ekspresif, 4 komisif, dan 5 deklarasi karena setiap bentuk tuturan ini menunjukkan fungsi-fungsi komunikatifnya tersendiri.  Leech justru 1983 menyatakan sebaliknya
bdk.  Rahardi,  2009:17  ketika  menguraikan  fungsi  tindak  tutur  dan  bentuk  tindak tutur. Menurut Leech, satu maksud atau satu fungsi bahasa dapat dinyatakan dengan
bentuk  tuturan  yang  bermacam-macam.  Oleh  karena  itu,  dapat  dikatakan  bahwa keempat  jenis  fungsi  tindak  tutur  konvivial,  kolaboratif,  kompetitif,  dan  konfliktif
yang  diuraikan  Leech  terkandung  di  dalamnya  jenis-jenis  ilokusi  yang  diwujudkan dalam berbagai bentuk tuturan.
4.2.1.1 Tindak Tutur Konvivial
Tindak  tutur  konvival  adalah  tindak  tutur  yang  sejalan  coincide  with dengan tujuan sosial, misalnya bentuk tuturan menawarkan bantuan, mengajak atau
mengundang,  menyapa,  mengucapkan  terima  kasih,  dan  mengucapkan  selamat Leech, 1983 dalam Oka, 1993:162  164.  Tindak tutur konvivial terdapat dalam 3
jenis  ilokusi,  yaitu  1  ilokusi  ekspresif,  mencakup  bentuk  tuturan  menawarkan bantuan,  mengajak,  mengucapkan  terima  kasih,  mengucapkan  selamat,  menyapa,
mengucapkan  terima  kasih,  mengucapkan  salam,  mengucapkan  selamat  tinggal, memuji,  memaafkan,  meminta  maaf,  mengampuni,  menyetujui,  menyanjung,
menghargai,  membanggakan,  melucu,  meneguhkan,  mempersilakan,  bercanda, berbelasungkawa,  berterima  kasih,  berdialog;  2  ilokusi  komisif,  seperti  bentuk
tuturan menyatakan janji, menawarkan, dan berkaul yang berkaitan dengan sesuatu di
masa depan  yang hendak dipenuhi penutur; dan 3 ilokusi direktif, terutama bentuk tuturan mengundang .
Ilokusi  ekspresif  adalah  bentuk  tuturan  yang  menyatakan  sikap  atau ekspresi;  ilokusi  komisif  adalah  bentuk  tuturan  yang  menyatakan  janji;  dan  ilokusi
direktif adalah tuturan yang bermaksud memerintah atau menyuruh orang lain untuk melakukan  sesuatu.  Dengan  ilokusi  ekspresif,  bentuk  tuturan  yang  tergolong  tindak
tutur konvivial mencakup berbagai bentuk tuturan yakni mempersilakan 11 tuturan, mengucapkan  terima  kasih  18  tuturan,  mengajak  38  tuturan,  meneguhkan  8
tuturan, meminta maaf 1 tuturan, mengucapkan salam 2 tuturan, menghargai 10 tuturan, dan menyanjung 13 tuturan. Tindak tutur konvivial dengan ilokusi komisif
terdapat  pada  bentuk  tuturan  menawarkan  janji  29  tuturan.  Tindak  tutur  konvivial dengan ilokusi direktif terdapat pada bentuk tuturan mengundang 1 tuturan. Uraian-
deskriptif tentang jenis tindak tutur konvivial adalah sebagai berikut.
4.2.1.1.1 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Ekspresif
Tindak  tutur  konvivial  dengan  ilokusi  ekspresif  tuturan  calon  gubernur, calon wakil gubernur, dan para pendukung terwujud dalam tindakan  mempersilakan,
mengucapkan  terima  kasih,  mengajak,  meneguhkan,  meminta  maaf,  mengucapkan salam, menghargai, dan menyanjung.
4.2.1.1.1.1 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Ekspresif Mempersilakan
Ilokusi  ekspresif  mempersilakan  tersirat  di  dalamnya  sikap  penutur memberikan  kesempatan  kepada  mitra  tutur  melakukan  apa  yang  hendak  dilakukan
mitra  tutur.  Dengan  tuturan  mempersilakan,  penutur  bertujuan  menyenangkan  mitra tutur  sekaligus  menghormati  mitra  tutur  demi  terjaganya  sopan  santun.  Ilokusi  jenis
ini dapat dilihat pada tuturan 33 s.d 35 berikut.
33 “Gunakanlah hak pilih dan jangan golput.” Reinhard Parapat, kordinator hukum Faisal-
Biem. [I2.27.a.A]. Konteks:  Reinhard  Parapat  mengimbau  warga  menggunakan  hak  suara  dalam  pilkada  DKI.
Kompas, 9 Juli 2012, hlm. 15 34
“Saya bebaskan mereka pilih siapa pun.” Hendardji Soepandji [II2.39.a.C] Konteks: Hendardji Soepandji menegaskan sikap politiknya menghadapi putaran kedua. Koran
Tempo, 13 Juli 2012, hlm. A1 35
“Silakan menghubungi juru bicara saya.” Fauzi Bowo. [II3.22.a.A] Konteks:  Fauzi  Bowo  menanggapi  aduan  beberapa  pihak  ke  Panwaslu  DKI  Jakarta  tentang
pernyataannya  kepada  warga  yang  mengalami  musibah  kebakaran  di  Karet  Tengsin  148, 2012. Koran Tempo, 15 Agustus 2012, hlm. A5.
Pada tuturan 33, secara struktural, tindakan mempersilakan tampak pada pemakaian kata Gunakanlah  yang bermakna imperatif perintah atau suruhan.  Sesuai
dengan  konteksnya,  tuturan  ini  dipersepsi  sebagai  tindak  mempersilakan  agar  para pemilih  menggunakan  hak  pilihnya  dan  tidak  golput.  Tuturan  34  juga  dipersepsi
tindakan  mempersilakan.  Hendardji  Soepandji  tidak  masuk  dalam  putaran  kedua pemilukada  sehingga  ia  membebaskan  pendukungnya  memilih  siapa  saja  di  antara
dua pasangan atau Foke-Nara atau Jokowi-Ahok: Saya bebaskan mereka pilih siapa pun.  Pada  tuturan  35,  tampak  jelas  penanda  persilaan,  yaitu
Silakan  …  di  dalam tuturan  tersebut.  Sesuai  dengan  konteksnya  pula,  tuturan  ini  dipersepsi  sebagai
tindakan mempersilakan. Fauzi Bowo mempersilakan awak media menghubungi juru
bicaranya  untuk  memperoleh  informasi  tentang  pernyataannya  kepada  warga  yang mengalami musibah kebakaran di Karet Tengsin.
4.2.1.1.1.2 Tindak  Tutur  Konvivial  dengan  Ilokusi  Ekspresif  Mengucapkan  Terima
Kasih Tuturan  mengucapkan  terima  kasih  pada  dasarnya  selalu  bertujuan
menyenangkan  karena  penutur  bermaksud  menghargai  mitra  tuturnya.  Tuturan  ini pun  jelas  memperlihatkan  aspek  honorifik  tanpa  menghilangkan  nuansa  keakraban
antara penutur dan mitra tutur.  Ilokusi  ekspresif  mengucapkan terima kasih  terdapat pada tuturan 36 s.d 39 berikut.
36 “Kami  bersyukur  bisa  menjadi  bagiannya,  dan  kami  siap  mengambil  bagian.”  Fauzi
Bowo [IV2.58.a.A] Konteks:  Fauzi  Bowo  bersyukur  karena  masuk  putaran  kedua  setelah  KPU  DKI  Jakarta
memutuskan  pasangan  Jokowi-Ahok  dan  Foke-Nara  ke  putaran  kedua.  Media  Indonesia,  20 Juli 2012, hlm. 7
37
“Saya bersyukur pada siang hari yang  mendapat berkat Tuhan bisa silaturahim dan bisa berbincang-
bincang soal Jakarta.” Fauzi Bowo [IV3.16.a.A] Konteks: Fauzi Bowo bersilaturahim dengan para pendeta dari beberapa gereja di Gereja Bethel
Indonesia  Mawar  Sharon,  Kelapa  Gading,  Jakarta  Utara.  Media  Indonesia,  9  Agustus  2012, hlm. 7.
38 “Saya  sangat  bersyukur  atas  keputusan  tersebut.  Panwaslu  telah  memutuskan  apa  yang
harus diputuskan.” Rhoma Irama, artis dan penyanyi [IV3.26.a.A] Konteks:  Rhoma  Irama  menyambut  gembira  sikap  Panwaslu  pilkada  DKI  Jakarta  yang  tidak
melanjutkan masalah dugaan kampanye SARA. Media Indonesia, 14 Agustus 2012, hlm. 7. 39
“Senang  sekali  saya  dikunjungi  ibu.  Kedatangannya  memberikan  dukungan  dan semangat.” Biem Benjamin. [I1.25.b.C]
Konteks: Dite Abimayu memberi keterangan tentang sumber dana dalam masa kampanye yang diperoleh pasangan calon Hidayat-Didik Kompas, 26 Juni 2012, hlm. 15.
Pada tuturan 36 s.d.  39 tindakan mengucapkan terima kasih  sangat  jelas terlihat pada penanda lingual berikut: Kami bersyukur
…36; Saya bersyukur … 37;
Saya  sangat  bersyukur …  38;  dan  Senang  sekali  saya…39.  Penggunaan  pilihan
kata  bersyukur,  sangat  bersyukur,  dan  senang  sekali  mendukung  ekspresi  terima kasih seseorang atas sesuatu yang terjadi atas dirinya. Tindakan mengucapkan terima
kasih  ditujukan  penutur  kepada  orang  atau  pihak  lain  yang  telah  memberikan perasaan senang atau suka pada diri penutur.
4.2.1.1.1.3 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Ekspresif Mengajak
Tindakan  mengajak  mengacu  pada  tuturan  yang  bertujuan  meminta kesediaan mitra tutur untuk terlibat pada maksud yang disampaikan penutur di dalam
tuturannya. Biasanya, imperatif ajakan disertai penanda mari atau ayo, tetapi maksud ajakan  bisa  juga  disampaikan  dengan  bentuk  imperatif  lain.  Hal  ini  terlihat  jelas  di
dalam tuturan 40 s.d 43 berikut.
40 “Jangan  pernah  menyerah  untuk  perjuangan  memperbaiki  keadaan.”  Faisal  Basri.
[V2.34.a.A] Konteks: Faisal Basri menyatakan bangga karena telah menorehkan sejarah dalam pilkada DKI
Jakarta 2012. Jawa Pos, 12 Juli 2012, hlm. 11. 41
“Jangan terjebak dengan iming-iming uang atau sembako untuk memilih calon tertentu.” Hartono, kordinator media center pasangan Hidayat-Didik [I2.28.a.A]
Konteks: Hartono mengimbau warga menggunakan hak suara dalam pilkada DKI. Kompas, 9 Juli 2012, hlm. 15.
42 “Tetapi,  saya  mendapatkan  laporan  dari  sukarelawan  di  lapangan,  banyak  warga  yang
belum  mendapatkannya.  Saya  minta  tolong  kepada  semua  pihak,  juga  kepada  pers,  untuk bersama-
sama  mengawasi  Pilkada  DKI.”  Megawati  Soekarnoputeri,  Ketua  umum  PDI-P [I2.35.a.A]
Konteks:  Megawati  mengomentari  fakta  banyaknya  warga  yang  belum  memperolah  kartu pemilih padahal pemungutan suara tinggal dua hari. Kompas, 10 Juli 2012, hlm. 15.
43 “Kita semua harus sama-sama mengawal proses penghitungan sampai tuntas.” Mustafa
Kamal, ketua bidang kebijakan publik PKS. [I2.41.a.C] Konteks:  Mustafa  Kamal  mengomentari  hasil  prediksi  hitung  cepat  dari  perbagai  survei
menunjukkan pasangan Jokowi-Basuki meraih posisi teratas. Kompas, 12 Juli 2012, hlm. 15.
Secara struktural, semua contoh tuturan di atas tidak menyertakan ungkapan penanda  ajakan:  ayo,  mari,  atau  menggunakan  modus  imperatif  ajakan.  Bentuk
kalimat tuturan-tuturan di atas adalah modus deklaratif. Tuturan 40 dan 41 secara struktural  adalah  larangan.  Hal  ini  ditandai  pemakaian  kata  jangan.  Namun,  tuturan
40 dapat dipersepsi sebagai ajakan sesuai dengan konteks tuturan tersebut. Tuturan itu disampaikan Faisal Basri sebagai rasa bangganya menjadi salah satu calon dalam
pemilihan gubernur Provinsi DKI Jakarta. Keikutsertaannya dalam pilkada dari kubu independen  menjadi  torehan  sejarah  baru  di  kancah  pilkada  DKI  Jakarta.  Dengan
tuturan  Jangan  pernah  menyerah  untuk  perjuangan  memperbaiki  keadaan,  tuturan Faisal  Basri  bertujuan  untuk  mengajak  tim  sukses  dan  pendukungnya  agar  tidak
berhenti  memperjuangkan  perbaikan  keadaan  di  DKI  Jakarta.  Demikian  pun  pada tuturan 41, penutur bermaksud mengajak mitra tutur, yaitu Jangan terjebak dengan
iming- iming … .
Pada  tuturan  42  terdapat  penanda  kesantunan  permintaan:  minta  tolong. Tuturan ini dapat dipersepsi  sebagai tindakan mengajak  berdasarkan  isi  keseluruhan
kalimat  tuturan  dan  konteks  tuturan.  Hal  ini  ditandai  dengan  bagian  klausa  Saya minta tolong kepada … untuk bersama-sama mengawasi Pilkada DKI. Demikian pun
pada  tuturan  43,  makna  ajakan  terdapat  pada  bagian  awal  kalimatnya:  Kita  semua harus sama-
sama … sehingga tuturan itu dipersepsi sebagai tindakan mengajak.
4.2.1.1.1.4 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Ekspresif Meneguhkan
Tindakan  meneguhkan  mengandung  arti  menguatkan  atau  memperkuat. Tuturan  meneguhkan  bermaksud  menguatkan  orang  lain  mitra  tutur  berkenaan
dengan  situasi  atau  kondisi  yang  dialami.  Melalui  tuturan  meneguhkan,  penutur bermaksud  „melibatkan‟  diri  secara  personal  dan  sosial  atau  merasa  bagian  dari
situasi  dan  keadaan mitra tutur. Tuturan 44 s.d. 47 berikut  adalah contoh tuturan meneguhkan.
44 “Kaum  Tionghoa  adalah  bagian  dari  kami  karena  kami  lahir  dan  besar  di  Jakarta.”
Nachrowi Ramli [IV1.12.a.A] Konteks: Nachrowi Ramli menyambut dukungan dari Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa
Indonesia. Media Indonesia, 7 Juni 2012, hlm. 9. 45
“Bukan  kebencian  yang  ditonjolkan,  tapi  keberagaman  yang  damai.”  Jokowi [IV1.29.a.A]
Konteks:  Jokowi  mengomentari  perayaan  HUT  Jakarta  ke-485  dengan  tema  Merajut Nusantara menuju Jakarta Baru. Media Indonesia, 24 Juni 2012, hlm. 9.
46 “Semoga  Jakarta  tetap  aman  dan  maju  terus.  Kami  juga  siap  kalah,  tapi  lebih  siap
menang.” Fauzi Bowo [IV1.31.a.A] Konteks:  Fauzi  Bowo  menyatakan  komitmen  melaksanakan  kampanye  damai  sesuai  dengan
kesepakatan  para  kandidat  gubernur  dan  wakil  gubernur.  Media  Indonesia,  25  Juni  2012, hlm. 8.
47
“Semoga  saja  Pak  Jokowi  benar-benar  terpilih  menjadi  Gubernur  DKI  Jakarta.  Beliau tentu  akan  berhasil  menularkan  keberhasilan  memimpin  Kota  Solo  saat  nanti  menjadi
gubernur DKI.” Surtini, bakul gumbon Pasar Gede Solo [IV2.30.a.A] Konteks:  Surtini,  warga  Solo,  menanggapi  keunggulan  sementara  pasangan  Jokowi-Ahok.
Media Indonesia, 12 Juli 2012, hlm. 7.
Dengan  tuturan  44,  penutur  bermaksud  meneguhkan  dukungan  kaum Tionghoa kepada pasangan Foke-Nara. Hal ini juga tampak jelas pada keseluruhan isi
tuturan Kaum  Tionghoa  adalah  bagian  dari  kami  …  .  Pada  tuturan  45,  penutur
bermaksud meneguhkan makna perayaan HUT Jakarta sesuai dengan tema yang ada.
Penutur  mempertegas  tema  itu  dengan  tuturan  Bukan  kebencian  yang  ditonjolkan, tapi keberagaman yang damai.
Tindakan  meneguhkan  dapat  pula  dipersepsi  berdasarkan  tuturan  yang bermakna  imperatif  harapan.  Hal  ini  jelas  pada  penggunaan  penanda  kesantunan
harap atau semoga. Di dalam tuturan 46 dan 47 digunakan penanda semoga yang mempertegas  tindakan  meneguhkan  dari  penutur  terhadap  hal  atau  orang  yang
dibicarakan di dalam tuturan.
4.2.1.1.1.5 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Ekspresif Meminta Maaf
Tindakan  ilokusi  ekspresif  meminta  maaf  adalah  tindak  tutur  yang bermaksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di
dalam tuturan yang berisi permintaan maaf. Dari data tuturan yang ada, terdapat satu ilokusi ekspresif meminta maaf, yaitu tuturan 48 berikut.
48 “Kami memohon maaf atas adanya sindiran-sindiran, statement-statement dalam putaran
pertama.  Kami  akan  melakukan  sharing dalam  posisi  yang  baru.”  Fauzi  Bowo
[IV3.9.a.A] Konteks:  Fauzi  Bowo  menyambut  baik  dukungan  partai  Golkar  untuknya  pada  pilkada
putaran kedua bulan September. Media Indonesia, 6 Agustus 2012, hlm. 6.
Secara  struktural,  di  dalam  tuturan  48,  penutur  menggunakan  penanda lingual mohon maaf. Sesuai dengan konteks tuturannya, pada putaran pertama, Partai
Golkar  mendukung  pasangan  Alex-Noerdin.  Penutur  memohon  maaf  atas  sindiran- sindirian,  statement-statement  pada  putaran  pertama  agar  pada  putaran  kedua  dapat
dilakukan  sharing  dalam  posisi  yang  baru.  Tuturan  ini  dipersepsi  sangat  santun karena  di  dalam  tuturannya  selain  penggunaan  diksi  memohon  maaf,  penutur
menggunakan pronomina pertama jamak kami untuk menggantikan tanggung jawab personal penutur atas isi tuturannya. Dengan itu, secara kelembagaan, tuturan tersebut
telah mewakili semua orang yang menjadi pendukung penutur pasangan Foke-Nara.
4.2.1.1.1.6 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Ekspresif Mengucapkan Salam
Tindak  ilokusi  ekspresif  mengucapkan  salam  atau  menyapa  adalah  tindak tutur yang bermaksud agar tuturannya diartikan sebagai penghargaan terhadap pribadi
mitra tutur secara personal dan sosial melalui tuturan yang berisi salam atau sapaan. Dalam  pergaulan  sosial,  tindakan  menyapa  adalah  salah  satu  bentuk  kebiasaan
penghormatan  ketika  seseorang  bertemu  dengan  orang  lain,  atau  ketika  bertamu  ke rumah orang. Secara stuktural,  penanda lingual  yang umumnya dipakai  adalah kata-
kata sapaan atau salamselamat, seperti: salam sejahtera, selamat pagi, selamat siang termasuk  juga  ucapan  salam  dalam  bahasa  daerah,  dan  lain  sebagainya.  Tuturan
49 dan 50 berikut adalah contoh ilokusi ekspresif mengucapkan salam selamat.
49 “Shalom Salam sejahtera.” Fauzi Bowo [IV3.17.a.A]
Konteks:  Fauzi  Bowo  bersilaturahim  dengan  para  pendeta  dari  beberapa  gereja  di  Gereja Bethel Indonesia Mawar Sharon, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Media Indonesia, 9 Agustus
2012, hlm. 7. 50
“Sugeng rawuh Mas Jokowi, terima kasih.” Hidayat Nur Wahid [V2.18.a.A] Konteks:  Hidayat  Nur  Wahid  menyambut  silaturahim  Jokowi  di  markasnya  Jawa  Pos,  12
Juli 2012, hlm. 11.
4.2.1.1.1.7 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Ekspresif Menghargai
Tindakan  menghargai  adalah  tindakan  menghormati,  mengindahkan  atau memandang  penting  pihak  lain.  Dengan  ilokusi  ekspresif  menghargai,  isi  tuturan
mengandung  penghormatan  terkait  dengan  situasi  atau  keadaan,  kemampuan  atau kapasitas  mitra  tutur  secara  pribadi  atau  sesuai  dengan  topik  yang  dibicarakan.
Tindakan  menghargai  dapat  dicermati  pada  contoh  tuturan-tuturan  51  s.d.  54 berikut.
51 “Saya  selaku  ketua  MPR  sangat  bangga  dengan  kondisi  ini.”  Taufiq  Kiemas,  Ketua
MPR [V2.43.a.A] Konteks: Taufik Kiemas mengomentari kemenangan pasangan Jokowi-Ahok atas Foke-Nara
berdasarkan penghitungan sementara. Jawa Pos, 12 Juli 2012, hlm. 11. 52
“Tidak apa-apa. Sudahlah, kami menghargai keputusan partai.” Jokowi [I3.8.a.A] Konteks: Jokowi menanggapi dukungan PKS atas pasangan Foke-Nara. Jokowi merasa telah
berusaha agar bisa bersama PKS pada putaran kedua. Kompas, 12 Agustus 2012, hlm. 2. 53
“Tapi saya yakin, dari lembaga survei tersebut, ada yang benar-benar memotret realitas pilihan  warga  DKI  karena  didasari  oleh  keilmuan  dan  metodologi  yang  benar.”
Almuzzammil Yusuf, Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR [
III1.7.a.D]
Konteks:  Almuzzammil  Yusuf  menanggapi  munculnya  banyak  survei  yang  memberikan perbedaan yang sangat signifikan  sehingga bisa  menggiring opini publik. Republika, 4 Juni
2012, hlm. 9. 54
“Semoga hubungan ini terus membawa hoki.” Hidayat Nur Wahid [
III1.43.a.A
] Konteks: Hidayat Nur Wahid bersosialisasi dengan komunitas Tionghoa Republika, 11 Juni
2012, hlm. 21.
Dengan tuturan 51, penutur menyampaikan penghormatannya atas proses demokrasi di Provinsi DKI Jakarta dan implisit kemenangan pasangan Jokowi-Ahok
yang  didukungnya.  Pada  tuturan  52,  penutur  bermaksud  menghormati  keputusan partai  PKS  terkait  dengan  dukungan  PKS  terhadap  pasangan  Foke-Nara
menghadapi pilkada putaran kedua, meskipun ia telah berusaha membuat pendekatan. Tindakan menghargai ditunjukkan melalui keseluruhan isi tuturan 52 tersebut.
Pada  tuturan  53,  penutur  bermaksud  memberikan  penghormatan  kepada lembaga survei yang menyelenggarakan hitung cepat dengan metodologi yang benar.
Hal  ini  didukung  dengan  struktur  kalimat  Saya  yakin … ada yang benar-benar ….
Tuturan  54  secara  jelas  menyajikan  penghormatan  penutur  terhadap  sosialiasi penutur  dengan  warga  Tionghoa.  Dengan  tuturan  Semoga  hubungan  ini  terus
membawa  hoki,  penutur  secara  eksplisit  menghormati  keberadaan  warga  Tionghoa dan proses sosialiasi  yang terjadi.  Pada tuturan-tuturan di  atas, tindakan menghargai
dipertegas  dengan  ekspresi  penghormatan  melalui  penggunaan  penanda  modalitas kebenaran: yakin 53; penanda tambahan modalitas berupa adverbia evaluatif: sangat
51,  benar-benar  53,  semoga  dan  terus  54;  dan    diksi:  bangga  51  dan menghargai 52.
4.2.1.1.1.8 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Ekspresif Menyanjung
Dengan  ilokusi  ekspresif  menyanjung,  penutur  memberikan  penghormatan kepada  mitra  tuturnya  terkait  dengan  kemampuan  atau  kapasitas  mitra  tutur  secara
pribadi. Penutur bermaksud menyanjung mitra tutur sesuai dengan isi tuturannya. Hal ini tampak dalam tuturan 55 s.d 58 berikut.
55 “Waktu  terjadi  kerusuhan  besar-besaran  tahun  1998,  Pak  Nono  berhasil  mengamankan
Jakarta. Yang melindungi kota ini pada waktu itu adalah pasukan marinir yang dipimpin oleh Pak Nono.” Alex Noerdin. [III2.19.a.A]
Konteks:  Alex  Noerdin  berkampanye  tentang  keamanan  Jakarta  di  hadapan  pendukungnya. Republika, 5 Juli 2012, hlm. 9.
56
“Saya kenal betul Bang Adji. Kalau beliau bicara itu pasti dilaksanakan, bukan janji-janji seperti  yang  lain.”  Adhyaksa  Dault,  tim  sukses  pasangan  independen  Hendardji-Riza
[II2.5.a.D] Konteks:  Adhyaksa  Dault  memberikan  dukungan  dalam  sesi  kampanye  pasangan  Hendardji-
Riza Koran Tempo, 1 Juli 2012, hlm. A3. 57
“Namun,  Jokowi-Ahok  mampu  mengkomunikasikan  program-program  perubahannya secara sederhana sehingga lebih mudah ditangkap masyarakat.” Faisal Basri [I2.45.b.D]
Konteks:  Faisal  Basri  mengomentari  hasil  prediksi  hitung  cepat  dari  perbagai  survei  yang menunjukkan pasangan Jokowi-Basuki meraih posisi teratas dan memberi dukungan. Kompas,
12 Juli 2012, hlm. 15.
58 “Dari  dulu  Pak  Hendardji  punya  semangat  pembaruan  dan  perubahan.”  Jokowi
[II2.38.a.A] Konteks: Jokowi mengklaim telah mendapat dukungan dari pihak Hendardji Soepandji. Koran
Tempo, 13 Juli 2012, hlm. A1.
Tuturan  55  disampaikan  Alex  Noerdin  pada  saat  berkampanye  tentang keamanan  Jakarta.  Alex  Noerdin  memuji  atau  menyanjung  pasangannya,  Nono
Sampono,  karena  kapasitasnya  sebagai  komandan  pasukan  marinir  yang  pernah menjaga  keamanan  kota  Jakarta  pada  tahun  1998.  Tuturan  56  disampaikan  oleh
Adhyaksa  Dault,  tim  sukses  pasangan  Hendardji-Riza.  Dengan  tuturan  tersebut, penutur bermaksud memuji atau menyanjung kapasitas pribadi Bang Adji yang pasti
melaksanakan apa  yang dibicarakan, bukan sekadar janji-janji. Dengan tuturan 57, penutur  bermaksud  memuji  atau  menyanjung  pasangan  Jokowi-Ahok  yang  mampu
mengomunikasikan program-perubahannya kepada masyarakat. Hal ini semakin jelas terbaca dari konteks tuturan tersebut, yakni pasangan Jokowi-Ahok unggul sementara
berdasarkan penghitungan cepat. Demikian pun tuturan 58 bermaksud memuji atau menyanjung,  yaitu  penutur  Jokowi  menyanjung  Pak  Hendardji  yang  memiliki
semangat pembaruan dan perubahan.
4.2.1.1.2 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Komisif Menawarkan Janji
Tindak tutur konvivial dengan ilokusi komisif terwujud dalam bentuk tuturan menawarkan  janji.  Tindak  tutur  dengan  ilokusi  komisif  menawarkan  janji  memiliki
fungsi  untuk  mendorong  penutur  melakukan  sesuatu  sesuai  dengan  komitmennya janjinya yang telah ditetapkannya dalam melakukan tindakan tertentu di masa yang
akan  datang.  Contoh-contoh  tuturan  menawarkan  janji  adalah  tuturan  59  s.d.  62 berikut.
59 “Masa  depan  Jakarta  akan  lebih  terjamin  kalau  Fauzi-Nachrowi  diberi  amanah.”  Anas
Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat. [II2.59.a.B] Konteks:  Anas  Urbaningrum  menerangkan  dukungan  Partai  Demokrat  terhadap  Fauzi-
Nachrowi. Koran Tempo, 16 Juli 2012, hlm. A5. 60
“Apabila  Foke-Nara  terpilih  menjadi  gubernur  dan  wakil  gubernur  DKI,  PPP  akan mengawal  mereka  dalam  melaksanakan  pembangunan  agar  komitmennya  dalam  membangun
Jakarta  dapat  lebih  dirasakan  masyarakat.”  Suryadharma  Ali,  Ketua  Umum  PPP. [IV3.2.a.A]
Konteks:  Suryadharma  Ali  menyatakan  secara  resmi  bahwa  PPP  mendukung  pasangan  Foke- Nara untuk pilkada pada putaran kedua. Media Indonesia, 3 Agustus 2012, hlm. 7.
61
“Selama  ini  kita  sering  mendengar  protes  pengambilan  jalan  untuk  busway,  padahal jalurnya sering kosong. Untuk itu, saya merencanakan angkutan umum lain, seperti metromini
dan kopaja agar diizinkan masuk jalur busway.” Hidayat Nur Wahid. [III2.21.a.A] Konteks:  Hidayat  Nur  Wahid  berkampanye  dengan  menumpang  metromini  46  jurusan
Pulogadung-Kampung Melayu. Republika, 5 Juli 2012, hlm. 9. 62
“Saya akan turun all-out.” Muhaimin Iskandar, Ketua Umum DPP PKB. [V2.67.a.A] Konteks:  Muhaimin  Iskandar  menyatakan  dukungan  penuh  kepada  Foke-Nara  dalam
menghadapi putaran kedua. Jawa Pos, 13 Juli 2012, hlm. 11.
Tuturan  59  s.d  62  adalah  bentuk  tuturan  menawarkan  janji.  Penutur terikat dengan isi tuturannya melakukan sesuatu di masa depan bagi mitra tutur, yaitu
tuturan  59  menurut  Anas  Urbaningrum  masa  depan  Jakarta  akan  lebih  terjamin kalau  Fauzi-Nachrowi  diberi  amanah;  tuturan  60  PPP  akan  mengawal
kepempimpinan  Foke-Nara  jika  terpilih;  tuturan  61  Hidayat  Nur  Wahid merencanakan … metromini dan kopaja diizinkan masuk jalur busway jika jalurnya
sering kosong; dan tuturan 62 pada pilkada putaran kedua Muhaimin Iskandar akan all-out memenangkan pasangan Foke-Nara.
4.2.1.1.3 Tindak Tutur Konvivial dengan Ilokusi Direktif Mengundang
Tindak  tutur  konvivial  dengan  ilokusi  direktif  terwujud  dalam  tuturan mengundang. Tindak tutur direktif pada dasarnya bertujuan menghasilkan suatu efek
berupa  tindakan  yang  dilakukan  oleh  petutur  mitra  tutur  atau  pendengar,  atau bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar mitra tutur
melakukan tindakan. Tuturan 63 berikut adalah contoh tuturan mengundang.
63 “Mohon doa restu untuk kelancaran acara esok.” Hendardji Soepandji. [II2.23.a.A]
Konteks: Hendardji Soepandji meminta dukungan dalam menyambut hari H pemilihan. Koran Tempo, 11 Juli 2012, hlm. A2.
Tuturan  63  merupakan  ajakan  yang  bertujuan  mengundang.  Di  hadapan  para pendukungnya,  dengan  tuturan  63  Hendardji  mengundang  mereka  agar
mendukungnya melalui doa demi kelancaran acara besok hari pencoblosan. Tindak tutur  mengundang  merupakan  permintaan  atau  permohonan  langsung  direktif
sehingga  oleh  Leech  dikategorikan  sebagai  ilokusi  direktif  yang  mengandung  sopan santun.
4.2.1.2 Tindak Tutur Kolaboratif