Dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartini 2004, Ratini 2005, dan Setyowati 2012 yang melakukan penelitian tentang
keaktifan, hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan peneliti sejalan dengan penelitian yang terdahulu, yaitu keaktifan dan hasil belajar siswa dapat
meningkat.
1. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa merupakan salah satu objek dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan PMRI. Penelitian ini menggunakan 5
indikator untuk mengetahui keaktifan siswa yaitu: 1 mengamati orang lain bekerja menjelaskan, mendemonstrasikan, 2 mendengarkan
pendapat teman menurut Djamarah 2011:38, 3 mengerjakan tugas dengan alat peraga, 4 berdiskusi dengan teman, dan 5
mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok menurut Sanjaya 2009:182. Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II maka didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Persentase Keaktifan Siswa
No. Indikator
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian Ket
Target Capaian Ket
1. Mengamati orang
lain bekerja menjelaskan,
mendemonstrasikan
25,80 50
54,83 tercapai
80
90,32 tercapai
2. Mendengarkan
pendapat teman
35,48 50
61,29 tercapai
80
80,64 tercapai 3.
Mengerjakan tugas dengan alat peraga
50
70,96 tercapai
80
100 tercapai
No. Indikator
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian Ket
Target Capaian Ket
4. Berdiskusi dengan
teman
41,93 50
64,51 tercapai
80
93,54 tercapai 5.
Mendemonstrasikan hasil pekerjaan
kelompok
38,70 50
67,74 Tercapai
80
100 tercapai
Rata-rata
28,38
63,86 92,9
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa ada peningkatan dalam keaktifan yang dilakukan siswa saat pembelajaran matematika
berlangsung di kelas. Pada kondisi awal kurang dari 50 siswa yang dapat dikatakan aktif. Pada siklus I dikatakan aktif karena rata-rata
pencapaian meningkat lebih dari 50. Sedangkan pada siklus II rata- rata pencapaian keaktifan juga meningkat lagi lebih dari 80 siswa yang
melakukan keaktifan. Namun masih ada beberapa siswa yang tidak aktif saat mengikuti pelajaran. Hal tersebut dikarenakan siswa bermalas-
malasan serta ada juga yang mengobrol dengan teman yang lain.
2. Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
PMRI
Penelitian dengan menggunakan pendekatan PMRI pada materi pengukuran telah dilaksanakan di kelas III SD Negeri Karangmloko 2
tahun pelajaran 20142015. Karakteristik dalam pendekatan PMRI adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan Konteks Penggunaan konteks pada penelitian ini bahwa dalam
pembelajaran matematika, siswa dihadapkan pada hal-hal atau permasalahan yang realistik. Dalam kegiatan ini, siswa belajar
dengan menggunakan alat peraga atau benda nyata yang ada di sekitar siswa sebagai pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
Kegiatan tersebut seperti menemukan benda di sekitar yang dapat diukur, misalnya mengukur tinggi kaki kursi. Penggunaan konteks
dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Siswa mengukur tinggi kaki kursi Gambar 4.3 menunjukkan karakteristik penggunaan konteks
dalam PMRI. Siswa dalam gambar tersebut sedang melakukan kegiatan mengukur tinggi kaki kursi dengan menggunakan alat ukur
panjang yakni penggaris. Pengukuran tersebut dilakukan oleh siswa dalam satu kelompok.
b. Penggunaan Model Penggunaan model dalam pembelajaran matematika merupakan
sebuah jembatan untuk memahami pembelajaran matematika dari
tingkat konkret menuju tingkat yang formal. Kegiatan ini dilakukan pada saat guru mengenalkan macam-macam alat ukur kepada siswa,
baik alat ukur panjang maupun alat ukur berat. Siswa diajak guru untuk mengenal alat ukur seperti roll meter, timbangan buah,
timbangan badan, dengan model atau benda yang nyata. Siswa dapat menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain
itu, pemodelan juga membantu siswa untuk memahami dan menguasai konsep matematika dengan lebih mudah serta
mengembangkan sikap positif siswa.
Gambar 4.4 menunjukkan karakteristik PMRI yakni penggunaan model. Pada gambar tersebut siswa melakukan
pengukuran berat badan dengan cara menimbang menggunakan alat ukur timbangan. Siswa melakukan kegiatan menimbang bersama
dengan teman satu kelompok dan didampingi oleh guru. Gambar 4.4 Siswa menimbang berat badan
c. Pemanfaatan Hasil Konstruksi Siswa Pada kegiatan ini peneliti memberikan tindak lanjut kepada
siswa untuk melakukan kegiatantugas di rumah. Setelah siswa melakukan kegiatan yang diminta gurupeneliti siswa diberi
pertanyaan seputar tugas tersebut.
Gambar 4.5 Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa Gambar 4.5 menunjukkan karateristik pemanfaatan hasil
konstruksi siswa dalam PMRI. Siswa diberi tindak lanjut oleh guru. Saat siswa diberi tugas untuk mengukur tinggi badan, kemudian guru
bertanya bagaimana cara mengukur tinggi badan? Alat apa yang digunakan untuk mengukur? Selain mengukur tinggi badan, saat di
rumah apa saja yang dapat diukur dengan alat ukur panjang? Hal tersebut bertujuan sebagai landasan pengembangan konsep
matematika sekaligus juga mengembangkan keaktifan dan kreativitas siswa.
d. Interaktivitas Pada kegiatan ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
Hal tersebut bertujuan agar terjadi komunikasi antar siswa. Dengan mengkomunikasikan, maka pembelajaran akan semakin lebih
bermakna. Interaksi dalam pembelajaran matematika mampu mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa.
Gambar 4.6 Siswa melakukan diskusi kelompok Gambar 4.6 menunjukkan karateristik interaktivitas dalam
PMRI. Gambar tersebut menunjukkan siswa yang dibentuk dalam kelompok bekerja sama untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru untuk kelompok. e. Keterkaitan
Pada kegiatan ini siswa diberi peneguhan pada akhir pertemuan. Hal tersebut dilakukan untuk mengaitkan materi
pembelajaran yang sudah diterima oleh siswa. Seperti untuk mengetahui tinggi badan maka siswa harus melakukan pengukuran
tinggi badan dengan menggunakan alat ukur tinggi badan, untuk
mengetahui berat benda, siswa harus melakukan menimbang dengan alat ukur timbangan badan. Selain itu, siswa juga diberi peneguhan
mengenai nama satuan yang tepat untuk digunakan dalam alat ukur.
Gambar 4.7 Guru menuliskan lagu Gambar 4.7 menunjukkan karateristik dalam PMRI yang kelima
yakni keterkaitan. Gambar tersebut menunjukkan guru menuliskan lagu di papan tulis untuk dinyanyikan siswa bersama dengan guru. Isi dalam
lagu tersebut berkaitan dengan pembelajaran yang berlangsung, yakni mengenai tangga ukuran. Tangga ukuran yang dimaksud adalah satuan
ukur yang digunakan, yaitu kilo, hekto, deka, meter, desi, centi, dan mili.
3. Hasil Belajar