H
1
= data stasioner Dengan mengikuti pernyataan bahwa:
1 Nilai t-statistik ADF nilai kritis ADF pada level 5 maka diterima
2 Nilai t-statistik ADF nilai kritis ADF pada level 5 maka diterima
Jika nilai statistik ADF secara absolute lebih kecil dibandingkan nilai kritis MacKinnon, maka
diterima. Dengan kata lain terdapat satu akar unit atau data tidak stasioner. Data time series yang belum stasioner pada tingkat level dapat
dijadikan stasioner melalui proses differensiasi agar data menjadi stasioner.
2. Uji Lag Optimal
Salah satu permasalahan yang terjadi dalam uji stasioneritas adalah penentuan lag optimal. Hal ini dilakukan karena seringkali suatu peubah bereaksi terhadap peubah
lainnya dalam suatu selang waktu lag
12
. Permasalah yang muncul apabila panjang lagnya terlalu kecil akan membuat model tersebut tidak dapat digunakan karena
kurang mampu menjelaskan hubungannya dan sebaliknya jika panjang lag yang digunakan terlalu besar maka derajat bebasnya degree of freedom akan menjadi
lebih besar sehingga tidak efisien lagi menjelaskan
13
. Untuk menentukan panjang lag optimal dapat digunakan beberapa kriteria yaitu
dengan menggunakan Akaike Information Criterion AIC, Schwarz Criterion SC, Final Prediction Error FPE dan Hannan-Quinn Information Criterion HQ.
Selanjutnya berikut adalah kriteria yang digunakan
14
: Akaike Information Criterion AIC = -2 [
1 T
] 2k T 3.1
Schwarz Information Criterion SIC = -2 [
1 T
] 3.2
Hannan-Quinn Information Criterion HQ =-2 [
1 T
] 2 [
log T T
] 3.3 Pengujian lag optimal berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi dalam
sistem VAR. Dalam penelitian ini digunakan semua kriteria informasi untuk
12
Dea Rizki Kusmana, “Efektivitas Kebijakan Moneter dalam Struktur Pasar Industri Perbankan Indonesia yang Oligopoli”, Skripsi Institut Pertanian Bogor. 2013, h 20.
13
Andrian Tony P rakoso, “Analisis Hubungan Perdagangan Internasional dan FDI Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Skripsi Universitas Indonesia. 2009, h. 67.
14
Shochrul R. Ajija dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews Jakarta: Salemba Empat, 2011, h. 166.