mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dilihat adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat untuk belajar menjadi
berkurang dan hasil belajar juga tidak maksimal. b. Faktor dari luar eksternal
1 Faktor keluarga, merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan terutama.
2 Faktor sekolah, meliputi metode belajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan berdisiplin di
sekolah. 3 Faktor masyarakat, yakni bentuk kehidupan masyarakat sekitar
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jika di lingkungan belajar siswa adalah masyarakat yang terpelajar,
maka siswa akan terpengaruh dan terdorong untuk belajar.
B. Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang relevan mengenai pengukuran, keaktifan, hasil belajar, dan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia PMRI. Penelitian ini untuk mengukur tingkat keaktifan dan hasil belajar siswa terhadap penggunaan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia PMRI mengenai materi pengkuran. Berikut ada tiga penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti:
1. Penelitian yang dilakukan Suhartini 2004 dengan judul penelitian keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran sub topik pengukuran waktu
di kelas II A SD Percobaan 2 Yogyakarta, hasilnya antara lain ditemukan bahwa siswa menggunakan konteks nyata yang biasa dilakukan siswa,
siswa mengkontruksi dan menyelesaikan masalah dengan cara mereka. Siswa berdiskusi dan bertanya atau mengemukakan kepada guru ataupun
temannya atas masalah yang dihadapinya. Penelitian tersebut berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti. Persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan penelitian di atas yakni sama-sama mengambil variabel keaktifan.
Sedangkan perbedaannya terletak pada sub topik yang diteliti. Pada Suhartini sub topik penelitian berfokus pada pengukuran waktu, sedangkan
dalam penelitian ini sub topik berfokus pada pengukuran panjang dan berat.
2. Hasil penelitian Ratini 2005 dengan judul Pengukuran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI di Kelas
III MIN Yogyakarta II menemukan bahwa terasa sekali siswa dapat menghayati pelajaran tentang pengukuran dan dapat memberikan
penjelasan, dapat mencari dan menemukan cara menjawab suatu masalah serta berkarya dengan kertas-kertas yang yang sudah dipotong-potong
menjadi hiasan menarik. Siswa dapat memahami matematika, jiwa seni dan kreativitas berkembang. Budaya diskusi dan kerja sama mewarnai
setiap kegiatan pembelajaran.
Penelitian tersebut berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian di atas yakni sama-sama menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI. Sedangkan perbedaannya terletak
pada variabel yang diteliti. Pada penelitian yang dilakukan Ratini tidak ada variabel yang diteliti. Sedangkan pada penelitian ini ada dua variabel yang
diteliti, yakni keaktifan dan hasil belajar. 3. Setyowati 2012 dengan judul penelitian Peningkatan Aktivitas dan Hasil
Belajar IPA melalui Metode Inquiry pada Siswa Kelas IVA SD Negeri Gedongkiwo, diperoleh hasil seperti peningkatan keaktifan siswa tingkat
kategori aktif mempunyai persentase yang paling banyak yaitu sebanyak 46,67. Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar siswa tingkat kategori
baik persentasenya meningkat yaitu dari 73,34 pada siklus I menjadi 93,33 pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan metode inquiry dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan keaktifan siswa sebesar 8,6, yaitu
meningkat dari 49,7 pada siklus I menjadi 58,3 pada siklus II. Selain itu seiring dengan meningkatnya keaktifan siswa hasil belajar siswa pun
meningkat, hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 7,5, yaitu meningkat dari 65 pada siklus I menjadi
72,5 pada siklus II. Efekpengaruh metode inquiry terhadap peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada penelitian ini yaitu jumlah siswa
yang terlibat dalam keaktifan oral dan keaktifan berfikirmental activities
seperti bertanya, menjawab pertanyaan secara lisan, memaparkan evaluasi dari kegiatan yang dilakukan, dan mengambil kesimpulan meningkat.
Selain itu, visual+listening activities seperti memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru pun meningkat. Pada hasil belajar siswa,
rata-rata hasil belajarnya juga menunjukkan adanya peningkatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui metode inquiry dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IVA SD Negeri Gedongkiwo.
Penelitian tersebut berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian di atas yakni sama-sama menggunakan variabel hasil belajar. Sedangkan perbedaannya terletak pada pendekatan yang digunakan dalam
penelitian. Pada penelitian yang dilakukan Setyowati menggunakan metode Inquiry. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI. Penelitian yang terpapar di atas relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Objek penelitian sama dengan penelitian ini, yaitu pengukuran, keaktifan, hasil belajar, dan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia PMRI. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berfokus pada peningkatan keaktifan dan hasil belajar dengan penggunaaan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia PMRI dalam materi pangukuran. Peta literatur penelitian yang terdahulu dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut:
Gambar 2.10 Peta Literatur Penelitian yang Terdahulu
C. Kerangka Berpikir