2. Jenis penyakit
Jumlah kasus DM yang terjadi yaitu sebanyak 63 kasus dikelompokkan lagi menjadi 4 golongan jenis penyakit yang diderita oleh pasien DM yang bersangkutan
yaitu kasus DM tanpa komplikasi tanpa penyakit penyerta, kasus DM dengan penyakit penyerta, kasus DM dengan komplikasi, dan kasus DM dengan komplikasi
dan penyakit penyerta. Jenis kasus DM yang diderita oleh pasien rawat inap Rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta disajikan pada tabel III, IV, V dan VI.
Tabel III. Distribusi Kasus DM pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Periode Januari-Desember 2005
No. Jenis DM
Σ kasus Persentase
1 DM Tipe 2
62 98,4
2 DM Tipe 1
1 1,5
Total 63
100,0 Pasien DM tanpa komplikasi dibagi menjadi 2 golongan yaitu pasien DM
tipe 2 dan pasien DM tipe 1. Pada tabel III dapat dilihat bahwa jumlah pasien DM tipe 2 lebih banyak daripada pasien DM tipe 1 . Kasus DM tipe 2 lebih banyak
dijumpai daripada DM tipe 1 karena DM tipe 2 disebabkan oleh peningkatan kemakmuran hidup masyarakat, sehingga pola makan dan rutinitas hidup masyarakat
juga berubah. Menurut Suyono 1996 DM tipe 2 paling sering ditimbulkan oleh kegemukan pada penderita. Kegemukan yang terjadi menyebabkan sel
β pulau langerhans yang memproduksi insulin menjadi kurang peka terhadap rangsang yang
berupa kenaikan kadar glukosa dalam darah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IV. Distribusi Jenis Kasus Penyakit DM pada Pasien yang Menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode
Januari-Desember 2005
No. Jenis Penyakit
Σ kasus Persentase
1 DM tanpa komplikasi tanpa
penyakit penyerta 10
15,8 2
DM dengan komplikasi 23
36,5
3 DM dengan penyakit penyerta
29 46,0
4 DM dengan komplikasi dengan
penyakit penyerta 1
1,5 Total kasus
63 100
Tabel V. Distribusi Komplikasi kasus DM Pasien Rawat Inap Rumah sakit
Panti rapih Yogyakarta Periode januari-Desember 2005
No. Komplikasi DM
Σ kasus n=63 Persentase
1 DM + Infarc Heart Disease
IHD 3
4,8 2
DM + Stroke 3
4,8 3
DM + Ulkus 11
17,5 4
DM + Hipertensi 6
9,5 5
DM + Hipoglikemi 3
4,8 6
DM + Perdarahan Otak 1
1,6 7
DM + Neuropati 1
1,6 8
DM + Chronic Renal Failure CRF
2 3,2
Dapat dilihat dari tabel IV, kasus DM dengan penyakit penyerta adalah kasus DM yang paling banyak terjadi pada pasien rawat inap RSPR Yogyakarta.
Penyakit lain atau penyakit penyerta yang timbul dikarenakan penderita DM sangat rentan terhadap terjadinya infeksi. Urutan kedua kasus yang paling banyak terjadi
adalah DM dengan penyakit komplikasi hal ini disebabkan pasien DM yang dirawat di rumah sakit adalah pasien yang cenderung sudah mencapai kondisi yang tidak
terkendali karena terjadinya kenaikan glukosa darah. Dari tabel V dapat dilihat kasus komplikasi DM yang paling banyak diderita
oleh pasien rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta adalah DM yang disertai dengan ulkus. American Diabetes Association 2005 menyebutkan bahwa amputasi
dan ulkus terutama pada kaki merupakan komplikasi utama yang paling sering terjadi pada penderita diabetes. Hal ini dapat terjadi karena penderita DM sangat rentan
terhadap terjadinya infeksi. Ulkus yang terjadi disebabkan karena berkurangnya aliran darah yang menuju ke bagian bawah tubuh sehingga resiko terjadinya
kerusakan jaringan akibat infeksi juga meningkat. Tjokroprawiro 1996 juga menyebutkan bahwa pasien DM 50 kali lebih cenderung menderita ulkus sehingga
pasien DM harus sedapat mungkin menghindari terjadinya ulkus dengan menjaga kadar glukosa darah. Komplikasi kedua yang paling banyak terjadi adalah stroke. Hal
ini sangat mungkin terjadi karena DM berhubungan erat dengan hipertensi, dan hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya stroke.
Dari tabel VI dapat dilihat, infeksi merupakan penyakit penyerta paling umum yang diderita oleh pasien. Diantaranya adalah DM dengan infeksi virus, gastro
enteritis GE amoeba, urinary track infection UTI, dan infeksi pada clavus yang semuanya berjumlah 6 kasus.