76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini akan membahas mengenai kegiatan pra penelitian, deskripsi tiap siklus, hasil penelitian, dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dengan judul “Penggunaan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa Pada Kelas III SD Negeri Karangmloko 2 ” yang telah
dilaksanakan.
1. Kondisi Awal Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal
di kelas III SD N Karangmloko 2 pada mata pelajaran matematika. Observasi bertujuan untuk melihat kondisi awal siswa kelas III SD Negeri
Karangmloko 2. Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas III untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran matematika. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh kurangnya keaktifan belajar pada saat
pembelajaran matematika. Selain itu, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika juga rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari daftar
nilai siswa dua tahun sebelumnya yaitu tahun 20122013 dan 20132014.
a. Keaktifan Siswa Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain dari observasi, hasil
wawancara peneliti dengan guru kelas III juga tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Dari hasil wawancara tersebut, siswa
kurang terlibat dalam pembelajaran matematika dikarenakan waktu yang kurang mencukupi dan kondisi guru yang sudah tua. Selain itu,
alat peraga yang dimiliki sekolah juga kurang lengkap, jadi siswa kurang
terlibat langsung
dalam pembelajaran.
Pada saat
pembelajaran matematika, siswa hanya cenderung melihat pada LKS dan buku paket, hanya ada beberapa siswa yang aktif. Persentase
kondisi awal keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa
No. Indikator
Persentase Lembar Pengamatan
1. Mengamati orang lain bekerja
25,80 2.
Mendengarkan pendapat teman 35,48
3. Mengerjakan tugas dengan alat peraga
4. Berdiskusi dengan teman
41.93 5.
Mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok
38,70
Rata-rata 28,38
Berdasarkan data keaktifan siswa pada tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa kurang dari 50 yakni 28,38 siswa yang aktif. Dari
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagian besar siswa tidak mengamati orang lain bekerja, mereka cenderung ramai sendiri.
Tidak mendengarkan pendapat teman dengan baik, tidak ada satu pun siswa yang mengerjakan dengan bantuan alat peraga karena
memang alat peraga di SD kurang memenuhi, berdiskusi antar teman juga kurang, karena hanya ikut-ikutan saja, dan sulit untuk
mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok karena malu-malu. b. Hasil Belajar
Kondisi awal hasil belajar siswa didapatkan dari nilai ulangan kelas III dua tahun sebelumnya, yakni tahun pelajaran
20122013 dan 20132014. Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran matematika adalah 65. Kondisi awal hasil belajar siswa
kelas III dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3.
Tabel 4.2 Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Tahun Pelajaran 20122013
Jumlah siswa
29
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
9 20
Rata-rata 63,55
Nilai tertinggi
90
Nilai terendah 34
Persentase ketuntasan 31,04
68,96
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan matematika siswa kelas III tahun pelajaran 20122013 masih
dibawah KKM. Bahkan yang mencapai KKM hanya ada 9 siswa atau 31,04 . Sedangkan yang belum mencapai KKM ada 20 siswa atau
68,96.
Tabel 4.3 Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Tahun Pelajaran 20132014
Jumlah siswa 32
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
Total Nilai 1917
12 20
Rata-rata 59.90
Nilai tertinggi
81
Nilai terendah 36
Persentase ketuntasan 37,5
62,5
Berdasarkan tabel 4.3 bahwa nilai rata-rata ulangan matematika siswa kelas III tahun pelajaran 20132014 masih
dibawah KKM yaitu 59,90. Siswa yang mencapai KKM hanya ada 12 siswa atau 37,5 . Sedangkan yang belum mencapai KKM ada
20 siswa atau 62,5. 1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti,
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian, yakni perangkat perangkat pembelajaran yang terdiri dari
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja
Siswa LKS, bahan ajar, soal evaluasi beserta dengan kunci jawaban, lembar pengamatan, dan media pembelajaran.
Siklus I terdapat 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 × 35 menit. Dalam melaksanakan Siklus I
ini, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yang berjumlah 2 orang. Masing-masing dari teman sejawat tersebut seorang
diantaranya mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar sementara seorang yang lain mendokumentasikan kegiatan
belajar mengajar dengan mengambil gambar berupa foto. b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 × 35 menit. Pembelajaran pada
siklus I ini lebih berfokus pada materi pengukuran panjang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia PMRI. Maka dalam setiap pembelajaran, muncul karakteristik-karakteristik yang terdapat dalam
PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.
1 Pertemuan 1 Pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada
tanggal 12 Februari 2015 dengan alokasi waktu 2 × 35 menit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian salam kepada
siswa, mengajak siswa berdoa bersama, dan melakukan absensi
siswa. Guru peneliti melakukan apersepsi bertanya mengenai materi minggu lalu. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran
serta memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak bernyanyi bersama sebelum memulai pembelajaran. Kegiatan inti
yang dilakukan untuk memahami materi pembelajaran, sisswa dibimbing guru untuk mengenal macam-macam alat ukur panjang,
seperti roll meter, metelin, alat ukur tinggi badan. Siswa didampingi guru untuk menemukan benda-benda di sekitar yang
dapat diukur panjangnya. Setelah melakukan pengukuran dengan pendampingan
guru, siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota. Ada lima kelompok yang beranggotakan 5 siswa,
dan ada satu kelompok yang beranggotakan 6 siswa. Setiap kelompok diberi alat peraga metelin, roll meter, dan alat pengukur
tinggi badan. Lalu dalam kelompok tersebut siswa diberi tugas untuk mencari benda-benda di sekitar kelas yang yang dapat
diukur. Tiap-tiap kelompok mengukur, antara lain mengukur lebar meja, panjang meja, panjang papan tulis, tinggi kursi, lebar rak
buku, dengan menggunakan alat ukur yang sesuai. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan menuliskan hasil diskusi tersebut
pada kolom yang terdapat dalam LKS yang telah disediakan oleh guru. Usai berdiskusi, perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut. Setelah semua
kelompok selesai melakukan presentasi, kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan kegiata belajar II dalam kelompok yang sama.
Dalam kegiatan tersebut, siswa diminta untuk menjodohkan antara panjang dan lebar benda dengan alat ukur yang sesuai. Setelah itu,
siswa diberi peneguhan oleh guru mengenai materi pengukuran panjang. Bahwa setiap panjang suatu benda dapat diukur dengan
alat ukur panjang yang berbeda. Seperti, panjang buku dapat diukur dengan penggaris, sedangkan panjang papan tulis dapat diukur
dengan roll meter Kegiatan akhir, siswa dibimbing guru untuk merefleksikan
kegiatan tersebut, yakni dengan memberikan tanda checklist √
pada salah satu simbol sesuai dengan perasaan yang masing- masing siswa rasakan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
Tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa diminta untuk mengukur tinggi badan masing-masing ketika dirumah
dengan bantuan orang tua dengan menggunakan alat ukur tinggi
badan.
2 Pertemuan 2 Pada pembelajaran siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada
tanggal 13 Februari 2015 dengan alokasi waktu 2 × 35 menit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian salam kepada
siswa, mengajak siswa berdoa bersama, dan melakukan absensi siswa. Guru melakukan apersepsi, yakni guru bertanya kepada
siswa tentang materi pertemuan 1. Guru bertanya apakah siswa sudah melakukan kegiatan mengukur tinggi sepertiyang
ditugaskan pada pertemuan 2. Guru menyampaikan penjelasan terkait dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, guru juga
memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak siswa bernyanyi bersama.
Kegiatan inti, siswa dibimbing guru untuk membicarakan tentang pengalaman siswa yang berkaitan dengan pengukuran
panjang dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada pertemuan 1 guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mengukur
tinggi badan masing-masing dengan bantuan orang tua dengan menggunakan alat ukur tinggi badan. Lalu guru bertanya,
bagaimana cara mengukur tinggi badan? Alat apa yang digunakan untuk mengukur? Selain mengukur tinggi badan, saat di rumah apa
saja yang dapat diukur dengan alat ukur panjang? Setelah kegiatan tersebut, siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok
terdari dari 5-6 siswa. Pembagian anggota kelompok seperti pada pertemuan 1. Ada lima kelompok yang beranggotakan 5 siswa, dan
ada satu kelompok yang beranggotakan 6 siswa. Setiap kelompok diberi alat peraga metelin, roll meter, dan alat pengukur tinggi
badan. Kemudian siswa diberi tugas untuk mencari benda-benda di sekitar kelas yang bisa diukur panjangnya, seperti mengukur lebar
meja, lebar papan tulis, panjang rak buku dengan menggunakan
alat ukur penggaris dan meteran. Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan kegiatan belajar I, yakni mengukur tinggi badan
temananggota satu kelompok dengan menggunakan alat ukur tinggi badan. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan menuliskan
hasil pekerjaan kelompok dalam LKS yang telah disediakan oleh guru. Setelah itu, siswa mengerjakan kegiatan belajar II secara
berkelompok, yakni siswa diminta untuk menaksir panjang ke puluhan terdekat. Siswa menuliskan hasil pada LKS yang telah
disediakan oleh guru. Kemudian siswa diberi peneguhan oleh guru mengenai materi pengukuran panjang. Setiap panjang suatu benda
dapat diukur dengan alat ukur panjang yang berbeda, seperti tinggi badan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur tinggi badan,
panjang meja dapat diukur dengan meteran. Siswa dan guru menarik kesimpulan bersama. Siswa
mengerjakan soal evaluasi siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa. Kegiatan akhir, siswa dibimbing guru untuk merefleksikan
kegiatan tersebut, yakni dengan memberikan tanda checklist √
pada salah satu simbol sesuai dengan perasaan yang masing- masing siswa rasakan. Tindak lanjut, siswa diminta untuk
mempelajari pengukuran berat dengan didampingi orang tua saat dirumah.
c. Pengamatan Observasi siswa berpedoman pada lembar pengamatan
yang sudah dibuat oleh peneliti. Lembar pengamatan digunakan untuk melihat tingkat keaktifan yang dilakukan oleh siswa.
1 Keaktifan Siswa Tahap observasipengamatan keaktifan siswa dilakukan
bersamaan dengan proses belajar mengajar pada siklus I dan difokuskan pada akhir siklus atau pertemuan kedua. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer. Hal yang difokuskan pada saat mengamati
keaktifan yakni mengamati orang lain bekerja, mendengarkan pendapat teman, mengerjakan tugas dengan alat peraga,
berdiskusi dengan teman, dan mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok. Dalam hal ini observer memberikan tanda
check list √ bagi siswa yang melakukan keaktifan yang nampak
pada saat pembelajaran tersebut berlangsung. Hasil perhitungan dari pengamatan keaktifan siswa siklus I dapat dilihat pada tabel
4.4.
Tabel 4.4 Persentase Keaktifan Siswa Siklus I
No. Indikator
Jumlah Siswa Aktif
Persentase Target
Persentase Capaian
1. Mengamati orang lain
bekerja 17
50 54,83
2. Mendengarkan pendapat
teman 19
50 61,29
3. Mengerjakan tugas dengan
22 50
70,96
No. Indikator
Jumlah Siswa Aktif
Persentase Target
Persentase Capaian
alat peraga 4.
Berdiskusi dengan teman 20
50 64,51
5. Mendemonstrasikan hasil
pekerjaan kelompok 21
50 67,74
Rata-rata 50
63,86
Sementara untuk data keaktifan siswa di atas jika disusun dalam sebuah grafik dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Diagram Keaktifan Siklus I
Dari diagram 4.1 terlihat bahwa ada peningkatan keaktifan yang signifikan. Pada siklus I ini target yang ditetapkan dari
kondisi awal dapat terlampaui. 2 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 65.
Hasil nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
10 20
30 40
50 60
70 80
indikator 1 indikator 2
indikator 3 indikator 4
indikator 5 target
capaian
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I Jumlah siswa
31 Jumlah nilai
2275 Rata-rata
73,38 Nilai tertinggi
90 Nilai terendah
45 Persentase siswa tuntas
67,74 21 siswa Persentase siswa belum tuntas
32,26 10 siswa
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data nilai rata-rata siswa kelas III pada materi pengukuran sebesar 73,38 dari 31 siswa.
Siswa yang mencapai KKM sebesar 67,74 atau 21 siswa dari 31 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebesar
32,26 atau 10 siswa dari 31 siswa. d. Refleksi
Siklus I sudah terlaksana dengan baik. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah nampak baik dan meningkat
dibanding dengan sebelum siklus. Kemampuan siswa dalam materi pengukuran panjang sudah baik, karena dibantu dengan benda-benda
nyata yang berada di sekitar siswa. Hal tersebut memudahkan siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Siswa sangat
antusias dalam menggunakan media, terbukti saat siswa mengerjakan LKS dalam kelompok semua siswa mencoba untuk menggunakan
media yang diberikan guru, antara lain roll meter, penggaris, metelin, dan alat pengukur tinggi badan. Siswa tampak sangat senang
menggunakan media tersebut. Kemampuan siswa dalam melakukan
pengukuran panjang sudah cukup baik terbukti nilai rata-rata siswa dalam evaluasi siklus I adalah 73,38. Nilai tertinggi dari hasil
evaluasi adalah 90 dan nilai terendah dari hasil evaluasi siklus I adalah 45.
e. Tindak Lanjut Dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kekurangan.
Kekurangannya adalah guru masih belum tegas dalam pengkondisian kelas, maka masih ada beberapa siswa yang ribut sendiri. Guru
melanjutkan pembelajaran pada siklus II untuk memperbaiki manajemen kelas dan pemantapan hasil.
2. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menyiapkan segala seuatu yang dibutuhkan dalam penelitian,
yakni perangkat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa
LKS, bahan ajar, soal evaluasi beserta dengan kunci jawaban, lembar pengamatan, dan media pembelajaran.
Siklus II terdapat 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 × 35 menit. Dalam melaksanakan siklus II
ini, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yang berjumlah 2 orang. Masing-masing dari teman sejawat tersebut seorang
diantaranya mengamati keaktifan siswa selama proses belajar
mengajar, sementara seorang yang lain mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar dengan mengambil gambar berupa foto.
b. Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setiap
pertemuan memiliki alokasi waktu 2 × 35 menit. Pembelajaran pada siklus II ini lebih berfokus pada materi pengukuran berat. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI. Maka dalam setiap
pembelajaran, muncul karakteristik-karakteristik yang terdapat dalam PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatn hasil
konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan. 1 Pertemuan 1
Pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2015 dengan alokasi waktu 2 × 35 menit.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian salam kepada siswa, mengajak siswa berdoa bersama, dan melakukan absensi
siswa. Guru peneliti melakukan apersepsi bertanya mengenai materi pertemuan 2 siklus I. Guru bertanya apakah siswa sudah
mempelajari pengukuran berat seperti yang ditugaskan pada pertemuan 2 siklus I. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran.
Setelah itu, guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama sebagai motivasi sebelum malakukan pembelajaran. Siswa dibimbing guru
untuk mengenal macam-macam alat ukur berat, seperti timbangan
barang, timbangan buah, timbangan badan, gambar neraca timbangan emas, serta gambar timbangan karung beras.
Siswa dibimbing guru untuk mencari tahu fungsi dari masing-masing timbangan dan menemukan perbedaannya. Siswa
didampingi guru untuk mencari benda-benda di sekitar yang bisa ditimbang, seperti menimbang empat buah buku. Siswa dibagi
dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota. Ada lima kelompok yang beranggotakan 5 siswa, dan ada satu
kelompok yang beranggotakan 6 siswa. Anggota kelompok berbeda dari siklus I. Guru membagikan alat peraga timbangan
buah, timbangan barang, dan timbangan badan.Lalu siswa dibimbing guru untuk melakukan kegiatan belajar 1 yakni
menimbang gula, jagung, beras, kacang, dan kedelai yang telah disediakan oleh guru menggunakan timbangan barang. Siswa
berdiskusi dalam kelompok dan menuliskan hasil diskusi tersebut pada LKS yang telah disediakan oleh guru. Perwakilan kelompok
maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Selanjutnya siswa mengerjakan kegiatan belajar II secara berkelompok, yakni
menjodohkan antar benda dengan alat ukur berat yang sesuai. Siswa diberi peneguhan oleh guru mengenai materi pengukuran
berat. Setiap berat benda dapat diukur dengan alat ukur berat yang berbeda seperti, karung beras dapat diukur dengan timbangan
karung beras, sedangkan emas dapat diukur dengan neraca.
Kegiatan akhir, siswa dibimbing guru untuk merefleksikan kegiatan tersebut, yakni dengan memberikan tanda checklist
√ pada salah satu simbol sesuai dengan perasaan yang masing-
masing siswa rasakan. Guru memberikan tindak lanjut pada siswa, yakni siswa diminta untuk menimbang berat badan masing-masing
ketika dirumah dengan bantuan orang tua dengan menggunakan timbangan badan.
2 Pertemuan 2 Pada pembelajaran siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada
tanggal 17 Februari 2015 dengan alokasi waktu 2 × 35 menit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian salam kepada
siswa, mengajak siswa berdoa bersama, dan melakukan absensi siswa. Guru melakukan apersepsi, yakni guru bertanya kepada
siswa mengenai materi pertemuan sebelumnya, apakah siswa sudah melakukan kegiatan menimbang berat badan seperti yang
ditugaskan sebelumnya. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran. Setelah itu, siswa diajak bernyanyi bersama
sebagai motivasi sebelum memulai pembelajaran. Siswa dibimbing guru untuk membicarakan pengalaman
siswa yang berkaitan dengan pengukuran berat dalam kehidupan sehari-hari. Siswa didampingi guru untuk menemukan contoh
benda-benda yang dapat ditimbang. Lalu, siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota. Ada lima
kelompok yang beranggotakan 5 siswa, dan ada satu kelompok yang beranggotakan 6 siswa. Anggota kelompok sama seperti pada
siklus II pertemuan 1. Guru membagikan timbangan pada tiap kelompok sebagai media pembelajaran. Siswa dibimbing guru
untuk melakukan kegiatan belajar 1, yakni menimbang berat badan masing-masing anggota kelompok. Siswa berdiskusi dalam
kelompok dan menuliskan hasil diskusi kelompok pada LKS yang telah disediakan oleh guru. Perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kemudian siswa dibimbing guru untuk mengerjakan kegiatan belajar II secara
berkelompok, yakni siswa menaksir berat benda ke puluhan terdekat.
Siswa diberi peneguhan oleh guru mengenai materi pengukuran berat. Bahwa setiap berat benda dapat diukur dengan
alat ukur yang berbeda-beda.Seperti, berat buah dapat ditimbangan dengan timbangan buah, berat badan dapat ditimbang dengan
timbangan badan. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa. Siswa dibimbing guru untuk
merefleksikan kegiatan tersebut, yakni dengan memberikan tanda checklist
√ pada salah satu simbol sesuai dengan perasaan yang masing-masing siswa rasakan.
c. Pengamatan Observasi siswa berpedoman pada lembar pengamatan yang sudah
dibuat oleh peneliti.Lembar pengamatan digunakan untuk melihat tingkat keaktifan yang dilakukan oleh siswa.
1 Keaktifan Siswa Tahap observasipengamatan keaktifan siswa dilakukan
bersamaan dengan proses belajar mengajar pada siklus II dan juga difokuskan pada akhir siklus atau pertemuan kedua. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer. Hal yang difokuskan pada saat mengamati
keaktifan yakni mengamati orang lain bekerja, mendengarkan pendapat teman, mengerjakan tugas dengan alat peraga,
berdiskusi dengan teman, dan mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok. Dalam hal ini observer memberikan tanda
check list √ bagi siswa yang melakukan keaktifan yang nampak
pada saat pembelajaran tersebut berlangsung. Hasil perhitungan dari pengamatan keaktifan siswa siklus II dapat dilihat pada tabel
4.6.
Tabel 4.6 Persentase Keaktifan Siswa Siklus II
No. Indikator
Jumlah Siswa Aktif
Persentase Target
Persentase Capaian
1. Mengamati orang lain
bekerja 28
80
90,32
2. Mendengarkan pendapat
teman 25
70
80,64
No. Indikator
Jumlah Siswa Aktif
Persentase Target
Persentase Capaian
3. Mengerjakan tugas dengan
alat peraga 31
80
100
4. Berdiskusi dengan teman
29 80
93,64
5. Mendemonstrasikan hasil
pekerjaan kelompok 31
80
100
Rata-rata 78
92,92
Sementara untuk data keaktifan siswa di atas jika disusun dalam sebuah grafik dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2 Diagram Keaktifan Siklus II Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa setiap indikator
keaktifan mencapai target yang telah ditentukan pada siklus II. 2 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi yang dilakukan di akhir siklus II dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 65.
Hasil nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
20 40
60 80
100 120
indikator 1 indikator 2
indikator 3 indikator 4
indikator 5 target
capaian
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II Jumlah siswa
31 Jumlah nilai
2505 Rata-rata
80.80 Nilai tertinggi
100 Nilai terendah
35 Persentase siswa tuntas
87,09 27 siswa Persentase siswa belum tuntas
12,91 4 siswa
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh data nilai rata-rata siswa kelas III materi pengukuran pada siklus II sebesar 80,80 dari 31
siswa. Siswa yang mencapai KKM sebesar 87,09 atau 27 siswa dari 31 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM
sebesar 12,91 atau 4 siswa dari 31 siswa. d. Refleksi
Setelah melaksanakan siklus II, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk
mengetahui kekurangan yang terjadi pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siklus II sudah terlaksana dengan baik. Keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah nampak baik dan meningkat dibanding dengan sebelum siklus I. Kemampuan siswa
dalam materi pengukuran berat juga sudah baik, karena dibantu dengan benda-benda nyata yang berada di sekitar siswa. Hal tersebut
memudahkan siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Siswa sangat antusias dalam menggunakan media, terbukti saat siswa
mengerjakan LKS dalam kelompok semua siswa mencoba untuk
menggunakan media yang diberikan guru, antara lain timbangan buah, timbangan gula, timbangan berat badan. Siswa tampak sangat
senang menggunakan media tersebut. Kemampuan siswa dalam melakukan pengukuran berat sudah cukup baik terbukti nilai rata-rata
siswa dalam evaluasi siklus II adalah 80,80. Nilai tertinggi dari hasil evaluasi adalah 100 dan nilai terendah dari hasil evaluasi siklus I
adalah 35.
B. Pembahasan