Tindak Tutur Kolaboratif Jenis-jenis Tindak Tutur

4.2.1.1.3 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Direktif Mengundang Tindak tutur konvivial dengan ilokusi direktif terwujud dalam tuturan mengundang. Tindak tutur direktif pada dasarnya bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh petutur mitra tutur atau pendengar, atau bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan tindakan. Tuturan 63 berikut adalah contoh tuturan mengundang. 63 “Mohon doa restu untuk kelancaran acara esok.” Hendardji Soepandji. [II2.23.a.A] Konteks: Hendardji Soepandji meminta dukungan dalam menyambut hari H pemilihan. Koran Tempo, 11 Juli 2012, hlm. A2. Tuturan 63 merupakan ajakan yang bertujuan mengundang. Di hadapan para pendukungnya, dengan tuturan 63 Hendardji mengundang mereka agar mendukungnya melalui doa demi kelancaran acara besok hari pencoblosan. Tindak tutur mengundang merupakan permintaan atau permohonan langsung direktif sehingga oleh Leech dikategorikan sebagai ilokusi direktif yang mengandung sopan santun.

4.2.1.2 Tindak Tutur Kolaboratif

Tindak tutur kolaboratif pada dasarnya tidak menghiraukan tujuan sosial atau netral dari segi sopan santun, misalnya menyatakan, melaporkan, mengemukakan pendapat, mengumumkan, dan mengajarkan Leech, 1983 dalam Oka, 1993:162 164. Tindak tutur kolaboratif terdapat di dalam ilokusi representatif atau asertif yang terwujud dalam berbagai bentuk tuturan, seperti menanyakan, menjawab, memberitahukan, menginformasikan, menerangkan, menjelaskan, menceritakan, menyimpulkan, mendefinisikan, menguraikan, membahas, bermusyawarah, berembug, berceramah, dan berkhotbah Baryadi, 2012:32. Tindak tutur representatif merupakan tindak yang berfungsi menetapkan atau menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu terjadi dengan apa adanya. Pada ilokusi representatif penutur dan bentuk tuturnya terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Misalnya, tindakan menyatakan, melaporkan, mengumumkan, atau mengajarkan, penutur dan bentuk tuturnya terikat kebenaran proposisi yang terungkap dalam tindakan menyatakan, melaporkan, mengumumkan, atau mengajarkan. Demikian juga halnya dengan bentuk tindak tutur lainnya, seperti tindakan menanyakan, menjawab, memberitahukan, menginformasikan, menerangkan, menjelaskan, menceritakan, menyimpulkan, mendefinisikan, menguraikan, membahas, bermusyawarah, berembug, berceramah, dan berkhotbah. Tuturan-tuturan yang diutarakan penutur ketika ingin mewujudkan ilokusi representatif sifatnya cenderung netral jika dilihat dari segi sopan santun. Dikatakan cenderung netral karena maksud penutur itu hanya meyakinkan mitra tutur dengan mengungkapkan suatu kebenaran. Tuturan yang diucapkan penutur itu mengikat penutur sendiri akan kebenaran dari apa yang diucapkannya. Tuturan dengan fungsi kolaboratif paling banyak ditemukan dari tuturan calon gubernur, calon wakil gubernur, dan pendukung di dalam berita surat kabar nasional yang mencakup berbagai bentuk tuturan, yakni menyatakan 77 tuturan; menginformasikan 130 tuturan; menyatakan pendapat 11 tuturan; menjelaskan 91 tuturan; dan menyimpulkan 17 tuturan. Uraian dan contoh-contoh berikut menjelaskan jenis tindak tutur kolaboratif dengan ilokusi representatif. 4.2.1.2.1 Tindak Tutur Kolaboratif dengan Ilokusi Representatif Menyatakan Ilokusi representatif bermaksud agar mitra tutur diyakinkan dengan kebenaran isi pernyataan penutur. Di dalam ilokusi representatif menyatakan, penutur terikat pada kebenaran proposisi yang dituturkannya. Tuturan 64 s.d 67 berikut adalah contoh tindak tutur kolaboratif dengan ilokusi representatif menyatakan. 64 “Dinas Dukcapil itu berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab Gubernur DKI.” Faisal Basri. [IV1.10.b.A] Konteks: Faisal Basri mempersalahkan pemerintah terkait dengan kisruh DPT. Media Indonesia, 7 Juni 2012, hlm. 9. 65 “Sebagian besar warga Tanah Abang adalah pedagang, jadi harus difasilitasi.” Alex Noerdin [II1.15.b.D] Konteks: Alex Noerdin mengunjungi warga di pasar Tanah Abang Koran Tempo, 27 Juni 2012, hlm. A3. 66 “Kontrak politik sah ditandatangani.” Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden Partai Keadilan Sejahtera [II3.13.b.A] Konteks: Luthfi Hasan Ishaaq menyampaikan secara resmi dukungan PKS untuk Fauzi- Nachrowi pada putaran kedua . Koran Tempo, 12 Agustus 2012, hlm. A3. 67 “Kami juga heran, kok banyak atribut kampanye kami hilang.” Didik J Rachbini [ III1.68.b.C] Konteks: Didik Rachbini mengadukan spanduk dan atribut pasangannya banyak yang hilang, tetapi spanduk Foke merajai Republika, 27 Juni 2012, hlm. 9. Tuturan 64 dituturkan oleh penutur untuk menyatakan kebenaran kepada mitra tuturnya bahwa Dinas Dukcapil itu berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab Gubernur DKI. Kebenaran tuturan ini tidak perlu dibuktikan lagi karena memang secara hierarkis kedudukan satuan kerja pemerintah daerah seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Dukcapil ada di bawah gubernur selaku kepala daerah provinsi. Pernyataan Faisal Basri dalam tuturan 64 memang sesuai dengan kenyataannya. Tuturan 65 dituturkan oleh Alex Noerdin ketika mengunjungi warga di pasar Tanah Abang. Warga di Tanah Abang memang sebagian besar adalah pedagang dan membutuhkan fasilitas pendukung untuk kegiatan perdagangannya. Dengan tuturan 66, penutur menyampaikan dukungan secara sah PKS terhadap pasangan Fauzi-Nachrowi menghadapi pilkada putaran kedua. Sesuai kenyataannya, pada pilkada putaran kedua, PKS secara resmi mendukung pasangan Fauzi-Nachrowi. Konteks tuturan 67 berkaitan dengan pengaduan yang disampaikan Didik Rachbini. Penutur menyampaikan keheranannya atas hilangnya banyak atribut mereka, sedangkan spanduk Foke justru merajai. 4.2.1.2.2 Tindak Tutur Kolaboratif dengan Ilokusi Representatif Menginformasikan Ilokusi representatif menginformasikan sama halnya dengan ilokusi representatif menyatakan di mana penutur terikat pada kebenaran proposisi yang dituturkannya. Pada tindakan menginformasikan, kebenaran proposisi itu menjadi tanggung jawab penutur sebagai pemberi informasi tentang sesuatu yang telah, sedang, dan akan terjadi. Di dalam tindakan menginformasikan ada hal atau topik yang diinformasikan atau diberitahukan penutur. Penanda aspek, apakah suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan, atau sifat sedang berlangsung, sudah selesai berlangsung, dan belum selesai, sering ditemukan di dalam tindakan menginformasikan atau memberitahukan. Tuturan 68 s.d. 71 dapat dicermati sebagai contoh tuturan menginformasikan. 68 “Kami akan laporkan besok atau lusa.” Sirra Prayitna, kuasa hukum tim sukses Jokowi- Ahok. [II1.2.b.C] Konteks: Sirra Prayitna berencana membawa masalah DPT ke ranah hukum karena KPU tidak cepat menanggapi. Koran Tempo, 6 Juni 2012, hlm. A4. 69 “Saya sedang pusing, banyak warga saya yang belum tahu ke mana harus memberikan hak pilihnya.” Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP. [V2.1.b.D] Konteks: Megawati mengomentari DPT yang masih menjadi masalah serius dan banyak warga yang belum terdata dengan baik. Jawa Pos, 10 Juli 2012, hlm. 11. 70 “Hanya menyapa warga dan komunikasi dari hati ke hati.” Faisal Basri [II1.12.b.A] Konteks: Fasal Basri menerangkan kegiatan kampanyenya di hadapan warga. Koran Tempo, 26 Juni 2012, hlm. A4. 71 “Ini kita mau berbincang dulu ya, nanti kita beritahu hasilnya apa.” Hidayat Nur Wahid [V2.19.b.D] Konteks: Hidayat Nur Wahid menyambut silaturahim Jokowi di markasnya Jawa Pos, 12 Juli 2012, hlm. 11. Tuturan 68 disampaikan oleh Sirra Prayitna terkait dengan masalah DPT yang belum dibereskan oleh KPUD. Dengan tuturan Kami akan laporkan besok atau lusa, penutur menginformasikan atau memberitahukan bahwa masalah DPT itu akan dilaporkan besok atau lusa untuk diselesaikan secara hukum. Penanda keterangan aspek “akan” menunjukkan bahwa kebenaran peristiwa itu terjadi pada waktu yang akan datang. Kebenaran proposisi tuturan tersebut menjadi tanggung jawab penuturnya. Pada tuturan 69, penutur menginformasikan keadaan dirinya, yaitu sedang pusing. Ungkapan „sedang pusing‟ sebenarnya juga berarti bingung atau tidak mengerti dengan situasi dan masalah yang ada atau dihadapi. Tuturan ini disampaikan Megawati Soekarnoputri terkait dengan masalah DPT di mana banyak warga pendukung pasangan Jokowi-Basuki belum terdata sehingga belum tahu ke mana harus memberikan hak pilihnya. Penanda keterangan aspek “sedang” menunjukkan kebenaran proposisi tuturan tersebut bahwa memang kenyataannya penutur sedang pusing atau bingung dan tidak mengerti. Pada tuturan 70, penutur memberikan informasi tentang kegiatan kampanye, yaitu Hanya menyapa warga dan komunikasi dari hati ke hati; dan dengan tuturan 81, penutur bermaksud memberitahukan silaturahim Jokowi, yakni Ini kita mau berbincang dulu, … . 4.2.1.2.3 Tindak Tutur Kolaboratif dengan Ilokusi Representatif Menyatakan Pendapat Tindak ilokusi representatif menyatakan pendapat mengikat penuturnya dengan isi pendapat yang disampaikannya. Leech menggolongkan jenis ilokusi representatif menyatakan pendapat dalam tindak tutur kolaboratif karena dari segi sopan santun, tuturan seperti ini cenderung netral. Tuturan menyatakan pendapat dapat dilihat pada contoh tuturan 72 s.d. 75 berikut. 72 “Secara pribadi saya dukung perubahan.” Didik J. Rachbini. [IV2.65.b.A] Konteks: Didik Rachbini menerangkan dukungannya meskipun kubunya belum memastikan dukungannya pada salah satu pasangan calon. Media Indonesia, 26 Juli 2012, hlm. 8. 73 “Setelah itu, bersama pengurus provinsi dan kordinator wilayah, baru diputuskan bagaimana sikap PKS di putaran kedua. Saya sendiri sebagai ketua departemen politik lebih cenderung mendukung Joko Widodo.” Agoes Poernomo, ketua departemen politik PKS [I2.48.b.C] Konteks: Agoes Poernomo menerangkan sikap PKS menghadapi putaran kedua Kompas, 14 Juli 2012, hlm. 20. 74 “Jakarta ini milik kita bersama, bukan milik golongan tertentu. Saya setuju empat pilar dijadikan pegangan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini harus dipertahankan dan dijadikan pegangan dalam menjalankan kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara.” Nachrowi Ramli [IV2.70.b.A] Konteks: Nachrowi Ramli berkomentar pada saat buka puasa bersama yang dilakukan oleh KPU DKI Jakarta dengan pemuka agama, tim sukses, dan kandidat pemilukada DKI. Media Indonesia, 30 Juli 2012, hlm. 6. 75 “Persoalan macam ini sebaiknya diselesaikan musyawarah saja sebab tidak ada peraturannya.” Jali Simbolon, Tim sukses Faisal-Biem [IV1.3.b.D] Konteks: Jali Simbolon menanggapi persoalan tagline iklan „berkumis‟ anatara kubu Foke-Nara dan Hendardji-Riza Media Indonesia, 1 Juni 2012, hlm. 7. Dengan tuturan 72, penutur terikat pada kebenaran pendapatnya yakni secara pribadi saya dukung perubahan. Kebenaran proposisi tuturan itu sesuai dengan keadaan pendapat si penutur. Hal ini dipertegas dengan konteks tuturan 72 yakni belum pastinya dukungan pasangan Hidayat-Didik pada putaran kedua pilkada DKI Jakarta, tetapi secara pribadi Didik J. Rachbini berpendapat bahwa ia mendukung perubahan. Demikian halnya dengan tuturan 73 dan 74 secara struktural mengandung proposisi kalimat Saya sendiri … lebih cenderung mendukung dan Saya setuju … dapat dipersepsi sebagai tindakan menyatakan pendapat. Tuturan 75 berisi maksud penutur menyelesaikan polemik antara kubu Foke-Nara dan Hendardji-Riza, yakni Persoalan macam ini sebaiknya …. 4.2.1.2.4 Tindak Tutur Kolaboratif dengan Ilokusi Representatif Menjelaskan Tuturan menjelaskan mengandung maksud menerangkan atau menguraikan secara terang sesuatu hal. Di dalam tuturan menjelaskan, penutur menerangkan topik atau informasi kepada mitra tutur agar isi tuturan dimengerti, dipahami, atau dimaklumi. Tuturan menjelaskan tergolong ke dalam ilokusi representatif karena di dalam tuturan itu terkandung kebenaran pernyataan penutur, atau penutur menyampaikan sesuatu apa adanya. Semua tuturan menjelaskan di atas, pada hakikatnya bermaksud menerangkan kebenaran isi tuturan. Penutur menyampaikan sesuatu berdasarkan fakta yang dihadapi. Tuturan 76 s.d 79 adalah beberapa contoh jenis fungsi tindak tutur kolaboratif dengan ilokusi representatif menjelaskan. 76 “Keputusan ini tidak tiba-tiba, tetapi melalui proses panjang agar dapat memastikan suara kami bulat. Kami sudah menemui Pak Jokowi dan Pak Fauzi. Sayangnya, Pak Jokowi tidak memberi jawaban mengenai penyamaan program dan agenda. Kami menunggu dan belum mendapat jawaban. Sementara kami harus cepat mengambil keputusan sebelum Lebaran.” Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden PKS. [I3.5.b.C] Konteks: Lutfhi Hasan Ishaaq menerangkan dukungan PKS terhadap pasangan Foke-Nara. Kompas, 12 Agustus 2012, hlm. 2. 77 “Tantowi memang populer saat itu. Tapi, kalau waktu itu sudah muncul Alex, belum tentu surveinya tinggi.” Fatah Ramli, Koordinator Tim Sukses Alex-Nono [II2.50.b.D] Konteks: Fatah Ramli menjelaskan alasan pemilihan pasangan Alex-Nono yang didukung Golkar. Koran Tempo, 13 Juli 2012, hlm. A3. 78 “Saya tidak mencari jabatan atau kekuasaan, namun Jakarta selaku ibu kota negara adalah cerminan bangsa. Permasalahan mendasar, seperti banjir atau macet, harus segera diselesaikan, jangan menunggu lebih lama lagi karena rakyatlah yang menjadi korbannya.” Alex Noerdin [ III2.5.b.B] Konteks: Alex Noerdin berkampanye di lapangan sepak bola Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Republika, 4 Juli 2012, hlm. 9. 79 “Gubernur DKI Jakarta itu kan melayani masyarakat dan pemerintah pusat. Jadi tidak mungkin hanya satu jam di kantor. Butuh kordinasi sana sini. Kami kordinasi di kantor pun kan untuk kepentingan rakyat.” Fauzi Bowo [IV1.14.b.A] Konteks: Fauzi Bowo memaparkan pemikirannya dalam debat calon gubernur yang disiarkan melalui Metro TV Media Indonesia, 10 Juni 2012, hlm. 9. Tuturan 76 menerangkan posisi dukungan PKS kepada pasangan Foke- Nara karena Pak Fauzi menyambut agenda yang ditawarkan PKS, sedangkan Pak Jokowi belum memberikan jawaban. Tuturan 77 menerangkan salah satu alasan „kekalahan‟ pasangan Alex-Nono, yaitu ketidaksolidan dukungan kubu Golkar. Fakta menunjukkan bahwa popularitas Tantowi Yahya lebih besar daripada sebelum Alex Noerdin didukung Golkar. Pada tuturan 78, Alex Noerdin menerangkan alasan ia maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Baginya, Jakarta adalah cermin bangsa, dan karena itu permasalahan Jakarta harus segera diatasi agar rakyat tidak menjadi korban. Konteks tuturan 79 berbeda dari konteks tuturan lainnya di atas. Penutur menerangkan posisi penting seorang Gubernur DKI, yaitu melayani masyarakat dan pemerintah pusat sehingga tidak mungkin satu jam di kantor. 4.2.1.2.5 Tindak Tutur Kolaboratif dengan Ilokusi Representatif Menyimpulkan Tindakan menyimpulkan masih erat kaitannya dengan tindakan menjelaskan. Namun, pada tuturan menyimpulkan, penutur menerangkan sesuatu dengan membuat semacam sari dari maksud atau isi pembicaraan secara keseluruhan. Di dalam tindakan menjelaskan terdapat rumusan kalimat pernyataan final kesimpulan dengan predikasi adalah, dan juga sangat mungkin munculnya penanda lingual simpulan, misalnya jadi. Penutur menyatakan kesimpulan untuk suatu konteks pembicaraan atau hal yang telah dibicarakan sebelumnya. Tuturan 80 s.d. 84 berikut dapat dicermati sebagai contoh tindakan menyimpulkan 80 “Kemenangan Jokowi-Ahok adalah keberhasilan sementara dalam mengelola kegagalan konsep pasangan lain, baik pengelolaan lapangan maupun kemasan.” M. Romahurmuziy, Sekjen PPP [V2.63.b.B]. Konteks: M.Romahurmuziy menjelaskan sikap kubu PPP menanggapi kemenangan pasangan Jokowi-Ahok dan dukungan selanjutnya. Jawa Pos, 13 Juli 2012, hlm. 11. 81 “Melihat sosok Jokowi yang wali kota Solo, bahkan tak punya KTP Jakarta, mampu merebut simpati warga ibu kota adalah indikasi warga DKI Jakarta lebih banyak orang Jawa ketimbang orang Betawi.” Melani, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat [V2.65.b.A]. Konteks: Melani menaggapi menanggapi kemenangan pasangan Jokowi-Ahok berdasarkan penghitungan cepat. Jawa Pos, 13 Juli 2012, hlm. 11. 82 “Jadi, saya dan Foke bukan lagi memulai kerja baru, melainkan tinggal melanjutkannya.” Nachrowi Ramli [I1.41.b.D]. Konteks: Nachrowi mengungkapkan strategi membangun tata kota Jakarta yang telah dimulai oleh Foke Kompas, 27 Juni 2012, hlm. 26. 83 “Jadi, kami sampai saat ini belum punya komitmen kepada calon mana pun, baik kepada pasangan Foke-Nara maupun pasangan Jokowi- Ahok.” Hidayat Nurwahid [IV2.67.b.D]. Konteks: Hidayat Nur Wahid menerangkan dukungan kubunya yang belum memastikan dukungannya pada salah satu pasangan calon. Media Indonesia, 26 Juli 2012, hlm. 8. 84 “Jadi, perlu agar Gubernur Jakarta orang yang teruji dan tahu seluk beluk Jakarta. Bukan hanya untuk coba- coba.” Zainuddin MH, Sekretaris DPD Golkar DKI [IV3.8.b.A]. Konteks: Zainuddin MH menerangkan Partai Golkar mengalihkan dukungannya kepada pasangan Foke-Nara. Media Indonesia, 6 Agustus 2012, hlm. 6. Dengan tututan menyimpulkan, penutur seolah-olah ingin menjawab pertanyaan mengapa suatu hal terjadi. Pada tuturan 80 dan 81, terdapat penggunaan predikasi adalah dalam keseluruhan kalimat untuk menerangkan maksud tuturan menyimpulkan kemenangan Jokowi dan simpati warga terhadap Jokowi. Pada tuturan 82 s.d. 84, penanda lingual jadi cukup jelas menegaskan maksud tuturan sebagai kesimpulan atas topik pembicaraan.

4.2.1.3 Tindak Tutur Kompetitif