kekurangan pada proses pembelajaran dan kemudian akan dijadikan pedoman perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
c. Siklus II
1 Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan hal yang dirasa kurang dalam kegiatan siklus I,
kemudian menyusun perencanaan baru. 2
Pelaksanaan Peneliti melakukan perbaikan pada tindakan yang dirasa
kurang dalam siklus I. Peneliti juga melakukan tindakan sesuai dengan yang telah direncanakan di Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang baru. Seperti melakukan apersepsi sebagai kegiatan awal, kemudian kegiatan inti seperti pemutaran
filmvideo, melakukan kegiatan daur ulang limbah plastik, dan masuk ke kegiatan penutup.
3 Observasi
Observasi pada siklus II ini dilakukan sama seperti pada siklus I yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Peneliti melakukan pengamatan mengenai penerapan media pembelajaran dan aktivitas siswa Pengamatan dilakukan dengan
bantuan instrumen observasi dan dilengkapi dokumentasi seperti foto.
4 Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa. Kemudian menemukan kekurangan dan
kelebihan penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran.
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, LKS Lembar Kerja Siswa dan silabus lampiran halaman 75-
88 . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibagi menjadi 2 siklus, yaitu
siklus 1 dan siklus 2. 2.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini berupa test dan non-test. a.
Test Test yang digunakan berupa tes awal pre-test dan tes akhir
post-test . Bentuk tes yang diberikan berupa soal tertulis yaitu
pilihan ganda, dengan jumlah 20 butir soal. Test ini merupakan alat ukur yang mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Test
awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai materi yang akan di ajarkan. Test akhir digunakan untuk
mengukur pengetahuan peserta didik mengenai materi yang sudah diajarkan.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tak langsung dan secara teliti
terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat Masijo, 2009:19. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik pengamatan secara langsung. Dengan tujuan agar dapat mengerti ada permasalahan didalam kelas yang
berkaitan dengan aktivitas siswa. Instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar observasi lampiran halaman 114.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat Masijo, 2009:19. Dalam hal ini, dokumentasi merupakan cara memperoleh kegiatan selama
penelitian sebagai bukti telah dilaksanakannya suatu penelitian. Dokumentasi berupa foto saat penelitian juga dibutuhkan sebagai
arsip dalam pengumpulan data.
E. Analisis Data
Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media audiovisual yang dilakukan, perlu dilakukan analisa data. Pada penelitian ini, teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan
untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama
proses pembelajaran Daryanto, 2011:191. Dalam penelitian tindakan kelas memerlukan prosedur, alat,
pelaku, sumber informasi, dan cara analisis data. Hal tersebut dapat diuraikan melalui tabel 3.1.
Tabel 3.1 Prosedur, Alat, Pelaku, Sumber Informasi, dan Cara Analisisnya.
Prosedur Alat
Pelaku Sumber
Informasi Cara
Analisis Menganalisis
aktivitas Lembar
observasi, catatan lapangan
Guru peneliti
dan observer
Siswa Analisis
kualitatif dan
kuantitatif
Mengukur tingkat
keberhasilan belajar siswa
Tes pretest dan posttest
. Guru
pelaksana tindakan
Siswa Analisis
kuantitatif dan
kualitatif
a. Hasil Belajar
1 Pre-test dan post-test
Cara menghitung nilai pre-test, post-test I dan post-test II siswa adalah sebagai berikut :
Skor = x 100
Hasil post-test setiap siswa dihitung untuk mengetahui ketercapaian KKM siswa. KKM kelas XB di SMA GAMA
Yogyakarta mata pelajaran biologi adalah 75. Hasil post-test yang telah dihitung kemudian dilihat kembali untuk menghitung
presentase siswa yang mencapai nilai diatas KKM. Skor tersebut menentukan ketuntasan belajar secara klasikal. Kriteria skor
ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Kriteria Skor Ketuntasan Individu Nilai Post-test
Keterangan
≤ 74 Tidak Tuntas
≥ 75 Tuntas
Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Presentase KKM : x 100
2 Rata-rata nilai kelas
Dalam menghitung rata-rata kelas setiap siklus digunakan rumus :
Rata-rata = b.
Penilaian Aktivitas Untuk mendapatkan hasil perolehan nilai pada aspek psikomotor
digunakan lembar observasi aktivitas siswa. Cara menghitung presentasenya adalah sebagai berikut:
q = peresentase skor hasil observasi partisipasi kelompok siswa
r = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh kelompok
t = skor maksimal
Pengamatan pada aspek psikomotorik siswa dapat dilihat pada tabel Riris, 2013:37.
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Presentase skor Presentase yang diperoleh
Keterangan
66,68 ≤ q ≤ 100 Tinggi
33,34 ≤ q ≤ 66,67 Sedang
0 ≤ q ≤ 33,33 Rendah
Persentase siswa dengan kriteria tinggi untuk menenentukan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan dengan rumus :
Persentase =
F. Indikator Keberhasilan
Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan No.
Indikator Awal
Target 1.
Nilai rata-rata kelas 50
75
2. Jumlah siswa yang mencapai
KKM 30
75
3. Aktivitas kategori tinggi
Belum terukur
80 Data awal tahun ajaran 20132014