4 Refleksi
Refleksi yang dilakukan oleh peneliti yakni sebagai berikut:
a Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan selama dalam siklus II, keberhasilan apa saja yang telah dicapai, hambatan yang
dihadapi oleh siswa. b Membandingkan hasil ulangan dan obeservasi keaktifan
yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah siklus
dilanjutkan atau tidak.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data Bagian ini menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti, yaitu wawancara dan observasi. a. Wawancara
Wawancara merupakan cara pengambilan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada guru
atau siswa. Sudjana 2009: 68 mengungkapkan bahwa ada dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara
bebas. Peneliti menggunakan wawancara terstruktur yakni dengan menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu. Peneliti melakukan
wawancara dengan guru kelas untuk mengetahui kondisi awal
keaktifan siswa dan permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran Matematika. Peneliti menyusun terlebih dahulu
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada guru. Langkah- langkah yang harus dilakukan dalam menyusun pedoman
wawancara menurut Arifin 2009: 158 adalah: 1 merumuskan tujuan wawancara; 2 membuat kisi-kisi wawancara; 3
menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan. b. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan objektif mengenai suatu kejadian
untuk mencapai tujuan tertentu Arifin 2009:153. Tujuan observasi adalah untuk mengumpulkan informasi dan data untuk
mengukur perilaku yang terjadi di kelas. Arikunto 2006:127 menambahkan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan
pengambilan data untuk memotret sejauh mana efek tindakan dapat mencapai sasaran. Observasi dalam penelitian ini dilakukan
secara langsung oleh peneliti dengan bantuan teman sejawat untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengamatan ini dilakukan oleh
peneliti pada setiap akhir pertemuan di setiap siklusnya untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. Pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti yakni dengan cara memberikan tanda check list √
pada setiap indikator yang dilakukan oleh siswa. 2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis instrumen, yakni tes dan non tes. Tes digunakan peneliti untuk
mengetahui hasil belajar siswa, sedangkan non tes digunakan peneliti untuk mengukur keaktifan belajar siswa.
a. Keaktifan Siswa Instrument yang digunakan oleh peneliti berupa lembar
pengamatan untuk menilai keaktifan siswa. Pengamatan dilakukan peneliti pada akhir pertemuan di setiap siklusnya. Pengamatan
dilakukan dengan memberikan check list untuk setiap siswa yang melakukan
tindakan sesuai
dengan indikator
keaktifan. Pengamatan dilaksanakan dari awal kegiatan pembelajaran hingga
akhir kegiatan pembelajaran. Pada tabel 3.1 berikut merupakan indikator keberhasilan keaktifan siswa:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Keaktifan
No Indikator Keaktifan
Jenis Keaktifan Keterangan
1. Mengamati orang lain bekerja
menjelaskan, mendemonstrasikan Keaktifan Psikis
Lembar Pengamatan
2. Mendengarkan pendapat teman
Keaktifan Psikis 3.
Mengerjakan tugas dengan alat Keaktifan Fisik
No Indikator Keaktifan
Jenis Keaktifan Keterangan
peraga 4.
Berdiskusi dengan teman Keaktifan Fisik
5. Mendemonstrasikan hasil pekerjaan
kelompok Keaktifan Fisik
Berdasarkan tabel 3.1 di atas terdapat lima indikator yang akan diamati oleh peneliti dalam lembar pengamatan. Dalam
lembar pengamatan didasarkan pada pendapat Djamarah 2011:38 dan Sanjaya 2009:182. Indikator menurut Djamarah 2011:38
yakni mengamati
orang lain
bekerja menjelaskan,
mendemonstrasikan dan
mendengarkan pendapat
teman. Sedangkan
indikator menurut
Sanjaya 2009:182
yakni mengerjakan tugas dengan alat peraga, berdiskusi dengan teman,
dan mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok. Dari ke lima indikator tersebut, dua indikator diantaranya merupakan jenis
keaktifan psikis, dan tiga indikator lainnya merupakan jenis aktivitas fisik.
Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada setiap indikatornya yakni 1 dan 0. Pada indikator pertama, skor 1
diberikan jika mengamati orang lain bekerja menjelaskan, mendemonstrasikan, skor 0 diberikan jika tidak mengamati orang
lain bekerja menjelaskan, mendemonstrasikan. Pada indikator
kedua, skor 1 diberikan jika mendengarkan pendapat teman, skor 0 diberikan jika tidak mendengarkan pendapat teman. Indikator
ketiga, skor 1 diberikan jika mengerjakan tugas dengan alat peraga, skor 0 diberikan jika tidak mengerjakan tugas dengan alat peraga.
Pada indikator keempat, skor 1 diberikan jika berdiskusi dengan teman, skor 0 diberikan jika tidak berdiskusi dengan teman. Pada
indikator kelima, skor 1 diberikan jika mendemonstrasikan hasil pekerjaan
kelompok, skor
diberikan jika
tidak mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembelajaran Matematika di kelas III?
2. Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika? 3.
Apakah pernah menggunakan pendekatan PMRI dalam melaksanakan pembelajaran Matematika di kelas III?
4. Faktor apa penyebabnya?
5. Bagaimana keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika?
Selain pengamatan, peneliti juga menggunakan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru kelas III untuk memperoleh
informasi mengenai pembelajaran matematika di kelas. Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun pedoman wawancara
terlebih dahulu seperti yang dilihat pada tabel 3.2.
b. Hasil Belajar Margono
2003:170 mengungkapkan
bahwa tes
merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor yang berupa angka. Tes pilihan ganda yaitu salah satu tes bentuk obyektif yang
terdiri dari pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus memilih salah satu dari
beberapa jawaban di tiap-tiap butir soal yang telah disediakan. Tes ini dikembangkan sendiri oleh peneliti yang mengacu pada kisi-kisi
soal. Tes yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa yakni berjumlah 30 butir soal untuk diujicobakan pada siklus
I dan 30 butir soal untuk diujicobakan pada siklus II. Dari masing- masing soal tersebut mempunyai bobot satu. Kisi-kisi soal siklus I
dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Validasi Soal Siklus I
No. Indikator
Nomor Soal Taraf
Kesukaran Jumlah
Soal
1. Menyebutkan macam-
macam alat ukur panjang
10, 14 Sulit
6 4, 21
Sedang 25, 29
Mudah 2.
Memilih alat ukur 20, 23, 30
Sulit 11
No. Indikator
Nomor Soal Taraf
Kesukaran Jumlah
Soal
panjang yang sesuai 1, 3, 17, 26,
30 Sedang
5, 8, 11 Mudah
3. Menaksir panjang
27, 28 Sulit
13 13, 16, 18, 19
Sedang 2, 6, 7, 9, 12,
22, 24 Mudah
Jumlah Validasi Soal Siklus I 30
Tabel 3.3 menjelaskan bahwa jumlah soal yang digunakan untuk evaluasi pada siklus I sebanyak 30 soal. Soal evaluasi
digunakan untuk mengukur hasil belajar. Sedangkan kisi-kisi soal siklus II dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Validasi Soal Siklus 1I
No. Indikator
Nomor Soal Taraf
Kesukaran Jumlah
Soal
1. Menjelaskan
pengertian pengukuran berat
5
Sulit 5
10
Sedang
17, 22, 26
Mudah
2. Menyebutkan
macam-macam alat ukur berat
21 Sulit
5 14, 27
Sedang
9, 28
Mudah
No. Indikator
Nomor Soal Taraf
Kesukaran Jumlah
Soal
3. Memilih alat ukur
berat yang sesuai
13 Sulit
8 6, 18, 23
Sedang
1, 3, 24, 29
Mudah
4. Menaksir berat
11, 25 Sulit
12
8, 12, 15, 16
Sedang
2, 4, 7, 19, 20, 30
Mudah
Jumlah Validasi Soal Siklus II 30
Tabel 3.4 menjelaskan bahwa jumlah soal yang digunakan untuk evaluasi pada siklus II sebanyak 30 soal. Soal evaluasi
digunakan untuk mengukur hasil belajar.
E. Uji Validitas dan Reliabilitas