Tujuan Penelitian Rumusan Masalah
Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa
secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, psikomotor secara seimbang. Pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa menekankan pada aktivitas siswa secara optimal, artinya menghendaki keseimbangan antara fisik, mental termasuk
emosional, dan aktivitas intelektual. Berkaitan dengan penelitian mengenai aktivitas siswa, dilakukan dengan mengobservasi aktivitas fisik yang
nampak pada siswa seperti memperhatikan video, seiring siswa melakukan aktifitas fisik tersebut secara tidak langsung siswa akan melakukan
aktivitas mentalpsikis seperti berpikir apa yang terjadi dalam video, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas emosional dan intelektual pada
siswa. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak berarti memiliki kadar aktivitas yang rendah dibandingkan dengan siswa
yang sibuk mencatat. Sebab mungkin saja yang duduk itu secara mental ia aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya, dan
menginternalisasi nilai setiap informasi yang disampaikan. Sebaliknya siswa yang sibuk mencatat tidak bisa dikatakan memiliki kadar aktivitas
yang tinggi jika bersangkutan hanya sekedar secara fisik aktif mencatat, tidak diikuti oleh aktivitas mental dan emosi Sanjaya, 2010:137.
Dalam kegiatan belajar mengajar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti
mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa itu ada yang
secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data, dan lain sebagainya, akan tetapi juga ada yang tidak
bisa diamati seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak. Namun demikian, salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah
suatu proses pembelajaran memiliki kadar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa yang tinggi, sedang, atau lemah, dapat kita lihat dari
kriteria penerapan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam
pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Semakin siswa terlibat
dalam ketiga aspek tersebut, maka kadar aktivitas siswa semakin tinggi Sanjaya, 2010:141.