PROGRAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERMUTU

41 penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu dilakukan secara transparan, akuntabel, proporsional, dan profesional dengan tetap mempertimbangkan aspek pemerataan dan skala prioritas. Misalnya dalam pendanaan pengembangan sumber daya sekolah, maka pembiayaan atau pendanaan terlebih dahulu diutamakan untuk pengembangan SDM dan saranaprasarana.

5. Pengembangan Lingkungan Sekolah

Sebagai sekolah yang memiliki pembelajaran yang bermutu, maka diharapkan sekolah mampu secara optimal mengembangkan lingkungannya, baik lingkungan ditinjau secara bertingkat sampai dengan lingkungan mmikro di sekolah. Pengembangan yang dimaksudkan adalah bagaimana upaya-upaya sekolah untuk secara optimal mampu memberdayakan, memanfaatkan, dan menciptakan kondisi lingkungan yang benar-benar memberikan kontribusi positif untuk menuju sekolah yang memiliki pembelajaran yang bermutu. Beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain: a pengembangan kurikulum yang akan dijalankan melibatkan lingkungan sekolah secara keseluruhan sehingga sesuai dengan tuntutan sekitarnya; b kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperoleh dukungan dari segi politis, ekonomi, sosial, dan keamanan; c pemberdayaan dan pemanfaatan lingkungan sekolah untuk kegiatan PBM; d dan sebagainya.

6. Pengembangan Budaya Sekolah

Pengembangan budaya sekolah yang dimaksudkan di sini adalah pengembangan budaya sekolah yang bermutu. Artinya, sekolah yang memiliki pembelajaran bermutu diharapkan mampu menciptakan suatu kondisi sekolah yang selalu berorietntasi pada pola kehidupan sekolah yang bermutu. Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh sekolah dalam rangka menuju pada budaya sekolah atau budaya mutu di sekolah ini antara lain: bangunlah teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis serta perkuat nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma inti yang mendukung peningkatan mutu pendidikan secara konsisten melalui pemberdayaan, arahan, bimbingan, modeling, coaching, pujian, seremonial keberhasilan mutu, dan pemberian hadiah atas prestasinya. Secara lebih rinci pentahapan pengembangan budaya sekolah atau budaya mutu di sekolah ini antara lain adalah: a fahamilah budaya mutu yang ada saat ini nilai-nilai, keyakinan, norma, perilaku, dsb.; b identifikasikan budaya mutu nilai-nilai, keyakinan, norma dan perilaku yang perlu diperkuat dan yang perlu diubah; c ika perubahan budaya mutu yang diinginkan cukup signifikan, buatlah komitmen bersama dan yang disepakai oleh semua unsur terkait; d hadapilah resistensi untuk berubah, jangan dihindari, melalui diskusi kelompok terfokus; e garisbawahi prioritas-prioritas nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku tambahan yang diperlukan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan, akan tetapi keberadaan mereka belum ada saat ini; dan f sekolah harus memiliki kebijakan 42 mutu, sistem mutu, manajemen mutu, jaminan mutu, rencana mutu, pengendalian mutu, pengamatan mutu, dan audit mutu, yang disusun bersama oleh unsur- unsur yang terkait dengan mutu. Selanjutnya sekolah dapat mengembangkan Sekolah Belajar yang memiliki perilaku-perilaku berikut: a memberdayakan sumberdaya manusianya seoptimal mungkin; b memfasilitasi warganya untuk belajar terus, belajar kembali, dan belajar melupakan; c mendorong kemandirian otonomi setiap warga sekolahnya; d memberikan tanggungjawab kepada warganya; e mendorong warganya untuk mempertanggung-jawabkan hasil kerjanya; f mendorong adanya teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman; g menanggapi dengan cepat terhadap pasar atau pelanggan siswa utamanya; h mengajak warganya menjadikan sekolahnya berfokus pada pelanggan siswa utamanya; i mengajak warganya untuk siapnikmat dalam menghadapi perubahan; j mengajak warganya berpikir sistem, baik dalam cara berpikir, cara mengelola, maupun cara menganalisis sekolahnya; k mengajak warganya untuk komitmen terhadap keunggulan mutu; l mengajak warganya untuk melakukan perbaikan secara terus menerus, dan m melibatkan warganya secara total dalam penyelenggaraan sekolah.

B. PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar KD. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

1. Komponen RPP

Komponen RPP terdiri atas: 1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2. Identitas mata pelajaran atau temasubtema; 3. Kelassemester; 4. Materi pokok; 43 5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; 6. Kompetensi Inti KI, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan matapelajaran; 7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi. a. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; b. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. c. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indikator perlu memperhatikan beberapa hal: 1 Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD. 2 Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak bukan sebaliknya. 3 Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa. 4 Indikator harus dapat menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. d. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; e. Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir- butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; f. Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; g. Media, alat, dan, sumber pembelajaran 1 Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; 2 Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran; yaitu alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada siswa. 3 Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; 44 h. Langkah –langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup: 1 Pertemuan pertama, berisi pendahuluan; kegiatan Inti, dan penutup. 2 Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. i. Penilaian, mencakup: a Berisi jenisteknik penilaian; b Bentuk instrumen, dan c Pedoman perskoran

2. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut. a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal siswa, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, danatau lingkungan siswa. c. Mendorong partisipasi aktif siswa. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan siswa sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada siswa untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar. d. Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. e. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap siswa dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan siswa. f. Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya. g. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi