Tingkat Kesantunan Tuturan Hasil Analisis Data

Konteks: Fauzi Bowo menanggapi komentar orang tentang gaya kepemimpinannya dalam wawancara profil pasangan calon gubernur Provinsi DKI Jakarta Kompas, 25 Juni 2012, hlm. 37.. 137 “Saya ambil keputusan sebelum seminggu lagi deh.” Fauzi Bowo [IV3.20.d.A] Konteks: Fauzi Bowo memberi komentar di hadapan korban kebakaran beberapa ibu di Tengsin, Jakarta Utara. Pernyataan ini disiarkan di situs Youtube. Media Indonesia, 10 Agustus 2012, hlm. 6. 138 “Tidak diduga ya. Foke bisa dibikin keok Pak Jokowi. Pak Jokowi memang jago dan sangat didukung media yang selama ini setia membesarkan kepemimpinannya atas Solo.” seorang warga Surakarta di salah satu warung [IV2.32.d.A] Konteks: Seorang warga Surakarta menanggapi keunggulan sementara pasangan Jokowi-Ahok. Media Indonesia, 12 Juli 2012, hlm. 7. Tuturan 136 disampaikan Fauzi Bowo berkenaan dengan program kerja yang hendak dilakukannya jika terpilih sebagai gubernur. Dengan diksi tidak mau ambil pusing, penutur bermaksud kurang menghiraukan bahkan tidak menghargai pihak lain. Demikian pun pada tuturan 137, penutur menganggap rendah atau mengabaikan persoalan kebakaran di Tengsin, Jakarta Utara yang seharusnya menjadi perhatian seorang pemimpin. Dengan mengatakan Saya ambil keputusan sebelum seminggu deh, penutur terkesan tidak memperhatikan korban kebakaran. Pada tuturan 138, pendukung Jokowi di Solo tampak jelas merendahkan Fauzi Bowo di dalam tuturannya. Maksud penutur adalah meremehkan seseorang yang disebutkan di dalam tuturannya itu. Penggunaan diksi keok mempertegas sikap mengabaikan atau menganggap rendah pihak lain.

4.2.2 Tingkat Kesantunan Tuturan

Tingkat kesantunan tuturan memiliki rentangan skala yang menunjukkan sopan atau tidak sopannya santun atau tidak santunnya tuturan. Menurut Leech 1983, jenis tindak tutur yang melibatkan sopan santun adalah tindak tutur kompetitif dan tindak tutur konvivial. Pada tindak tutur kompetitif, sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun. Pada tindak tutur konvivial, sopan santun lebih positif bentuknya dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah. Tindak tutur kolaboratif dianggap netral karena tindak tutur tersebut bertujuan untuk menyampaikan sesuatu secara objektif. Tindak tutur konfliktif mengandung sopan santun yang lebih tidak santun daripada tindak tutur kompetitif. Analisis tingkat kesantunan tuturan pada penelitian ini terfokus pada tuturan- tuturan calon gubernur, calon wakil gubernur, dan para pendukung. Data tuturan yang ada menunjukkan bahwa tuturan pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur serta pendukung mengandung fungsi atau tujuan sosial. Ada enam pasangan calon, yaitu sesuai dengan nomor urut 1 Fauzi Bowo-Nahrowi Ramli, 2 Hendradji Sepandji-Ahmad Riza Patria, 3 Joko Wododo-Basuki Tjahaja Purnama, 4 Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini, 5 Faisal Batubara-Biem Benjamin, dan 6 Alex Noerdin-Nono Sampono. Karena terkait dengan tujuan sosial, tuturan-tuturan itu mengandung tingkat kesantunan tertentu. Temuan data tentang jenis tindak tutur sebenarnya sekaligus menunjukkan tingkat kesantunan tuturan pasangan calon dan pendukung. Gambaran jumlah jenis tindak tutur yang dipakai dituturkan di sini juga merepresentasikan tingkat kesantunan tuturan para kandidat gubernur dan wakil gubernur serta pendukung dalam konteks pemilukada DKI Jakarta tahun 2012. Tingkat kesantunan tuturan calon gubernur, wakil gubernur, dan para pendukung yang dikategorikan santun atau lebih santun dari pasangan lainnya adalah tuturan pasangan Foke-Nara; kemudian pasangan Hendardji-Riza dan pasangan Faisal-Biem; pasangan Alex-Nono dan pasangan Hidayat-Didik; dan terakhir pasangan Jokowi-Ahok. Hal ini dapat dicermati berdasarkan jumlah jenis tindak tutur dan persepsi kesantunan dari tuturan-tuturan yang dipakai seperti uraian singkat berikut ini. 4.2.2.1 Tingkat Kesantunan Tuturan Pasangan Foke - Nara Jumlah tuturan pasangan Foke-Nara dan pendukung adalah 203 tuturan. Tuturan-tuturan tersebut terbagi lagi ke atas jenis 1 konvivial 48 tuturan [23,64]; 2 kolaboratif 117 tuturan [57,64]; 3 kompetitif 28 tuturan [13,79]; dan 4 konfliktif 10 tuturan [4,93]. Tabel 11. Tingkat Kesantunan Pasangan Foke-Nara No Tuturan Tingkat Kesantunan Tuturan Jumlah Santun Netral Tidak Santun Lebih tidak santun 1 Jumlah 48 117 28 10 203 2 Persentase tuturan 23.64 57.64 13.79 4.93 100 Berdasarkan tabel di atas, tingkat kesantunan netral pada tindak tutur kolaboratif paling banyak digunakan oleh pasangan Foke-Nara, diikuti tingkat kesantunan santun pada tindak tutur konvivial, tingkat kesantunan tidak santun pada tindak tutur kompetitif, dan terakhir tingkat kesantunan lebih tidak santun pada tindak tutur konfliktif. Oleh karena itu, dari segi tingkat kesantunan, tuturan calon pasangan satu dan pendukung ini didominasi oleh tuturan yang mengandung sopan santun kesantunan yang netral dan santun, yakni mengandung fungsi kolaboratif dan konvivial, kemudian tingkat kesantunan tidak santun fungsi kompetitif, dan terakhir tingkat kesantunan lebih tidak santun fungsi konfliktif. 4.2.2.2 Tingkat Kesantunan Tuturan Pasangan Hendradji - Riza Jumlah tuturan pasangan Hendardj-Riza dan pendukung adalah 34 tuturan. Tuturan-tuturan tersebut terbagi lagi ke atas jenis 1 konvivial 9 tuturan [26,47]; 2 kolaboratif 14 tuturan [41,18]; 3 kompetitif 11 tuturan [32,35]; dan 4 konfliktif 0 tuturan [0 ]. Tabel 12. Tingkat Kesantunan Pasangan Hendardji-Riza No Tuturan Tingkat Kesantunan Tuturan Jumlah Santun Netral Tidak Santun Lebih tidak santun 1 Jumlah 9 14 11 34 2 Persentase tuturan 26.47 41.18 32.35 100 Berdasarkan tabel di atas, tingkat kesantunan netral pada tindak tutur kolaboratif paling banyak digunakan oleh pasangan Hendardji-Riza, diikuti tingkat santun pada tindak tutur konvivial, tingkat tidak santun pada tindak tutur kompetitif, dan terakhir tingkat lebih tidak santun pada tindak tutur konfliktif. Oleh karena itu, dari segi tingkat kesantunan, tuturan calon pasangan dua dan pendukung ini didominasi oleh tuturan yang mengandung sopan santun kesantunan netral, yakni mengandung fungsi kolaboratif. Fungsi kompetitif lebih banyak 11 tuturan dipakai daripada fungsi konvivial 9 tuturan. Hal itu berarti, tingkat kesantunan tidak santun pada tindak tutur kompetitif lebih banyak daripada tingkat kesantunan santun pada tindak tutur konvivial. Tingkat kesantunan lebih tidak santun tidak terdapat di dalam tuturan pasangan Hendardji-Riza dan pendukung, atau fungsi bertentangan dengan tujuan sosial tidak ada di dalam tuturan-tuturan mereka. 4.2.2.3 Tingkat Kesantunan Tuturan Pasangan Jokowi - Basuki Jumlah tuturan pasangan Jokowi-Basuki dan pendukung adalah 202 tuturan. Tuturan-tuturan tersebut terbagi lagi ke atas jenis 1 konvivial 36 tuturan [17,82]; 2 kolaboratif 99 tuturan [49,01]; 3 kompetitif 47 tuturan [23,27]; dan 4 konfliktif 20 tuturan [9,90]. Tabel 13. Tingkat Kesantunan Pasangan Jokowi-Basuki No Tuturan Tingkat Kesantunan Tuturan Jumlah Santun Netral Tidak Santun Lebih Tidak Santun 1 Jumlah 36 99 47 20 202 2 Persentase tuturan 17.82 49.01 23.27 9.90 100 Berdasarkan tabel di atas, tingkat kesantunan netral pada tindak tutur kolaboratif paling banyak digunakan oleh pasangan Jokowi-Ahok, diikuti tingkat tidak santun pada tindak tutur kompetitif, tingkat santun pada tindak tutur konvivial, dan terakhir tingkat lebih tidak santun pada tindak tutur konfliktif. Dengan demikian, dari segi tingkat kesantunan, tuturan calon pasangan Jokowi-Basuki dan pendukung ini didominasi oleh tuturan yang mengandung sopan santun kesantunan netral, kemudian tingkat kesantunan tidak santun, diikuti tingkat kesantunan santun, dan terakhir tingkat kesantunan lebih tidak santun. Tingkat kesantunan tidak santun yakni pada tindak tutur kompetitif lebih dominan daripada tingkat kesantunan santun pada tindak tutur konvivial, dan lebih dominan daripada tingkat kesantunan lebih tidak santun pada tindak tutur konfliktif. 4.2.2.4 Tingkat Kesantunan Tuturan Pasangan Hidayat - Didik Jumlah tuturan pasangan Hidayat-Didik dan pendukung adalah 99 tuturan. Tuturan-tuturan tersebut terbagi lagi ke atas jenis 1 konvivial 18 tuturan [18,20]; kolaboratif 43 tuturan [43,40]; kompetitif 26 tuturan [26,30]; dan konfliktif 12 tuturan [12,10]. Tabel 14. Tingkat Kesantunan Pasangan Hidayat-Didik No Tuturan Tingkat Kesantunan Tuturan Jumlah Santun Netral Tidak Santun Lebih Tidak Santun 1 Jumlah 18 43 26 12 99 2 Persentase tuturan 18.20 43.40 26.30 12.10 100 Berdasarkan tabel di atas, tingkat kesantunan netral pada tindak tutur kolaboratif 43 tuturan paling banyak digunakan oleh pasangan Hidayat-Didik, diikuti tingkat tidak santun kompetitif 26 tuturan, tingkat santun 11 tuturan, dan terakhir tingkat lebih tidak santun 12 tuturan. Dengan demikian, dari segi tingkat kesantunan, tuturan calon pasangan Hidayat-Didik dan pendukung ini didominasi oleh tuturan yang mengandung sopan santun kesantunan netral, yakni mengandung fungsi kolaboratif, diikuti tuturan yang mengandung kesantunan tidak santun dengan fungsi kompetitif, selanjutnya tingkat kesantunan santun dengan fungsi konvivial. Hal itu berarti, fungsi bersaing dengan tujuan sosial dengan tingkat kesantunan tidak santun lebih banyak daripada fungsi menyenangkan dengan tingkat kesantunan santun. Tingkat kesantunan lebih tidak santun sangat kurang ditampilkan oleh pasangan ini bila dibandingkan dengan tingkat kesantunan netral, tidak santun, dan santun. 4.2.2.5 Tingkat Kesantunan Tuturan Pasangan Faisal - Biem Jumlah tuturan pasangan Faisal-Biem dan pendukung adalah 30 tuturan. Tuturan-tuturan tersebut terbagi lagi ke atas jenis 1 tindak tutur konvivial 7 tuturan [23,33]; 2 tindak tutur kolaboratif 13 tuturan [43,33]; 3 tindak tutur kompetitif 10 tuturan [33,33]; dan tindak tutur konfliktif 0 tuturan [ 0 ]. Tabel 15. Tingkat Kesantunan Pasangan Faisal-Biem No Tuturan Tingkat Kesantunan Tuturan Jumlah Santun Netral Tidak Santun Lebih Tidak Santun 1 Jumlah 7 13 10 30 2 Persentase tuturan 23.33 43.33 33.33 100 Berdasarkan tabel di atas, tingkat kesantunan netral pada jenis tindak tutur kolaboratif 13 tuturan paling banyak digunakan oleh pasangan Hidayat-Didik, diikuti tingkat kesantunan tidak santun pada tindak tutur kompetitif 10 tuturan, dan tingkat kesantunan santun pada jenis tindak tutur konvivial 7 tuturan. Dari segi tingkat kesantunan, tuturan calon pasangan Faisal-Biem dan pendukung ini didominasi oleh tuturan yang mengandung sopan santun kesantunan netral pada tindak tutur kolaboratif, diikuti tingkat kesantunan tidak santun pada tindak tutur kompetitif, selanjutnya tingkat kesantunan santun pada tindak tutur konvivial. Hal itu berarti, fungsi bersaing sosial dengan tingkat kesantunan tidak santun lebih banyak dipakai daripada fungsi menyenangkan dengan tingkat kesantunan santun. Jenis tindak tutur konfliktif tidak terdapat di dalam tuturan pasangan Faisal-Biem dan pendukung ini. 4.2.2.6 Tingkat Kesantunan Tuturan Pasangan Alex - Nono Jumlah tuturan pasangan Alex-Nono dan pendukung adalah 93 tuturan. Tuturan-tuturan tersebut terbagi lagi ke atas jenis 1 tindak tutur konvivial 11 tuturan [12,90]; 2 tindak tutur kolaboratif 42 tuturan [45,20]; 3 tindak tutur kompetitif 31 tuturan [33,30]; dan 4 tindak tutur konfliktif 8 tuturan [8,60]. Tabel 16. Tingkat Kesantunan Pasangan Alex-Nono No Tuturan Tingkat Kesantunan Tuturan Jumlah Santun Netral Tidak Santun Lebih Tidak Santun 1 Jumlah 12 42 31 8 93 2 Persentase tuturan 12.90 45.20 33.30 8.60 100 Berdasarkan tabel di atas, tingkat kesantunan netral pada tindak tutur kolaboratif 42 tuturan paling banyak digunakan oleh pasangan Hidayat-Didik, diikuti tingkat kesantunan tidak santun pada jenis tindak tutur kompetitif 31 tuturan, dan tingkat kesantunan santun pada jenis tindak tutur konvivial 12 tuturan, dan terakhir tingkat kesantunan lebih tidak santun pada jenis tindak tutur konfliktif 8 tuturan. Oleh karena itu, dari segi tingkat kesantunan, tuturan calon pasangan Alex- Nono dan pendukung ini didominasi oleh tuturan yang mengandung sopan santun kesantunan netral, yakni mengandung fungsi kolaboratif, diikuti tingkat tidak santun yang mengandung fungsi kompetitif, selanjutnya tingkat kesantunan santun yang mengandung fungsi konvivial, dan terakhir tingkat kesantunan lebih tidak santun yang mengandung fungsi konfliktif.

4.2.3 Penanda Lingual Kesantunan Tuturan