ORGANISASI STRATEGI PROGRAM PENINGKATAN MUTU

35 m. Melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan PMP secara berkala, baik melalui media elektronik, cetak dan atau media lainnya di tingkat provinsi.

3. Peran Dinas Pendidikan KabupatenKota

Peran Dinas Pendidikan KabupatenKota dalam pembinaan PMP di SD terdiri atas: a. Menetapkan kebijakan peraturan, surat edaran, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan, dan perijinan terkait pembinaan PMP di tingkat kabupatenkota; b. Mengusulkan terbitnya peraturan daerah atau peraturan gubernur tentang Pembinaan PMP di tingkat kabupatenkota; c. Menyediakan dana, sarana dan prasarana untuk implementasi pembinaan PMP di tingkat kabupatenkota; d. Melaksanakan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pembinaan PMP di tingkat kabupatenkota; b. Menyusun program kerja pembinaan PMP termasuk program Bimtek PMP di tingkat kabupatenkota; c. Menyusun buku panduan pembinaan PMP di tingkat kabupatenkota; d. Melakukan pemetaan sumber daya dan gugus sekolah yang dijadikan rintisanpiloting antara lain melakukan analisis jumlah fasilitator dan sekolah yang sudah atau belum melaksanakan PMP ; e. Mengusulkan anggaran implementasi pembinaan PMP advokasi, studi banding, bintek, pendampingan, monitoring, dan review; f. Menetapkan tim pengembang PMP tingkat kabupatenkota; g. Mensosialisasikan program pembinaan PMP di seluruh kabupatenkota; h. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi implementasi pembinaan PMP antar KabupatenKota untuk menghindari penyimpangan terhadap esensi PMP dan kesenjangan pencapaian mutu sekolah; i. Melaksanakan pengawasan implementasi pembinaan PMP di tingkat kabupaten kota; j. Melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan PMP secara berkala, baik melalui media elektronik, cetak dan atau media lainnya di tingkat kabupatenkota.

4. Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTDKantor Cabang Dinas KCD Pendidikan

Peran UPTDKCD pendidikan dalam pembinaan PMP di SD yaitu: a. Melaksanakan kebijakan Dinas Pendidikan KabupatenKota terkait implementasi PMP di tingkat UPTDKCD; b. Membuat perencanaan program kerja pembinaan PMP termasuk program Bimtek PMP dan sasarannya di wilayah pembinaannya; c. Mengkoordinasikan implementasi PMP di tingkat gugus dan sekolah; 36 d. Melaksanakan pengawasan implementasi Pembinaan PMP di tingkat gugus dan sekolah; e. Melaporkan hasil pelaksanaan Pembinaan PMP secara berkala, baik melalui media elektronik, cetak dan atau media lainnya di tingkat gugus dan sekolah di wilayah kerjanya.

5. Peran Gugus Sekolah Dasar

Peran Gugus SD dalam Pembinaan PMP di SD meliputi: a. Mengikuti Bimtek PMP ; b. Mengkoordinasikan pelaksanaan PMP di sekolah; c. Melakukan inovasi implementasi PMP yang lebih efektif dan efisien untuk kepentingan maju bersama di lingkup gugus; d. Menyusun laporan implementasi PMP di gugus sebagai bahan untuk memperbaiki progam berikutnya.

6. Peran Sekolah Dasar

Peran sekolah dasar sebagai pelaksana PMP meliputi: a. Mengikuti bimtek, workshop, serta kegiatan pembinaan lainnya terkait PMP ; b. Mengimplementasikan program PMP di sekolah sesuai panduan; c. Mengkoordinasikan pelaksanaan PMP di sekolah bersama komite sekolah dan warga sekolah lainnya; d. Melakukan inovasi implementasi PMP yang lebih efektif dan efisien sesuai kondisi sekolah; e. Menyusun laporan perkembangan implementasi PMP di sekolah sebagai bahan untuk memperbaiki progam berikutnya.

7. Peran Lembaga Mitra Pemerintah

Peran lembaga mitra pemerintah dalam pembinaan PMP di SD yaitu: a. Membantu pemerintah dalam upaya pembinaan pelaksanaan PMP ; b. Memberikan bantuan dana, fasilitas, pelatihan sesuai dengan pola dan substansi yang telah disepakati bersama, untuk pembinaan, pengembangan dan peningkatan SDM dalam implementasi program PMP ; c. Melakukan koordinasi dengan pemerintah atau pemerintah daerah dalam membantu pembinaan PMP ; d. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan perguruan tinggi mitra pemerintah, yang berperan sebagai pusat keunggulan center of exellence PMP ; e. Bersama pemerintah melakukan evaluasi dan tindak lanjut implementasi program PMP . 37

G. PEMBIAYAAN

Pelaksanaan kegiatan pembinaan PMP tidak terlepas dari unsur pembiayaan atau pendanaan. Adapun pembiayaan pembinaan PMP dapat bersumber dari: 1. APBN, yaitu dana BOS, dana pembinaan PMP , bantuan sosial dan dana lainnya yang relevan. 2. APBD, yaitu dana BOSDA, dana pengembangan PMP , bantuan sosial dan dana lainnya yang relevan. 3. Bantuan masyarakat. 4. Bantuan lembaga mitra pemerintah. 5. Bantuan sektor swasta seperti Dunia Usaha dan Dunia Industri DUDI, dan

6. Sumber lainnya

38 39 BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERMUTU

A. PROGRAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERMUTU

Program PMP dilakukan secara intensif, terarah, terencana, bertahap berdasarkan skala prioritas mengingat alasan-alasan keterbatasan sumberdaya, dan mempertimbangkan keberagaman eksistensi sekolah-sekolah yang ada saat ini. Kondisi sekolah saat ini sangat beragam, diantaranya adalah: a terdapat sejumlah sekolah yang sudah memiliki program peningkatan mutu yang baik dan sekolah- sekolah ini hanya memerlukan dukungan kecil atau fasilitasi-fasilitasi ringan, dan b terdapat sejumlah sekolah yang memerlukan persiapan dan dukungan secara intensif untuk menjadi sekolah yang memiliki mutu pembelajarannya bagus. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengemabngan program PMP harus didasarkan pada data-data aktual dan faktual evaluasi diri Self evaluation sehingga intervensi yang dilakukan terhadap dalam pengembangan mutu pembelajaran tidak harus seragam antar sekolah. Beberapa penguatan program yang harus dilakukan sekolah dalam PMP antara lain.

1. Pengembangan PBM

Sekolah yang memiliki pembelajaran bermutu harus memenuhi Standar Nasional, bahkan internasional. Maka sekolah diwajibkan mengembangkan PBM yang mengarah kepada standar nasional dan internasional, diantaranya adalah harus menerapkan pembelajaran menggunakan fasilitas ICT secara optimal seperti yang di tuntut dalam kurikulum 2013. Agar pencapaian kompetensi dalam bidang studi seimbang, perlu upaya pengembangan program-program pendukung secara nyata antara lain: penciptaan suasana akademik dan sosial yang mendukung, penyediaan Self-Access Learning Centre, dan peyediaan sumber belajar yang memadai di sekolah secara efektif.

2. Pengembangan Media dan Sarana Sekolah

Sebagai sekolah yang memiliki pembelajaran bermutu, maka sekolah harus memiliki sarana pokok dan media pembelajaran yang memadai sebagai berikut: tanah, gedung, berbagai ruang kelas dan ruang lain, perpustakaan, laboratorium fisika-kimia-biologi-komputer-bahasa-IPS, kantin, auditorium, sarana OR, pusat belajar dan riset guru, penunjang administrasi sekolah, unit kesehatan, toilet,