Diksi Penanda Lingual Kesantunan

2.4.1 Diksi

Diksi terkait dengan pilihan kata yang dipakai penulis atau penutur dalam teks tertulis atau lisan. Menurut Fairclough 1989, dalam Widharyanto, 2000, pilihan kata dalam suatu teks, termasuk juga dalam tuturan, menandai secara sosial maupun ideologis bidang-bidang pengalaman yang berbeda dari penulisnya, baik berupa nilai eksperiental, nilai relasional, dan nilai ekspresif. Suatu kata tidak hanya menunjukkan pengalaman dalam artian umum, tetapi juga berpotensi merepresentasikan adanya konsep pembedaan kelas, golongan, maupun ideologi. Keraf 2008:24 memberikan tiga kesimpulan mengenai diksi. Pertama, diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, diksi atau pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Pengertian pertama dan kedua ini dapat dikatakan sebagai faktor penanda lingual kesantunan dari tuturan. Dalam konteks ini, Pranowo 2009:104 menyatakan bahwa indikator kesantunan dari segi diksi pilihan kata adalah sebagai berikut. a gunakan kata “tolong” untuk meminta bantuan orang lain, b gunakan frasa frasa “terima kasih” sebagai penghormatan atas kebaikan orang lain, c gunakan kata “maaf” untuk tuturan yang diperkirakan dapat menyinggung perasaan orang lain, d gunakan kata “berkenan” untuk meminta kesediaan orang lain melakukan sesuatu, e gunakan kata “beliau” untuk menyebut orang ketiga yang dinilai lebih dihormati, f gunakan kata “Bapak”, “Ibu” untuk menyebut orang kedua dewasa.

2.4.2 Gaya Bahasa