89
monitoring  dan  pengawasan  agar  mengetahui  kemajuan  belajar  peserta didiknya.
3. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran
dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. 4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin
Umpan  balik  berupa  informasi  yang  diberikan  kepada  peserta  didik mengenai  kemajuan  belajarnya  perlu  diberikan  sesegera  mungkin  agar
dapat menghindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut.
5. Pelayanan sepanjang waktu Pembelajaran  remedial  harus  berkesinambungan  dan  programnya  selalu
tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
g.  Langkah-langkah Pembelajaran Remedial 1.  Identifikasi Permasalahan Pembelajaran
Penting untuk memahami bahwa  tidak ada dua individu yang persis sama di  dunia  ini ,  begitu  juga  penting  untuk  memahami  bahwa  peserta  didik
pun  memiliki  beragam  variasi  baik  kemampuan,  kepribadian,  tipe  dan gaya belajar
maupun  latar  belakang  sosial-budaya.  Oleh  karenanya  guru  perlu melakukan identifikasi terhadap keseluruhan permasalahan pembelajaran.
Secara  umum  identifikasi  awal  bisa  dilakukan  melalui  :  a  Observasi selama  proses  pembelajaran;  b  Penilaian  otentik  bisa  melalui
tesulangan harian atau penilaian proses Permasalahan  pembelajaran  bisa  dikategorikan  ke  dalam  3  fokus
perhatian: a Permasalahan pada keunikan peserta didik
Keberagaman  individu  dapat  membedakan  hasil  belajar  dan permasalahan  belajar  pada  peserta  didik.Ada  peserta  didik  yang
cenderung  lebih  aktif  dan  senang  praktik  secara  langsung,  ada  yang cenderung  mengamati,  ada  yang  lebih  tenang  dan  suka  membaca.Di
kelas,  guru  juga  perlu  memiliki  wawasan  lebih  menyeluruh  mengenai latar  belakang  keluarga  dan  sosial  budaya.Peserta  didik  yang
dibesarkan  dalam  keluarga  pedagang,  tentu  memiliki  keterampilan berbeda dengan keluarga petani atau nelayan.
90
Peserta  didik  yang  berasal  dari  keluarga  yang  terpecah,  mungkin berbeda dengan peserta didik yang berasal dari keluarga harmonis dan
mendukung kegiatan belajar.
b Permasalahan pada materi ajar Rancangan  pembelajaran  telah  disiapkan  dalam  buku  guru  dan  buku
siswa.Pada  praktiknya,  tidak  semua  yang  disajikan  dalam  materi  ajar, sesuai  dengan  kompetensi  peserta  didik.Guru  bisa  sajamenemukan
bahwa  materi  ajar  KD  yang  disajikan  dalam  buku  terlalu  tinggi  bagi peserta  didik  tertentu.  Oleh  karena  itu  perlu  disiapkan  berbagai
alternatif  contoh  aktivitas  pembelajaran  yang  bisa  digunakan  guru untuk  mengatasai  permasalahan  pembelajaran  ini.  contoh  dan
alternatif aktivitas untuk siswa yang merasa  kesulitan terhadap materi ajar, bisa dilihat dalam buku  Panduan Teknis Penggunaan Buku Guru
dan Siswa
c Permasalahan pada strategi pembelajaran Dalam  proses  pembelajaran,  guru  sebaiknya  tidak  hanya  terpaku  pada
satu strategi atau metode pembelajaran saja. Dikarenakan tipe dan gaya belajar  peserta  didik  sangat  bervariasi  termasuk  juga  minat  dan
bakatnya,  maka  guru  perlu  mengidentifikasi  apakah  kesulitan  peserta didik  dalam  menguasai  materi  disebabkan  oleh  strategi  atau  metode
belajar yang kurang sesuai.
2.  Perencanaan Setelah melakukan identifikasi awal terhadap permasalahan belajar anak,
guru telah memperoleh pengetahuan yang utuh tentang peserta didik dan mulai untuk membuat perencanaan.
Dengan  melihat  bentuk  kebutuhan  dan  tingkat  kesulitan  yang  dialami peserta  didik,  guru  bisa  merencanakan  kapan  waktu  dan  cara  yang  tepat
untuk  melakukan  pembelajaran  remedial.  Pada  prinsipnya  pembelajaran bisa dilakukan : a Segera setelah guru mengidentifikasi kesulitan peserta
didik dalam, b proses pembelajaran, c Menetapkan waktu khusus di luar jam belajar efektif.
Dalam  perencanaaan  guru  perlu  menyiapkan  hal-hal  yang  mungkin diperlukan  dalam  pelaksanaan  pembelajaran  remedial,  seperti  :  a
Menyiapkan  Media  Pembelajaran,  b  Menyiapkan  contoh-contoh  dan alternatif aktifitas, c  Menyiapkan materi-materi dan alat pendukung.
91
3.  Pelaksanaan Setelah  perencanaan  disusun,  langkah  selanjutnya  adalah  melaksanakan
program  pembelajaran  remedial.  Ada  3  fokus  penekanan  :  a  Penekanan pada  keunikan  peserta  didik,  2  Penekanan  pada  alternative  contoh  dan
aktivitas  terkait  materi  ajar,  c  Penekanan  pada  strategimetode pembelajaran, d  Penilaian Otentik, e Penilaian otentik dilakukan setelah
pemebalajaran remedial selesai dilaksanakan.
Berdasarkan  hasil  penilaian,  bila  peserta  didik  belum  mencapai kompetensi  minimal  tujuan  yang  ditetapkan  guru,  maka  guru  perlu
meninjau  kembali  strategi  pembelajaran  remedial  yang  diterapkannya atau  melakukan  identifikasi  analisa  kebutuhan  terhadap  peserta  didik
dengan lebih seksama.
H. Ekstra Kurikuler
1.  Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan  konseling  untuk  membantu  pengembangan  peserta  didik  sesuai dengan  kebutuhan,  potensi,  bakat,  dan  minat  mereka  melalui  kegiatan  yang
secara  khusus  diselenggarakan  oleh  pendidik  dan  atau  tenaga  kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolahmadrasah.
2.  Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler a.  Pengembangan,
yaitu fungsi
kegiatan ekstra
kurikuler untuk
mengembangkan  kemampuan  dan  kreativitas  peserta  didik  sesuai  dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b.  Sosial,  yaitu  fungsi  kegiatan  ekstra  kurikuler  untuk  mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c.  Rekreatif,  yaitu  fungsi  kegiatan  ekstra  kurikuler  untuk  mengembangkan suasana  rileks,  mengembirakan  dan  menyenangkan  bagi  peserta  didik  yang
menunjang proses perkembangan. d.  Persiapan
karir, yaitu
fungsi kegiatan
ekstra kurikuler
untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
3.  Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a.  Individual,  yaitu  prinsip  kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  sesuai  dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b.  Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
92
c.  Keterlibatan  aktif,  yaitu  prinsip  kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d.  Menyenangkan,  yaitu  prinsip  kegiatan  ekstra  kurikuler  dalam  suasana  yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
e.  Etos  kerja,  yaitu  prinsip  kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f.  Kemanfaatan  sosial,  yaitu  prinsip  kegiatan  ekstra  kurikuler  yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
4.  Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler
a.  Krida,  meliputi  Kepramukaan,  Latihan  Dasar  Kepemimpinan  Siswa  LDKS, Palang  Merah  Remaja  PMR,  Pasukan  Pengibar  Bendera  Pusaka
PASKIBRAKA. b.  Karya  Ilmiah,  meliputi  Kegiatan  Ilmiah  Remaja  KIR,  kegiatan  penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. c.  Latihanlomba  keberbakatanprestasi,  meliputi  pengembangan  bakat  olah
raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan. d.  Seminar,  lokakarya,  dan  pameranbazar,  dengan  substansi  antara  lain  karir,
pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
5.  Format Kegiatan
a.  Individual,  yaitu  format  kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  diikuti  peserta  didik secara perorangan.
b.  Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh kelompok- kelompok peserta didik.
c.  Klasikal,  yaitu  format  kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  diikuti  peserta  didik dalam satu kelas.
d.  Gabungan,  yaitu  format  kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  diikuti  peserta  didik antarkelasantarsekolahmadraasah.
e.  Lapangan,  yaitu  format  kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  diikuti  seorang  atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan.
6.  Perencanaan kegiatan
Perencanaan  kegiatan  ekstra  kurikuler  mengacu  pada  jenis-jenis  kegiatan  yang memuat  unsur-unsur:  a  Sasaran  kegiatan;  b  Substansi  kegiatan;  c  Pelaksana
kegiatan  dan  pihak-pihak  yang  terkait,  serta  keorganisasiannya;  d  Waktu  dan tempat; dan e Sarana
7.  Pelaksanaan kegiatan
a.  Kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  bersifat  rutin,  spontan  dan  keteladanan dilaksanakan  secara  langsung  oleh  guru,  konselor  dan  tenaga  kependidikan
di sekolahmadrasah.
93
b.  Kegiatan  ekstra  kurikuler  yang  terprogram  dilaksanakan  sesuai  dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana sebagaimana
telah direncanakan. c.  Pelaksana  kegiatan  ekstra  kurikuler  adalah  pendidik  dan  atau  tenaga
kependidikan  sesuai  dengan  kemampuan  dan  kewenangan  pada  substansi kegiatan ekstra kurikuler yang dimaksud
8.  Penilaian kegiatan
a.
Hasil  dan  proses  kegiatan  ekstra  kurikuler  dinilai  secara  kualitatif  dan dilaporkan kepada pimpinan sekolahmadrasah dan pemangku kepentingan
lainnya oleh penanggung jawab kegiatan.
b.
Kegiatan  ekstra  kurikuler  di  sekolahmadrasah  dipantau,  dievaluasi,  dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
c.
Pengawasan  kegiatan  ekstra  kurikuler  dilakukan  secara:  a  interen,  oleh kepala  sekolahmadrasah.;  dan  b  eksteren,  oleh  pihak  yang  secara
strukturalfungsional  memiliki  kewenangan  membina  kegiatan  ekstra kurikuler yang dimaksud.
d.
Hasil  pengawasan  didokumentasikan,  dianalisis,  dan  ditindaklanjuti  untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler di
sekolahmadrasah.
I.  Budaya Sekolah
Budaya sekolah adalah sistem nilai, kepercayaan, dan norma yang diterima bersama dan  dilaksanakan  dengan  penuh  kesadaran  sebagai  perilaku  alami  dan  dibentuk
oleh  lingkungan  denganmenciptakan  pemahaman  yang  sama  pada  seluruh  civitas sekolah  Ditjen  PMPTK,  2007.  Budaya  sekolah  dapat  diklasifikasi  menjadi  dua
maacam.  Pertama,  budaya  sekolah  yang  kondusif  bagi  pengembangan  karakter positif.  Kedua,  budaya  sekolah  yang  menghambat  pengembangan  karakter  positif.
Berdasarkan  pengertian  tersebut,  pengembangan  budaya  sekolah  berarti  upaya membuat adat kebiasaan positif yang berlaku di sekolah agar mantap dan  kondusif
bagi pengembangan karakter siswa.
Budaya  sekolah  dapat  berpengaruh  terhadap  perkembangan  karakter  siswa.  Hasil penelitian Jareonsttasin 2000 membuktikan bahwa sekolah memang berpengaruh
terhadap  perkembangan  karakter  siswa.  Di  sini  suasana  sekolah  merupakan  aspek sekolah yang paling berpengaruh terhadap perkembangan karakter siswa.
Suasana  sekolah  adalah  kualitas  lingkungan  sekolah  yang  tampak  pada  lingkungan internal  sekolah  Hakam,  2007.  Lingkungan  internal  tersebut  meliputi  lingkungan
fisik,  suasana  psikologis,  dan  lingkungan  sosiokultural  sekolah,  baik  yang  tampak pada lingkungan sekolah secara umum maupun pada l ingkungan kelas.