masing tabel dan diagram akan terdapat angka presentase distribusi yang didapat berdasarkan atas persentase kasus yang terjadi yaitu sebanyak 63 kasus.
Dari data hasil terapi pasien dari masing-masing jenis terapi terapi insulin, terapi antidiabetes oral tunggal, terapi insulin dan sulfonilurea, terapi insulin dan non-
sulfonilurea, terapi kombinasi antidiabetes oral, dan tanpa terapi antidiabetes dilakukan perbandingan terhadap jumlah pasien, umur, jenis kelamin, jumlah pasien
sembuh, kadar gula awal, kadar gula akhir, durasi kadar gula mencapai normal, jumlah komplikasi, jumlah penyakit penyerta dan durasi tinggal di rumah sakit.
Perbandingan dilakukan dengan memperhitungkan nilai simpang baku standard of deviation
SD dari masing-masing kelompok perbandingan untuk mengetahui ukuran sebaran dan gambaran variasi angka yang ada dalam data. Setelah itu akan
dilakukan pembahasan yang lebih dalam terhadap masing-masing jenis terapi. Selain hasil terapi akan dibahas pula trend pemilihan antidiabetik
berdasarkan banyaknya jenis antidiabetika yang digunakan sebagai terapi pada pasien DM dan akan dibandingkan dengan trend terapi DM tahun-tahun sebelumnya.
F. Kesulitan Penelitian
Banyaknya penelitian yang menyebutkan bahwa sulfonilurea adalah golongan obat antidiabetes yang paling banyak diresepkan mendorong penulis untuk
membandingkan penggunaan sulfonilurea baik yang digunakan secara kombinasi maupun tunggal dengan antidiabetika lain terhadap hasil terapi pasien DM. Oleh
karena alasan tersebut maka penulis berniat menyusun skripsi dengan judul “Perbandingan Penggunaan Sulfonilurea Banding Non Sulfonilurea Banding
Kombinasi Terhadap Hasil Terapi Pasien Diabetes Mellitus Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005”.
Namun setelah dilakukan penelitian terhadap pasien DM instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta RSPR Periode Januari-Desember 2005
ditemukan fakta bahwa sulfonilurea sudah tidak menjadi obat antidiabetes yang paling banyak dipilih pada pemberian terapi terhadap pasien DM RSPR Yogyakarta
periode Januari-Desember 2005. Oleh karena alasan tersebut maka penulis mengadakan perubahan pada judul menjadi “Evaluasi Pemilihan dan Penggunaan
Antidiabetes pada Kasus Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januri-Desember 2005”.
Selain hal tersebut diatas kesulitan-kesulitan lain yang ditemui selama jalannya penelitian adalah adanya data rekam medik pasien yang tidak dapat
diketemukan, atau tidak dapat dicatat dikarenakan pasien yang bersangkutan menjalani rawat inap di rumah sakit. Kesulitan lain yang muncul adalah
ketidaklengkapan data rekam medik pasien berkaitan dengan kadar gula pasien awal dan kadar gula akhir pasien DM sehingga suit untuk diketahui secara kualitatif hasil
terapi terhadap pasien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian “Evaluasi Pemilihan dan Kerasionalan Antidibetes pada Kasus Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Periode Januari–Desember 2005” disajikan dalam 4 bagian yaitu profil pasien DM secara umum, profil peresepan obat secara umum, pemilihan dan penggunaan
antidiabetes, dan rangkuman pembahasan. Persentase dihitung berdasarkan banyaknya kasus DM yang terjadi.
A. Profil Pasien 1. Karakteristik pasien
Penelitian dilakukan berdasarkan atas rekam medik Medical Record pasien DM yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari-Desember 2005. Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh hasil karakteristik pasien yang terdapat pada tabel II dan gambar 2.
Pada gambar 2 nampak bahwa jumlah pasien pasien laki-laki dan perempuan dengan kasus DM hampir sama. Hal ini membuktikan bahwa jenis
kelamin bukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya DM. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki faktor resiko yang sama terhadap terjadinya DM.
Namun pada wanita timbulnya DM juga dapat disebabkan karena kehamilan yang
30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI