Jenis penyakit Profil Pasien 1. Karakteristik pasien

B. Profil Peresepan 1. Kelas terapi obat

Seperti tampak pada tabel VII, obat dengan kelas terapi antidiabetes paling banyak diresepkan kepada pasien DM hal ini jelas dikarenakan semua pasien terdiagnosis menderita diabetes. Antidiabetes yang dimaksudkan disini adalah insulin dan antidiabetes oral termasuk di dalamnya sulfonilurea, biguanid, meglitinid, penghambat α-glukosidase, serta thiazolidin. Kelas terapi obat kedua yang paling banyak diresepkan adalah antiinfeksi. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya pasien DM sangat rentan terkena infeksi sehingga pemberian terapi antiinfeksi memang sangat penting. antiinfeksi yang paling banyak digunakan adalah dari golongan antibakteri yaitu sefalosporin. Golongan antibakteri lain yang diresepkan adalah kuinolon, sulfonamid dan trimetorpin, penisilin, klindamisin, aminoglikosida, makrolid serta tetrasiklin. Selain antibakteri juga diresepkan antijamur dan antiprotozoa. Kelas terapi lain yang diresepkan mencakup obat-obat seperti ginkobiloba dan ekstrak phylantii. Tanaman ginkobiloba mengandung senyawa flavonoid ginkgoflavon glikosida dan atau terpenoid ginkgolida dan bilobalida yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Konsumsi ginkobiloba diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah mikrovaskuler, sedangkan ekstrak phylantii yang berasal dari tanaman Phyllanthus niruri bermanfaat bagi terapi peluruhan batu ginjal, agen antibakteri, dan juga sebagai penstimulasi imun. Tabel VII. Distribusi Kelas Terapi Obat yang Diresepkan pada Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari- Desember 2005 No. Kelas Terapi Σ kasus n=63 Persentase 1 Antidiabetes 53 84,1 2 Antiinfeksi 45 71,4 3 Analgesik 19 30,2 4 Ekspektoran 2 3,2 5 Diuretika 10 15,9 6 Antiangina 10 15,9 7 Antireumatik 7 11,1 8 Antihipertensi 26 41,3 9 Antiepilepsi 16 25,4 10 Aritmia Jantung 8 12,7 11 Antihistamin 2 3,2 12 Sedatif dan analgesik periopertif 1 1,6 13 Sirkulasi darah 9 14,3 14 Antiinflamasi 15 23,8 15 Penurun kadar lipid 13 20,6 16 Antiemetikum 10 15,9 17 Antivertigo 1 1,6 18 Sistem saraf pusat 7 11,1 19 Saluran cerna 21 33,3 20 Antistroke 5 7,9 21 Antiplatelet 3 4,8 22 Sistem kardiovaskuler 1 1,6 23 Antifibrinolitik 3 4,8 24 Neutropenia 1 1,6 25 Gizi dan darah 10 15,9 26 Neuromuskuler 1 1,6 27 Infark miokard 1 1,6 28 Neuropati perifer 5 7,9 29 Lain-lain 1 1,6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Golongan antidiabetes

Distribusi golongan obat yang diresepkan kepada pasien DM yang menjalani rawat inap di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari- Desember 2005 akan disajikan pada tabel VIII. Tabel VIII. Distribusi Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari- Desember 2005 No. Golongan Obat Σ Kasus n=63 Persentase 1 Sulfonilurea 22 34,9 2 Biguanid 30 47,6 3 Penghambat Glukosidase alfa 5 7,9 4 Insulin 28 44,4 5 Meglitinid 3 4,8 Seperti yang disajikan pada tabel VIII, golongan obat antidiabetes yang paling banyak diresepkan pada pasien DM yang menjalani rawat inap di rumah sakit Panti rapih Yogyakarta periode 2005 adalah biguanid yaitu metformin. Dari sini nampak bahwa kecenderungan pengobatan pasien DM rumah sakit Panti Rapih mengalami pergeseran bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang didapat dari penelitian tahun 1998-2002 yang menyebutkan bahwa golongan obat antidiabetes yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea.

C. Pemilihan dan Penggunaan Antidiabetes 1. Kombinasi golongan antidiabetes

Kombinasi golongan obat antidiabetes yang diresepkan pada pasien DM rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta disajikan pada tabel IX. Tabel IX. Distribusi Penggunaan Golongan Antidiabetes yang Diresepkan pada Kasus DM rawat inap Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode 2005 No. Golongan Obat Σ kasus Persentase 1 Insulin 10 15,9 2 Antidiabetes oral tunggal 15 23,8 3 Insulin + Sulfonilurea 10 15,9 4 Insulin + Non-sulfonilurea 7 11,1 5 Kombinasi antidiabetes oral 11 17,5 6 Tidak menggunakan Antidiabetes 10 15,9 Total 63 100,0 Seperti yang tersaji pada tabel IX, penggunaan antidiabetes oral secara tunggal mempunyai persentase penggunaan paling besar. Pada Anonim 1997 disebutkan bahwa penggunaan satu macam antidiabetes oral dimungkinkan pada pasien yang kriteria pengendalian kadar glukosa dalam darahnya masih tergolong baik dan diberikan dalam dosis rendah pemeliharaan sedangkan penggunaan lebih dari satu macam antidiabetes oral dilakukan jika penggunaan satu macam antidiabetika oral belum mencapai sasaran. Sementara itu penggunaan dua atau lebih antidiabetes oral jenis yang sama dalam satu kali pakai tidak dibenarkan karena akan meningkatkan resiko timbulnya hipoglikemia yang parah. Dari pernyataan dan fakta yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pasien DM rawat inap RSPR periode Januari-Desember 2005 adalah pasien DM yang kriteria pengendalian kadar glukosa dalam darahnya masih tergolong baik karena penggunaan antidiabetes oral secara tunggal adalah yang paling PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI banyak digunakan dibandingkan penggunaan secara kombinasi baik dengan insulin ataupun dengan antidiabetes oral lainnya.

2. Hasil terapi pasien DM

Pada tabel X akan disajikan hasil terapi pasien DM instalasi rawat inap RSPR yogyakarta periode Januari-Desember 2005. Tabel X. Hasil Terapi Kasus DM Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005 A B C D E F Kasus 10 15 10 7 11 10 Umur thn 55±13 56±14 67±15 52±23 57±16 69±14 Pria 60 66,7 20 37,5 54,5 45,5 Profil pasien Wanita 40 33,3 80 62,5 45,5 54,5 Komplikasi 1 sd 2 0 sd 1 0 sd 1 0 sd 1 0 sd 2 Penyakit Penyerta 0 sd 1 0 sd 2 1 sd 2 0 sd 2 0 sd 2 1 sd 3 Keadaan awal KG Awal 281,6± 128,7 275,1± 194,5 468± 235,8 484,9± 150,5 242,4± 112,1 204,9± 206,5 KG akhir 146,6± 26,9 229,7± 124,2 217,3± 71,4 153± 4,24 - 245, ±3 131,5 Rata-rata durasi KG normal hari 5±4,2 2,2±1,6 5±4,3 3,8±2,2 6±1,4 2,5±1,4 Durasi tinggal hari 12,3±7,1 7,4±3,7 12±4,8 10±4,2 7,3±2,9 6,4±3,1 Keadaan ak hir Kasus pasien sembuh 10 14 9 8 11 7 Keterangan: KG : kadar gula A: Insulin B: Anti Diabetes Oral Tunggal C: Insulin + Sulfonilurea D: Insulin + Non sulfonilurea E: Kombinasi anti diabetes oral ADO F: Tidak menggunakan antidiabetes

Dokumen yang terkait

Evaluasi drug related problems pada pengobatan pasien stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 5 127

Profil peresepan obat antihipertensi pada pasien pre-eklampsia di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 1 110

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

1 18 117

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005.

0 1 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 20 96

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 - USD Repository

0 0 94

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005 - USD Repository

0 0 99

Evaluasi pemilihan dan penggunaan obat antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 - USD Repository

0 0 106

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta - USD Repository

0 0 115