19
fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa direct experiences. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkrit sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes fleksibel dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya. g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Agar memberikan hasil yang maksimal pengembangan pembelajaran tematik harus mempertimbangkan rambu-rambu antaralain:
a. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk
dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
20
f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat
2. Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang mengikuti alur: a mengamati, b menanya, c menggali informasi, d mengasosiasi, dan
e mengomunikasikan. Pembelajaran ini adalah pembelajaran yang mendorong siswa aktif. Siswalah yang aktif dalam melakukan 5 M mengamati, menanya,
menggali informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan tersebut. Namun demikian, semua itu tergantung kepada kemampuan guru. Siswa akan malas
mengamati bila yang diamatinya adalah sesuatu yang tidak menarik dan tidak menantang. Siswa tidak tertarik dan tidak tertantang untuk mengamati kalau dia
tidak melihat adanya sesuatu yang penting dan bermanfaat dari apa yang diamati. Karena itu, guru harus pandai memilah dan memilih bahan yang perlu
diamati siswa. Guru harus pandai menyusun bahan pengamatan tersebut sehingga siswa tertarik dan tertantang untuk mengamatinya. Selama ini,
terutama ketika berada di kelas 3 ke atas, siswa mulai enggan menanya. Mereka jarang mempertanyakan apa yang diamati atau apa yang menjadi perhatian
mereka. Model pembelajaran yang cenderung indoktrinasi pemberi tahuan secara sepihak oleh guru kepada siswa mengakibatkan terbentuknya persepsi
bahwa kebenaran itu hanya menurut guru saja dan bersifat tunggal, tidak ada kebenaran yang lain. Karena itu, siswa menjadi sangat bergantung kepada guru.
Siswa selalu menunggu pembenaran dari guru. Mereka memiliki persepsi bahwa apa yang dikatakan guru pasti benar dan tidak perlu dipertanyakan. Dalam
rangka menjalankan pendekatan saintifik, guru harus pandai mendorong siswanya untuk menanya atau mempertanyakan. Guru harus pandai mendorong
siswa agar mau dan mampu membuat pertanyaan investigatif, yaitu pertanyaan yang mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan terlebih dahulu sebelum
menjawabnya.
Seperti diuraikan terdahulu, upaya PMP dengan pendekatan saintifik memiliki beberapa titik simpul yang kritis.Titik-titik simpul ini berpengaruh besar
terhadap mutu pembelajaran. Titik-titik simpul itu antara lain adalah sebagai berikut;
a. Pemanfaatan kebiasaan menerapkan pendekatan saintifik dalam membangun karakter pebelajar yang tangguh, cermat, disiplin, jujur, sopan dan lain
sebagaainya. Pendekatan saintifik dilakukan setiap saat. Oleh sebab itu, penerapan pendekatan saintifik ini memungkinkan terciptanya kebiasaan
yang membawa kepada terbentuknya karakter. Karena itu, pemanfaatan momentum pembiasaan penerapan pendekatan saintifik di sekolah
merupakan suatu potensi yang baik bagi PMP.
21
b. Penugasan yang diberikan guru, dalam era konstruktivisme, merupakan modal yang sangat menentukan pengalaman belajar yang akan dilalui siswa.
Penugasan guru menentukan apa yang harus dipelajari siswa, cara mempelajarinya, dan cara menyajikan hasil belajarnya disajikan. Penugasan
yang bermutu memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih baik. Penugasan yang baik memberi kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan resource skills keterampilan melokalisir sumber belajar, information skills keterampilan untuk memilah, memilih, dan memahami
informasi, interpersonal skills keterampilan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan baik, dan lain sebagainya. Karena itu,
kemampuan memberikan penugasan merupakan salah satu titik simpul bagi PMP.
c. Pembelajar yang baik adalah pembelajar yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Pebelajar ini biasanya memiliki kemauan dan kemampuan menanya
yang baik. Dia suka menggali informasi untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Kalau siswa mau dan mampu mengembangkan pertanyaan
investigatif, memiliki kemampuan menggali informasi dan karakter yang baik, siswa akan tumbuh berkembang menjadi anak yang kritis, kreatif, dan
mandiri. Siswa seperti ituberpeluang besar menjadi produsen ilmu pengetahuan, bukan sekedar konsumen saja. Mereka akan menjadi pejuang
bangsa Indonesia yang akan memantapkan posisi dan daya saing bangsa dalam kancah pergaulan dunia internasional. Karena itu, pengembangan
kemauan dan kemampuan bertanya merupakan salah satu titik simpul penting bagi PMP.
d. Ketika seorang anak menggali informasi, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, kehadiran seorang guru yang senantiasa memantau kemajuan
belajar siswanya, mempertanyakan ide yang diperoleh, memberikan umpan balik yang sesuai, serta membuka ide-ide kreatif siswa adalah hal yang sangat
penting dalam pembelajaran. Dengan mendampingi belajar siswa seperti itu, belajar siswa akan lebih terarah, dan lebih memberikan peluang
pengembangan ilmu pengetahuan serta kemampuan berpikir siswa. Kehadiran guru yang mampu memberikan pendampingan belajar yang baik
ini, memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan diri mereka secara optimal. Karena itu, kemampuan memberikan pendampingan
kepada siswa yang sedang belajar, juga termasuk titik simpul penting bagi PMP.
e. Dalam era informasi sekarang, kemampuan memilah dan memilih informasi untuk dimanfaatkan dalam pengembangan gagasan baru menutut dimilikinya
kemampuan berliterasi yang baik. Siswa dengan kemampuan membaca pemahaman yang baik, menjadikan membaca sebagai kebutuhan,
22
menuangkan hasil bacaannya menjadi suatu tulisan atau karya yang baru dan lebih baik sehingga orang lain menjadi terkagum-kagum dan terpesona
dengan uraiannya, memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang lebih baik dalam era informasi saat ini. Siswa yang memiliki kemampuan literasi
yang baik, memiliki peluang untuk hidup lebih baik dari siswa dengan kemampuan literasi yang kurang. Karena itu, guru perlu mampu membantu
siswanya memiliki kemampuan berliterasi yang baik, dan penerapan K13 memberikan peluang untuk itu. Karenanya, pengembangan kemampuan
berliterasi termasuk salah satu simpul penting bagi PMP di sekolah dasar.
f. Dengan melimpahnya informasi yang tersedia di internet, sumber belajar yang bisa dimiliki siswa menjadi tak terbatas. Apa yang benar sekarang,
belum tentu benar besok. Apa yang terjadi sekarang di luar negeri, dengan segera kita dapat mengetahuinya. Apa yang susah dibayangkan kalau tanpa
eksperimen, sekarang dengan melihat animasinya saja sudah diperoleh gambarannya secara lebih jelas. Materi yang tak terhingga banyaknya,
memiiki peluang untuk digunakan secara lebih baik di dalam pembelajaran. Karena itu, cara memanfaat informasi di internet atau di sumber belajar
lainnya bisa dikategorikan sebagai salah satu titik simpul penting bagi PMP. Kalau guru mampu memanfaatkan sumber belajar tersebut, besar peluang
siswanya belajar lebih baik dan mencapai potensi yang lebih optimal.
23
BAB III STRATEGI PROGRAM PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN
A. PROGRAM MUTU PEMBELAJARAN
Program peningkatan mutu pembelajaran PMP yang digunakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Pembiasaan pendekatan saintifik untuk pengembangan karakter. Pendekatan saintifik yang berisi 5M Mengamati, Menanya, Menggali Informasi,
Mengasosiasi, dan Mengomunikasikan merupakan pendekatan yang disarankan untuk diterapkan setiap hari di setiap pembelajaran.Karena itu, di setiap
sekolah,setiap peluang hendaknya dimanfaatkan untuk kegiatan pembiasaan Penggunaan Pendekatan Saintifik.
Terkait dengan Mengamati misalnya, beberapa karakter yang bisa dikembangkan antara lain: a jujurobyektif, b tekun, c disiplin, dan lain-lain. Untuk
mengembangkan karakter jujurobyektif, misalnya, guru mungkin perlu membiasakan siswa untuk melakukan cross check atau validasi terhadap
informasi yang diperoleh. Guru bisa meminta dua orang siswa untuk mengumpulkan data dari satu peristiwa, dan meminta mereka saling
membandingkan dan menyepakati data yang akan digunakan, dengan cara melakukan pemeriksaan ulang secara bersama-sama.
Untuk mengembangkan karakter tekun , misalnya, guru dapat memodelkan contoh penerapan karakter pantang menyerah. Guru juga bisa bercerita tentang
pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain yang terkait dengan ketekunan ini. Guru juga bisa mengajak siswa membahas dampak positif dan negatif tidak
dimilikinya ketekunan.Hasil diskusi ini bisa dituliskan menjadi slogan dan diterapkan dalam mengamati sesuatu dengan meminta siswa mengamati secara
cermat dan teliti.
Untuk mengembangkan karakter disiplin, guru bisa meminta siswa untuk memiliki jurnal dan menuliskan pengalaman belajar termasuk mengamati dan
hasilnya di jurnal tersebut. Selanjutnya, jurnal tersebut diperiksa oleh guru atau diperiksa secara silang oleh siswa.
2. Peningkatan kemampuan membuat penugasan yang baik Penugasan yang baik memberikan kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa.
24
Ketika belajar KD tentang garis sejajar misalnya, guru sebenarnya bisa saja memberikan gambar garis-garis dan meminta siswa menentukan garis yang
sejajar dan yang tidak sejajar.
Akan tetapi, akan lebih bermakna bila siswa diminta mengamati lingkungan kelas atau lingkungan sekolah dan menemukan fakta kesejajaran itu di lingkungan
kelassekolah. Penugasan yang kontekstual memberi kesempatan kepada siswa untuk mengetahui manfaat belajar konsep kesejajaran dalam kehidupan sehari-
hari. Ini akanmemperkuat sikap dan persepsi positif siswa dan memberi siswa peluang belajar yang bermakna.
Ketika siswa diberi gambar bunga mawar, melati, anggrek, kamboja,guru bisa menugasi mereka menentukan bunga yang harus dibuang karena tidak sejenis.
Tugas ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih jawaban sesuai dengan dasar pemikiran mereka masing-masing, sehingga jawabannya pun bisa
bervariasi. Penugasan yang bersifat terbuka demikian akan mendorong siswa memiliki keyakinan bahwa kebenaran itu bisa bervariasi, dan mereka terhindar
dari salah satu jenis unhelpful mindpikiran yang menghambat, yaitu berpikiran hitam-putih, benar-salah, kalau tidak ini maka pasti itu. Dalam kehidupan nyata,
di antara hitam dan putih itu masih terdapat gradasi warna yang lain. Dengan memberi siswa pertanyaan terbuka, mereka memiliki banyak alternatif jawaban
dan dirangsang untuk berpikir kreatif.
3. Pengembangan kemampuan untuk mendorong siswa menanya Menanya atau mempertanyakan adalah pemicu diadakannya kegiatan investigasi.
Dengan menanya, peluang untuk ditemukannya ilmu baru akan semakin besar. Karena itu, mendorong siswa menanya atau mengajukan pertanyaan investigatif
merupakan kegiatan yang sangat disarankan.
Siswa jarang sekali mau dan mampu bertanya.Praktik pembelajaran selama ini menempatkan guru sebagai sumber kebenaran, sehingga siswa enggan bertanya.
Ada yang tidak berani bertanya karena takut ditanya ulang dan tidak bisa, ada juga yang takut bertanya karena tidak tahu apa yang harus ditanyakan.
Guru bisa membantu siswa menanya dengan meminta dua hal berikut: a.
Melengkapi kalimat Bagaimana kalau .. atau Bagaimana kalau tidak … Contoh:
Bagaimana kalau banyaknya air yang disiramkan ke tanaman ini dikurangi seperempatnya?
Masih ingat dengan letusan Gunung Kelut.Bagaimana kalau tidak ada angin?
b. Buatlah kalimat tanya yang memuat kata- kata berikut: warna daun padi ,
pupuk
25
Contohnya: Apa yang terjadi dengan warna daun padi jika pupuk urea diganti dengan
pupuk organik? Apakah daun padi yang diberi lebih banyak ureaberwarna lebih hijau
dibandingkan yang ureanya lebih sedikit?
4. Pengembangan kemampuan mendampingi siswa belajar Ketika siswa mengerjakan LKS atau penggalian informasi atau tugas apapun yang
dberikan guru, mereka akan mengerjakan dengan kemampuan aktual mereka. Akibatnya, hasil yang diperoleh adalah hasil aktual.
Manakala ada orang yang lebih dewasa mendampingi anak tersebut, menurut teori konstruktivisme sosial Vygotskii, hasil belajar siswa akan lebih tinggi.
Pendampingan yang dilakukan oleh orang dewasa ini membatu siswa menggapai apa yang sebelumnya tidak bisa diraih kalau hanya bekerja secara mandiri.
Guru perlu melihat apa yang dikerjakan siswa. Setelah mendapat informasi apa yang dicapai siswa, guru perlu mempertanyakan capaian itu untuk mengecek
tingkat pemahamannya atau untuk mengembangkan pemahamannya lebih jauh. Guru bisa membantu mereka belajar lebih banyak dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti:
Mengapa demikian? , Apa alasan bahwa hasilnya bisa disimpulkan seperti itu? ,
Apakah kesimpulan kamu ini berlaku untuk yang demikian? Dll
Dengan mendapat pertanyaan seperti itu, siswa akan terpancing untuk memikirkan kembali apa yang sudah diperolehnya, memeriksa masuk akal
tidaknya apa yang dihasilkan, dan memikirkan kemungkinan tindak lanjut yang bisa dilakukan. Ini semua akan mendorong pemahaman siswa yang lebih baik.
5. Pengembangan kemampuan berliterasi siswa Pendekatan saintifik mendorong siswa untuk sering menggali informasi.
Informasi tertulis perlu dipahami dengan baik, diolah dan disajikan dalam bentuk tertentu yang lebih menarik dan menantang.
Guru bisa meningkatkan mutu pembelajaran dengan kemampuan berliterasi ini, antara lain dengan:
Meminta siswa untuk membuat rangkuman dari apa yang dibacanya Meminta siswa untuk memanfaatkan pemahaman dari bacaannya untuk
menghasilkan suatu tulisan baru yang meyakinkan ora ng lain