Manfaat AQ Adversity Quotient AQ

b. Angkatan tengah merupakan mahasiswa yang mulai memasuki semester lima dan enam di dalam sebuah universitas dan terbebas dari drop out namun belum memiliki hak untuk mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Nyata KKN dan skripsi atau Tugas Akhir TA. c. Angkatan akhir adalah mahasiswa yang telah berada dalam semester 7 dan 8 atau lebih dan sudah dapat mengambil mata kuliah KKN dan skripsi atau TA. Mahasiswa tingkat akhir berada pada rentang umur 20 hingga 25 tahun Winkel dalam Alexander, 2015. Super memiliki Teori Konsep diri yang menyatakan bahwa konsep diri individu sangat penting dalam pilihan karir seseorang Santrock,1997. Dalam teorinya tersebut, Super menjelaskan bahwa terdapat beberapa perubahan tahap perkembangan pada masa remaja dan dewasa yang menentukan karir seseorang. Individu yang berada dalam rentang umur 20 hingga 25 tahun berada dalam tahapan Spesification atau Implementation. Pada tahap Spesification, individu mulai mempersempit pilihan karir yang akan mereka capai dan menyesuaikan perilaku mereka dengan karir yang akan menjadi tujuan mereka. Sedangkan pada tahap Implementation, individu mulai menyelesaikan pendidikan atau pelatihan dan mulai memasuki dunia kerja Santrock, 1997. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tingkat akhir adalah orang yang kuliah di suatu perguruan tinggi, tengah berada dalam semester 7 atau lebih dan berada dalam rentang usia 20 hingga 25 tahun.

D. Dinamika Hubungan antara Adversity Quotient dan Employability pada

Mahasiswa Tingkat Akhir Mahasiswa tingkat akhir adalah orang yang kuliah di suatu perguruan tinggi, tengah berada dalam semester 7 atau lebih serta sudah dapat mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Nyata KKN dan sudah dapat mengambil mata kuliah Skripsi atau Tugas Akhir TA. Berdasarkan teori perkembangan karir Super dalam Santrock, 1997, mahasiswa tingkat akhir berada di antara tahap Spesification dan Implementation. Tugas perkembangan yang harus dilalui oleh mahasiswa tingkat akhir pada kedua tahapan perkembangan tersebut adalah menentukan karir yang akan mereka capai dan mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi dunia kerja saat mereka menyelesaikan tugas pendidikan mereka. Santrock 1997 menyatakan bahwa mahasiswa tingkat akhir juga harus mampu untuk mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi transisi perubahan peran dan menghadapi tanggung jawab baru pada saat memasuki dunia kerja. Mahasiswa tingkat akhir diharapkan menjadi untuk bertanggung jawab atas kesiapan kerja atau Employability mereka sendiri Tran, 2012. Santrock 1997 menjelaskan bahwa mahasiswa tingkat akhir akan dituntut untuk memiliki kompetensi yang tinggi serta tuntutan yang sangat nyata. Kondisi tersebut menyebabkan mahasiswa tingkat akhir akan menghadapi permasalahan dan kondisi yang tidak dapat diantisipasi oleh mereka. Hal tersebut semakin diperkuat oleh pernyataan dari Holton, Juzoh, Simun, dan Chong 2011 yang menyatakan bahwa karyawan freshgraduate memiliki waktu yang sulit, mengecewakan, dan penuh dengan tekanan pada tahun pertamanya bekerja di perusahaan. Selain itu, sebagian besar manajer menyatakan bahwa lulusan universitas tidak siap dalam menghadapi kehidupan profesional. Dalam mepersiapkan diri, Mahasiswa tingkat akhir membutuhkan kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam hidupnya. Kemampuan tersebut disebut juga sebagai Adversity Quotient AQ. AQ menurut Stoltz 2007 adalah ukuran kemampuan individu dalam merespon kesulitan dan hambatan yang terjadi di dalam hidupnya. Terdapat 4 dimensi yang menyusun AQ, yaitu Control, Origin Ownership, Reach, Endurance. Keempat dimensi tersebut menyusun AQ sehingga AQ dapat membantu individu dalam meningkatkan aspek-aspek dalam kehidupannya. Stoltz 2007 mengatakan bahwa AQ memiliki manfaat yang luas dalam kehidupan manusia seperti meningkatkan produktivitas, kreativitas, energi dalam menghadapi kesulitan, daya tahan, dan respon terhadap perubahan. Lebih lanjut, AQ dapat memprediksi individu yang akan menyerah dan bertahan ketika menghadapi kesulitan dan juga membantu individu untuk mencapai potensinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karakteristik Individu yang memiliki AQ tinggi ditunjukkan dengan adanya motivasi yang tinggi dalam bekerja, kemauan untuk bekerja keras, tekun dan ulet dalam menghadapi masalah Stoltz, 2007. Hal tersebut menurut Hogan, Chammoro-Premuzic, dan Kaiser 2013 menunjukkan individu tersebut dapat bekerja keras, memiliki etos kerja tinggi, dan termotivasi serta berambisi tinggi sehingga dapat mempengaruhi Employability mereka terhadap pihak perusahaan. Employability secara singkat adalah karakteristik individu mencakup sifat dan faktor personal lain yang dapat membantu individu untuk mampu beradaptasi secara aktif dengan lingkungan sehingga mereka dapat mengidentifikasi kesempatan kerja serta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dapat dihargai oleh calon atasan Fugate, Kincki, dan Ashforth, 2004. Dinamika hubungan antara AQ dan Employability secara singkat akan dijelaskan melalui AQ dan juga dimensi-dimensi dari Employability. Individu yang memiliki AQ tinggi menyadari tujuan hidup mereka dan memiliki gairah dalam mengejarnya Stoltz, 2007. Individu tersebut telah memiliki pengetahuan mengenai tujuan yang akan dicapainya, harapan yang dimilikinya, dan juga aspirasinya. Dalam kaitannya dengan dimensi pertama dari Employability, individu tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki Career Identity. Dimensi Career Identity adalah bagaimana individu mendefinisikan dirinya di dalam konteks dunia kerja mencakup di dalamnya terdapat tujuan, harapan, sifat-sifat, nilai – nilai, norma yang individu tersebut miliki Fugate, Kinicki, dan Ashforth, 2004. Fungsi dari Career Identity adalah sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI