4 Interaktivitas Dalam proses pembelajaran tentu saja terjadi komunikasi
baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. Dengan mengkomunikasikan, maka pembelajaran akan semakin
lebih bermakna. Interaksi dalam pembelajaran matematika mampu mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa.
5 Keterkaitan Dalam matematika konsep tidak bersifat parsial melainkan
banyak konsep yang memiliki keterkaitan. Konsep-konsep tersebut dikenalkan kepada siswa tidak secara terpisah. Melalui keterkaitan
ini, diharapkan pembelajaran matematika bisa mengenalkan konsep secara bersamaan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan karakteristik yang sesuai dan mengacu pada lima karakteristik Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia PMRI di atas yakni penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatan hasil konstruksi, interaktivitas, dan
keterkaitan.
3. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan
Sanjaya 2009:182 mengatakan bahwa keaktifan adalah suatu kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik maupun aktivitas mental,
intelektual, dan emosional untuk memperoleh pengalaman belajar. Sedangkan menurut Djamarah 2011:38 menyatakan bahwa keaktifan
adalah aktivitas yang melibatkan aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Keaktifan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan
perubahan pengetahuan-pengetahuan,
nilai-nilai sikap,
dan keterampilan pada siswa.
Aktivitas belajar pada dasarnya tidak hanya terjadi di dalam kegiatan intern belajar mengajar, tetapi juga terjadi di luar kegiatan
tersebut. Namun aktivitas belajar yang konkrit dan lebih bisa diamati yaitu aktivitas belajar siswa ketika kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan. Pengalaman belajar hanya mungkin diperoleh jika peserta didik dengan keaktifannya sendiri bereaksi dan berinteraksi
terhadap lingkungannya. Teori Gestalt Slameto, 2010:9 yang merupakan teori belajar
menyatakan bahwa manusia mengenal lingkungannya melalui proses kognitif dengan memahami stimulus berdasarkan struktur mentalnya.
Tiap kelakuan betapapun sederhananya seperti persepsi ataupun pengamatan merupakan perbuatan intelegen. Proses kognitif adalah
melihat dan menciptakan hubungan berkat pengalamannya yang lampau. Bruner dalam Slameto 2010:11 mengungkapkan bahwa
dalam proses belajar, anak melakukan aktivitas dengan melihat kemudian dihubungkan dengan keterangan intuitif yang ada pada
dirinya. Jadi, keaktifan belajar menurut para ahli adalah suatu kegiatan
yang melibatkan aktivitas fisik maupun mental yang dilakukan untuk
menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa.
b. Macam-macam Aktivitas Belajar
Sanjaya 2009:182 menyatakan aktivitas belajar dapat berupa dalam bentuk aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah
aktivitas yang dengan mudah dapat diamati karena terlihat dari bentuk kegiatan yang melibatkan fisik. Sedangkan aktivitas psikis adalah
aktivitas yang tidak langsung dapat diamati karena melibatkan mental anak. Sanjaya 2009:182 juga membagi macam aktivitas belajar
menjadi delapan, yakni 1 mendengarkan, 2 berdiskusi, 3 memproduksi sesuatu, 4 mengerjakan tugas, 5 menyimak, 6
mengumpulkan data, 7 menyusun laporan, dan 8 memecahkan laporan dari beberapa keaktifan tersebut, yang termasuk dalam
aktivitas fisik
meliputi berdisukusi,
memproduksi sesuatu,
mengerjakan tugas, mengumpulkan data, menyusun laporan, dan memecahkan masalah. Sedangkan yang termasuk dalam aktivitas
psikis meliputi mendengarkan dan menyimak. Dierich dalam Hamalik, 2001:172 membagi aktivitas belajar
menjadi delapan macam kegiatan, yakni: a. Kegiatan Visual
Dalam kegiatan visual ini ada beberapa kegiatan, diantaranya yakni membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demostrasi,
pameran, dan mengamati orang lain.
b. Kegiatan Lisan Dalam kegiatan ini meliputi mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan
interupsi. c. Kegiatan Mendengarkan
Kegiatan mendengarkan meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau
diskusi kelompok,
dan mendengarkan suatu permainan.
d. Kegiatan Menulis Dalam kegiatan ini bentuk kegiatannya seperti menulis cerita,
menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
e. Kegiatan Menggambar Dalam kegiatan menggambar meliputi menggambar, membuat
grafik, diagram, peta, dan pola. f. Kegiatan Metrik
Dalam kegiatan ini, bentuk kegiatannya seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat
model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
g. Kegiatan Mental Dalam kegiatan mental seperti merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h. Kegiatan Emosional Sedangkan dalam kegiatan emosional, bentuk kegiatannya seperti
minat, membedakan, berani, dan tenang. Dengan demikian dalam pembelajaran siswa diharapkan aktif
mencari, menyelidiki,
merumuskan, menguji,
membuktikan, mengaplikasikan, menjelaskan dan memberikan interpretasi terhadap
apa yang dipelajari. Semua hal tersebut diperoleh siswa dengan mengumpulkan dan mempergunakan informasi baru untuk mengubah,
melengkapi atau menyempurnakan pemahaman yang tertanam sebelumnya dan dengan memanfaatkan keleluasaan yang diberikan
untuk melakukan eksperimen-eksperimen, termasuk di dalamnya kemungkinan untuk berbuat salah dan belajar dari kesalahan itu.
Dari macam-macam aktivitas belajar di atas peneliti mengambil beberapa indikator keaktifan yang akan digunakan untuk penelitian.
Indikator yang peneliti ambil didasarkan pada pendapat Djamarah 2011:38 dan Sanjaya 2009:182. Indikator menurut Djamarah
2011:38 yakni mengamati orang lain bekerja menjelaskan, mendemonstrasikan dan mendengarkan pendapat teman. Sedangkan
indikator keaktifan menurut Sanjaya 2009:182 yakni mengerjakan
tugas dengan
alat peraga,
berdiskusi dengan
teman, dan
mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok. Dari ke lima indikator keaktifan tersebut, dua indikator diantaranya merupakan jenis aktivitas
psikis, dan tiga indikator lainnya merupakan jenis aktivitas fisik. Jadi indikator keaktifan dari penelitian ini yakni, 1 mengamati orang lain
bekerja, 2 mendengarkan pendapat teman, 3 mengerjakan tugas dengan alat peraga, 4 berdiskusi dengan teman, dan 5
mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok. c.
Manfaat Aktivitas Belajar
Sanjaya 2009:183 mengatakan manfaat aktivitas belajar yakni siswa dapat terlibat secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual
dalam setiap proses pembelajaran. Siswa dapat belajar secara langsung dengan pengalaman yang disajikan secara langsung. Dengan demikian
timbul adanya interaksi multi arah antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.
Hamalik 2001:175 menambahkan manfaat aktivitas belajar yakni
siswa dapat
mencari pengalaman
langsung, dapat
mengembangkan semua aspek siswa, memupuk kerjasama antar siswa, siswa bekerja menurut bakat dan minatnya masing-masing, suasana
dalam belajar menjadi demokratis karena memupuk disiplin dalam kelas saat pembelajaran yang secara konkret dan realistik. Dengan
demikian dapat mengembangkan berpikir kritis serta menghindari verbalistis, dan membuat pembelajaran menjadi lebih hidup.
4. Hasil Belajar