Sintaksis Pembingkaian berita di Republika Online
layak konsumsi. Apalagikalau peredaran daging anjing
dilegalkan dengan regulasi, akan makin banyak beredar
Dilihat dari struktur sintaksis, Republika Online mengangkat berita mengenai upaya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
yang ingin mengeluarkan Peraturan Gubernur terkait peredaran daging anjing di Jakarta. Dengan judul “Ahok Akan Legalkan Daging Anjing,
NU: Melukai Umat Islam”. Headline
berita dalam Republika Online cenderung
menggambarkan seakan-akan Ahok ingin melegalkan daging anjing terlihat jelas dari penggunaan judul ini langsung disertai tanggapan
negatif dari NU yang tidak setuju dengan rencana Ahok. Dapat dilihat dari kalimat Headline ini menggambarakan “Ahok akan legalkan
daging anjing, NU: Melukai umat Islam”. Judul ini seolah-olah membawa pembaca beranggapan bahwa Ahok akan melegalkan
daging anjing. Mungkin sebagian pembaca yang hanya membaca judul berita tanpa membaca isinya beranggapan Ahok akan melegalkan
dalam arti legal untuk dikonsumsi, karena pada kalimat “Ahok akan legalkan daging anjing” tidak disertai alasan Ahok melegalkan daging
anjing. Apakah untuk konsumsi atau untuk peredarannya.Ini merupakan salah satu strategi Republika Online dalam mengkonstruki
berita. Lead yang digunakan Republika Online ialah tentang upaya
Ahok melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta. Upaya tersebut
di sertai dengan penerbitan Peraturan Gubernur Pergub yang khusus mengatur tentang peredaran daging anjing di Jakarta. Jenis lead yang
di gunakan Republika Online ialah wha tlead. Dari segi what lead yang ingin ditampilkan oleh Republika Online ialah peristiwa apa yang
terjadi. Berikut kutipannya :
1
“Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berupaya melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta.Itu
dilakukan dengan upaya penerbitan Peraturan Gubernur Pergub yang khusus mengatur tentang peredaran daging anjing di
Jakarta”.
Republika Online menggunakan what lead karena ingin menjelaskan kepada pembaca bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok ingin melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta. Kata melegalkan tersebut cenderung memiliki maksud
mengijinkan peredarannya dan menjadi rancu karena tidak disertai dengan penjelasan Ahok terkait rencananya yang ingin mengeluarkan
Pergub tersebut. Latar yang digunakan oleh Republika Online yaitu pertentangan
dari Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU Susianah Affandy terkait upaya Ahok mengeluarkan Peraturan Gubernur tentang
peredaran daging anjing di Jakarta. Terlihat dari beberapa pernyataan dan kutipan narasumber yang menolak adanya pergub tersebut karena
1
http:m.republika.co.idberitanasionaljabodetabek-nasional150930nvh18g334-ahok- akan-legalkan-daging-anjing-nu-melukai-umat-islam
di akses pada 11 Januari 2016 Pukul 14.08 WIB.
menurutnya Pergub tersebut akan melukai umat Islam. Berikut teksnya:
2
“Apalagi daging anjing yang jelas haram, kalau peredaran daging anjing dilegalkan, kebijakan itu akan melukai umat
Islam,” ujar Susianah”. “Logikanya, terang Susianah, tidak dilegalkan saja banyak
beredar makanan haram dan tak layak konsumsi”. Pada bagian akhir penutup Republika Online mengambil dari
pernyataan Susianah Affandy, Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU. Pernyataan ini berusaha menjelaskan kekhawatiran
Susianah apabila daging anjing di legalkan dengan regulasi akan beredar luas. Karena tidak di legalkan atau tanpa adanya peraturan saja
banyak beredar makanan haram dan tidak layak untuk dikonsumsi. Dalam berita ini Republika Online hanya mengambil satu
narasumber. Narasumber yang di pilih dalam berita ini adalah narasumber dari NU yang kita ketahui bahwa NU adalah sebuah
organisasi Islam besar yang ada di Indonesia, yang sudah jelas pastinya akan menolak upaya penerbitan Pergub ini. Narasumber yang
dipilih pun sesuai dengan latar belakang Republika yang berlatar belakang Islam.
2
http:m.republika.co.idberitanasionaljabodetabek-nasional150930nvh18g334-ahok- akan-legalkan-daging-anjing-nu-melukai-umat-islam
di akses pada 11 Januari 2016 Pukul 14.08 WIB.