berfungsi untuk mengutarakan informasi, yaitu bagaimana harga BBM, bagaimana beban subsidi pada APBN, apa saja yang dikatakan Presiden SBY. Kemungkinan
adanya daya ilokusi dan perlokusi dalam kalimat 10 sangat terbuka, tetapi kadar daya lokusinya jauh lebih dominan atau menonjol karena sifat informatifnya.
Berdasarkan contoh-contoh itu, dapatlah dilihat bahwa ihwal maksud tuturan yang disampaikan oleh penutur tidak dipermasalahkan sama sekali. Dengan
demikian, tindak tutur lokusioner adalah tindak menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penutur berdasarkan wujud kebahasaan yang konkret di dalam
tuturan tersebut.
2.2.1.2 Tindak Ilokusi
Sebuah tuturan berfungsi untuk mengatakan atau menyampaikan sesuatu dan untuk melakukan sesuatu. Tuturan yang berfungsi untuk menyampaikan sesuatu
disebut tindak lokusi, sedangkan tuturan yang berfungsi untuk melakukan sesuatu dinamakan tindak ilokusi Wijana, 2011:23. Tindak tutur ini disebut the act of doing
something. Tindak tutur ilokusioner merupakan tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu di dalam kegiatan bertutur yang sesungguhnya. Tindak
tutur ilokusioner cenderung tidak hanya digunakan untuk menginformasikan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan dengan
seksama. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan Wijana 2011:23 berikut.
11 Saya tidak dapat datang.
12 Ada anjing gila.
13 Rambutmu sudah panjang.
Kalimat 11 s.d 13 ini tidak saja memberi informasi tertentu sesuai isi kalimat itu
tetapi juga untuk melakukan sesuatu jika dipertimbangkan situasi tuturnya berikut ini. Kalimat 11 bila diutarakan oleh seseorang kepada temannya yang baru saja
merayakan ulang tahun, tidak hanya berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi untuk melakukan sesuatu, yakni meminta maaf. Informasi ketidakhadiran petutur
dalam hal ini kurang begitu penting karena besar kemungkinan lawan tutur sudah mengetahui hal itu. Kalimat 12 yang biasa ditemui di pintu pagar atau di bagian
depan rumah pemilik anjing tidak hanya berfungsi untuk membawa informasi, tetapi untuk memberi peringatan. Akan tetapi, bila ditujukan kepada pencuri, tuturan itu
mungkin pula diutarakan untuk menakut-nakuti. Kalimat 13 bila diucapkan oleh seorang lelaki kepada pacarnya, mungkin berfungsi untuk menyatakan kekaguman
atau kegembiraan. Akan tetapi, bila diutarakan oleh seorang ibu kepada anak lelakinya, atau seorang isteri kepada suaminya, kalimat ini dimaksudkan untuk
menyuruh atau memerintah agar sang suami memotong rambutnya. Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa tindak ilokusi sangat sukar
diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Selain itu,
tindak ilokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Itulah sebabnya tindak ilokusi menjadi bagian yang sentral untuk memahami tindak tutur.
Tindak tutur ilokusi sering menjadi kajian utama dalam bidang pragmatik Rahardi, 2009:17. Searle 1983, bdk. Rahardi, 2005:36-37 menggolongkan tindak
tutur ilokusi dalam lima macam bentuk tuturan, yakni 1 asertif atau representatif, yaitu bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang
diungkapkan; 2 direktif, yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan; 3 ekspresif, yakni
bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan; 4 komisif, yaitu bentuk tutur yang berfungsi untuk
menyatakan janji atau penawaran; dan 5 deklarasi, yaitu bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya.
2.2.1.3 Tindak Perlokusi