Definisi Mahasiswa Tingkat Akhir

Karakteristik Individu yang memiliki AQ tinggi ditunjukkan dengan adanya motivasi yang tinggi dalam bekerja, kemauan untuk bekerja keras, tekun dan ulet dalam menghadapi masalah Stoltz, 2007. Hal tersebut menurut Hogan, Chammoro-Premuzic, dan Kaiser 2013 menunjukkan individu tersebut dapat bekerja keras, memiliki etos kerja tinggi, dan termotivasi serta berambisi tinggi sehingga dapat mempengaruhi Employability mereka terhadap pihak perusahaan. Employability secara singkat adalah karakteristik individu mencakup sifat dan faktor personal lain yang dapat membantu individu untuk mampu beradaptasi secara aktif dengan lingkungan sehingga mereka dapat mengidentifikasi kesempatan kerja serta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dapat dihargai oleh calon atasan Fugate, Kincki, dan Ashforth, 2004. Dinamika hubungan antara AQ dan Employability secara singkat akan dijelaskan melalui AQ dan juga dimensi-dimensi dari Employability. Individu yang memiliki AQ tinggi menyadari tujuan hidup mereka dan memiliki gairah dalam mengejarnya Stoltz, 2007. Individu tersebut telah memiliki pengetahuan mengenai tujuan yang akan dicapainya, harapan yang dimilikinya, dan juga aspirasinya. Dalam kaitannya dengan dimensi pertama dari Employability, individu tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki Career Identity. Dimensi Career Identity adalah bagaimana individu mendefinisikan dirinya di dalam konteks dunia kerja mencakup di dalamnya terdapat tujuan, harapan, sifat-sifat, nilai – nilai, norma yang individu tersebut miliki Fugate, Kinicki, dan Ashforth, 2004. Fungsi dari Career Identity adalah sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI faktor pemberi motivasi dan pemberi arah dalam memahami dan mengidentifikasi kesempatan kerja serta pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk mencapainya Fugate, Kinicki, dan Ashforth, 2004. Berbeda dengan individu yang memiliki tingkatan AQ rendah, mereka tidak memiliki keyakinan mengenai masa depan dan tidak memahami tujuan mereka di masa depan sehinggga mereka belum memiliki Carer Identity yang jelas sehingga memiliki kemampuan Employability yang lebih rendah dibandingkan individu dengan AQ tinggi. AQ juga memiliki hubungan dengan dimensi Personal Adaptability dari Employability. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tian dan Fan 2014, AQ memiliki hubungan positif antara adaptasi karir dan AQ pada siswa perawat di provinsi Shandong, China. Lebih lanjut, kemampuan untuk dapat mengatasi hambatan merupakan hal yang pokok bagi siswa perawat untuk dapat beradaptasi dengan baik. Chin dan Hung 2013 menjelaskan bahwa karyawan bagian agen asuransi di Taiwan akan menghadapi kecemasan yang cukup besar dari munculnya beban kerja yang tinggi dan hasil pekerjaan yang tidak menentu. Apabila karyawan tidak dapat berjuang untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut maka akan muncul intensi turnover. Karyawan dengan tingkat Adversity Quotient AQ yang tinggi cenderung lebih mampu bertahan di dalam organisasi dibandingkan dengan karyawan dengan tingkat Adversity Quotient AQ yang lebih rendah. Dalam penelitian oleh Bimrose dan Hearne 2012, individu yang mampu merasakan kendali dapat mempengaruhi situasi sulit yang sedang individu hadapi sehingga ia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat bertahan dan berusaha menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. Hal tersebut menunjukkan bahwa AQ memiliki hubungan dengan kemampuan individu untuk beradaptasi di dunia kerja yang penuh dengan tekanan. Individu yang memilik AQ tinggi akan bertindak secara lebih proaktif dibandingkan individu dengan AQ yang lebih rendah Stoltz, 2007; Aitchson, 2012; Parker, William, Turner, 2006. Sifat proaktif membantu inividu untuk terus menerus mengembangkan Human Capital milik mereka Fugate, Kinicki, dan Ashforth, 2004. Hal tersebut mendorong mereka untuk mengembangkan pendidikan atau pelatihan agar mereka dapat menyesuaikan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang mereka miliki untuk menyesuaikan diri mereka dengan tuntutan lingkungan. Individu yang terus menerus mengembangkan Human Capital miliknya mampu membantu mereka untuk dapat mengidentifikasi kesempatan karir sehingga memiliki Employability yang lebih tinggi Fugate, Kinicki, dan Ashforth, 2007. Sifat proaktif yang dimiliki individu dengan AQ tinggi juga akan membantu mereka meningkatkan Social Capital yang mereka miliki. Individu yang proaktif akan lebih aktif mencari informasi dari sekitarnya dan lebih mampu untuk membina relasi formal maupun informal di dalam organisasi. Hal tersebut membuat individu dengan AQ tinggi mampu untuk meningkatkan network size yang mereka miliki Seibert dan Crant, 2001. Masing-masing dari dimensi yang membentuk Employability tersebut memiliki fungsinya sendiri dan berdiri secara independen, namun mereka bergabung membentuk konsep Employability. Kombinasi yang sinergis dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI