Apakah Bagaimana cara menentukan sebuah berita layak atau tidak untuk

melihat baik.Kami tidak mengambil posisi mendukung atau tidak, kami melihat ada sesuatu yang positif dari pemberitaan itu.Kami netral.

13. Apakah ada penekanan tertentu sehingga Kompas.com mengarahkan

pembaca terhadap satu kesimpulan anatara prokontra terhadap pemberitaan rencaa Ahok tersebut? Jawaban : Kami menyajikan objective, seluruh pandangan yang menyeluruh terhadap persoalan ini. Narasumber Heru Margianto Rabu, 30 September 2015, 10:48 WIB Ahok akan Legalkan Daging Anjing, NU: Melukai Umat Islam Rep: DR Meta Novia Red: Erik Purnama Putra RepublikaYasin Habibi Anjing ilustrasi. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berupaya melegalkan peredaran daging anjing di Jakarta. Itu dilakukan dengan upaya penerbitan Peraturan Gubernur Pergub yang khusus mengatur tentang peredaran daging anjing di Jakarta. Ketua Presidium Kaukus Perempuan Muda NU Susianah Affandy mengatakan, dalam Islam pedoman untuk mengonsumsi makanan prinsipnya halalan toyiban. Artinya, makanan yang dikonsumsi harus halal dan baik. Jadi halal saja tidak cukup. Selain halal harus baik, katanya, Rabu 309. Dia mencontohkan, ayam tiren itu ayamnya halal. Namun, karena mati kemarin ayamnya tidak baik, ayam tiren tak boleh dikonsumsi. Apalagi daging anjing yang jelas haram, kalau peredaran daging anjing dilegalkan, kebijakan itu akan melukai umat Islam, ujar Susianah. Logikanya, terang Susianah, tidak dilegalkan saja banyak beredar makanan haram dan tak laik konsumsi. Apalagi, kalau peredaran daging anjing dilegalkan dengan regulasi, akan makin banyak beredar Pemprov DKI Jakarta Bantah Akan Legalkan Daging Anjing Konsumsi abu, 30 September 2015 | 11:14 WIB  JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan KPKP Pemprov DKI Jakarta menyayangkan merebaknya opini akan ada pelegalan daging anjing yang terkait adanya rencana peraturan gubernur pergub yang mengatur daging anjing konsumsi. Pihak Dinas KPKP membantah bahwa pergub tersebut akan dijadikan landasan melegalkan daging anjing konsumsi di Ibu Kota. Oh enggak, belum apa-apa, kadang-kadang media melebih-lebihkan. Orang belum ada pergubnya udah bilang melegalkan, kata Kepala Bidang Ketahanan dan Kesehatan Hewan Dinas KPKP Pemprov DKI Jakarta, Sri Hartati pada Kompas.com, Rabu 3092015. Menurut Sri, wacana pergub tersebut sebenarnya difokuskan untuk mencegah peredaran rabies di Jakarta. Terlebih, berdasarkan data yang didapat Dinas KPKP, banyak anjing untuk konsumsi dipasok dari kawasan Sukabumi yang merupakan daerah endemik rabies. Tujuan utamanya sebenarnya untuk kesehatan, pengendalian penyakit rabies. Itu saja. Yang lain tidak ada ya. Nanti gimana pengaturannya kita akan undang pihak- pihak terkait dari berbagai aspek agar tepat sasaran, lanjut Sri. Provinsi DKI Jakarta telah bebas dari endemik rabies sejak tahun 2004. Berbagai cara dilakukan untuk mencegah virus rabies kembali masuk ke Ibu Kota. Salah satunya dengan pengadaan vaksinasi pada anjing-anjing di Jakarta. Belakangan, Pemprov DKI juga akan meningkatkan pencegahan rabies dengan cara menerbitkan pergub yang mengontrol penyebaran daging anjing konsumsi. Pada kesempatan berbeda, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok menyatakan untuk mengatur peredaran daging anjing tidak diperlukan pergub khusus. [Baca: Ahok: Tak Perlu Pergub untuk Awasi Peredaran Anjing Rabies ] Enggak perlu ada pergub. Kemarin kan saya bilang, saya bukan mempersoalkan konsumsi daging anjingnya. Tapi laporan warga banyak anjing rabies dari luar kota masuk ke Jakarta, kata Basuki, di Balai Kota, Rabu 3092015. [Baca: Ahok: Kalau Tiap Hewan Dikasih Pergub, Capek Saya... ]