darah makro komplikasi makrovaskuler maupun pembuluh darah mikro komplikasi mikrovaskuler. Adanya disfungsi endotelium vaskuler merupakan inisiasi terjadinya
komplikasi vaskuler. Yang termasuk dalam komplikasi makrovaskuler adalah peningkatan
kecepatan aliran darah yang sangat umum dijumpai pada pasien DM. Komplikasi mikrovaskuler lebih jarang dijumpai dan biasanya mempengaruhi retina, ginjal dan
sistem saraf tepi. Diabetes mellitus merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal. Adanya gejala hipertensi juga semakin mempercepat kerusakan ginjal. Terapi
pada hipertensi dapat memperlambat terjadinya nefropati dan juga mengurangi resiko infark miokard.
Diabetes neuropati disebabkan oleh adanya akumulasi tekanan osmotik yang disebabkan oleh metabolit aktif glukosa Rang, et al. 2003.
B. Antidiabetes Oral
Perubahan pola makan dan latihan fisik untuk pasien dengan DM tipe 2 kadang tidak cukup menjaga kadar gula darah tetap terkontrol. Antiadiabetika oral
dapat membantu mengontrol diabetes dengan meningkatkan sensitivitas terhadap insulin, mengurangi output glukosa, meningkatkan absorpsi karbohidrat, atau
menstimulasi penkreas untuk memproduksi lebih banyak insulin Anonim, 2003. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anonim, 2005.b
Gambar 1. Mekanisme dan Tempat Kerja Antidiabetes Oral Ada 6 kelas antidiabetika oral untuk menangani DM seperti berikut ini.
a.. Golongan sulfonilurea Menstimulasi pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Biasanya
digunakan bersamaan dengan injeksi insulin. b. Golongan biguanid metformin
Menurunkan produksi gula oleh hati. c. Golongan
penghambat α-glukosidase
Memperlambat absorpsi karbohidrat d. Golongan
thiazolidin Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin.
e. Golongan meglitinid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menstimulasi pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin Anonim, 2003..
1. Golongan sulfonilurea
Mekanisme primer sulfonilurea adalah meningkatkan sekresi insulin. Sulfonilurea diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu agen generasi pertama dan
agen generasi kedua. Pengolongan tersebut didasarkan pada perbedaan potensi relatif untuk efek samping selektif dan perbedaan ikatan terhadap protein serum.
Agen generasi pertama terdiri dari asetoheksamid, klorpropamid, tolazomid, dan tolbutamid. Sulfonilurea agen generasi pertama mempunyai potensi dibawah
sulfonilurea agen generasi kedua. Agen generasi kedua terdiri dari glimepirid, glipizida, dan gliburid atau glibenklamida Triplitt et al., 2005.
Sulfonilurea diabsorpsi dengan baik setelah administrasi oral dan kadar gula dalam darah tertinggi tercapai dalam kurang lebih 2-4 jam.
2. Golongan biguanid
Mekanisme kerjanya adalah meningkatkan sensitivitas baik jaringan otot ataupun hati terhadap insulin. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan
uptake atau ambilan glukosa baik oleh hati maupun jaringan otot Triplitt et al. 2005. Biguanida juga mengurangi baik terjadinya glukoneogenesis di hati
maupun pelepasan glukosa dari hati ke sirkulasi darah Harris Greene, 2000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI