Retoris Pembingkaian berita di Kompas.com

Ahok harus membatalkan legalisasi daging anjing tersebut. Kalau beberapa pemberitaan dari yang kita buat Ahok kan alasannya supaya semacam lokalisasi. Tapi faktanya pemasalahan sebenarnya legalisasi daging anjing itukan pada pengawasan.Seharusnya ga perlu adanya pergub, karena aturannya sudah ada dimana Ahok sendiri mengakui bahwa memang peredaran rabies di Jakarta menurun. Artinya kan gak ada alasan untuk menerbitkan peraturan, kalau alasan Ahok untuk mencegah rabies dia pernah mengatakan bahwa tingkat rabies di Jakarta tuh sudah menurun artinya kan sudah efektif. Jadi tidak perlu lah pergub tersebut”. 5 Republika Online juga menuliskan pendapat dari Susianah Affandy apabila peredaran daging anjing dilegalkan, kebijakan itu akan melukai umat islam. Narasumber yang diwawancarai oleh Republika Online adalah narasumber yang menolak rencana Gubernur DKI Jakarta menerbitkan Pergub terkait peredaran daging anjing di Jakarta. Narasumber yang dipilih berasal dari sebuah organisasi Islam besar yang ada di Indonesia yaitu NU, yang sudah jelas pastinya akan menolak upaya penerbitan Pergub ini. Di sisi lain, Kompas.com memfokuskan berita mengenai pernyataan Sri Hartati yang menjelaskan tentang tujuan terkait rencana penerbitan Pergub tentang peredaran daging anjing di Jakarta. Berita ini juga dilengkapi pernyataan dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menjelaskan tentang maksud dari rencana Pergub nya bukan mempersoalkan konsumsi daging anjing tetapi laporan warga tentang banyaknya anjing rabies dari luar kota yang masuk ke Jakarta. “ Saya gaktau seberapa tidak terawasinya persoalan rabies dan seberapa mengancam. Dan seberapa mendesak persoalan ini.Seandainya memang sangat mendesak dan pemerintah provinsi punya alasan yang kuat untuk itu barangkali baik 5 Wawancara Pribadi dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana ROL, Jakarta 9 Mei 2015. juga.Tapi persoalannya kan sejauh mana pemerintah melakukan sosialisasi agar Pergub ini tidak disalah pahami”. 6 Kompas.com mencantumkan satu narasumber untuk melengkapi berita ini dan narasumber yang di wawancarai adalah pihak yang cenderung setuju dengan rencana penerbitan Pergub tersebut.Selain itu berita di Kompas.com juga dilengkapi dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta. Tabel 4.10 Perbandingan Analisis Skrip Republika Online Edisi 30 September 2015 dan Kompas.com 30 September 2015 Elemen Republika Online Kompas.com Skrip Republika Online menekankan mengapa umat Islam harus menolak rencana Pergub tentang peredaran daging anjing di Jakarta dan menjelaskan dampak negatif apabila Pergub ini diterbitakan.. Kompas.com menekankan tujuan- tujuan terkait wacana Pergub tentang peredaran daging anjing di Jakarta. Dari tabel struktur skrip Republika Online menekankan penolakan terkait rencana Pergub tentang peredaran daging anjing di Jakarta karena berdampak negatif. “Contoh kasus kaya kasus miras deh, miras di jual bebas di minimarket-minimarket, tapi karena pengawasannya ga ketat itu anak SMP, SMA dengan bebasnya membeli miras. Hal serupa ditakutkan ketika aturan legalisasi daging anjing ini dikeluarkan 6 Wawancara dengan Heru Margianto, News Assistant Managing Editor Kompas.com, Jakarta 20 Mei 2016.