Badan kehilangan 4 kalori untuk setiap gram glukosa yang diekskresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh
kurangnya pemakaian glukosa di kelenjar itu.
4. Mekanisme Metabolisme
Manusia memerlukan bahan bakar yang berasal dari makanan yang dimakan sehari-hari yang terdiri dari karbohidrat termasuk gula dan tepung-tepungan, protein,
atau asam amino, dan atau asam lemak Suyono,2002. Di dalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar
makanan tersebut. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat tersebut akan diserap oleh usus dan kemudian
akan masuk pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan
bakar, zat harus masuk dulu dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam tubuh zat makanan terutama glukosa di metabolisme dan menghasilkan energi. Dalam proses
metabolisme tersebut insulin memegang peranan yang sangat penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel dimana selanjutnya glukosa digunakan sebagai
bahan bakar suyono, 2002. Handoko dan Suharto 1999 menyebutkan, dalam keadaan normal, kira-
kira 50 glukosa yang dikonsumsi mengalami metabolisme sempurna menjadi CO
2
dan air, 5 diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40 diubah menjadi lemak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada DM semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga energi utama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak.
Lebih lanjut Handoko dan Suharto 1999 juga menyebutkan bahwa selain berpengaruh pada metabolisme karbohidrat, insulin juga berpengaruh pada transpor
beberapa zat melalui membran sel. Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa insulin memudahkan penyerapan beberapa jenis zat melalui membran. Dalam hal ini
termasuk glukosa. Efek insulin pada metabolisme protein adalah insulin merangsang
penggabungan asam amino menjadi protein sehingga dalam keadaan defisisensi insulin terjadi katabolisme protein.
5. Diagnosis
Kriteria untuk diagnosis DM menurut Triplitt, et al. 2005 adalah seperti yang tercantum di bawah ini.
a. Gejala diabetes disertai kadar glukosa dalam plasma darah pada keadaan biasa ≥
200 mgdL 11,1 mmolL. b. Keadaan biasa disini maksudnya adalah setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan makan terakhir. Gejala klasik diabetes adalah polidipsi, poliuria, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
c. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mgdL 7,0 mmolL.
d. Puasa disini maksudnya adalah tidak ada masukan kalori selama minimal 8 jam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Kadar glukosa dalam plasma selam 2 jam setelah pemberian glukosa ≥ 200 mgdl
ditetapkan dengan OGTT oral glucose tolerance test. oral glucose tolerance test harus dilakukan dengan proses seperti yang telah
diberikan WHO. Menggunakan cairan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa yang dilarutkan dalam air.
6. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan jangka panjang adalah memperlambat timbulnya komplikasi, baik makroangiopati maupun mikroangiopati, dan neuropati.
hal demikian akan dicapai dengan mengendalikan kadar glukosa, lipid dan insulin dalam darah Anonim, 1998.
Mengontrol kadar glukosa darah adalah tujuan dasar penatalaksanaan DM. United Kingdom Prospective Diabetes study UKPDS juga menyatakan bahwa
pengontrolan kadar gula darah dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi seperti retinopati, nefropati, dan neuropati. Selain itu, diet rendah karbohidrat juga
dianjurkan untuk penatalaksanaan DM karena walaupun karbohidrat adalah kontributor terbesar kenaikan glukosa darah setelah makan, karbohidrat merupakan
sumber energi, vitamin larut air, mineral dan serat yang sangat penting. Konsumsi karbohidrat yang dianjurkan oleh National Academy of Science-Food and Nutrition
Board adalah 45-65 dari total kalori ADA, 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI