39
BAB IV
IMPLEMENTASI PROGRAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERMUTU
A. PROGRAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERMUTU
Program PMP dilakukan secara intensif, terarah, terencana, bertahap berdasarkan skala
prioritas mengingat
alasan-alasan keterbatasan
sumberdaya, dan
mempertimbangkan keberagaman eksistensi sekolah-sekolah yang ada saat ini. Kondisi sekolah saat ini sangat beragam, diantaranya adalah: a terdapat sejumlah
sekolah yang sudah memiliki program peningkatan mutu yang baik dan sekolah- sekolah ini hanya memerlukan dukungan kecil atau fasilitasi-fasilitasi ringan, dan
b terdapat sejumlah sekolah yang memerlukan persiapan dan dukungan secara intensif untuk menjadi sekolah yang memiliki mutu pembelajarannya bagus.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengemabngan program PMP harus didasarkan pada data-data aktual dan faktual evaluasi diri Self evaluation sehingga
intervensi yang dilakukan terhadap dalam pengembangan mutu pembelajaran tidak harus seragam antar sekolah. Beberapa penguatan program yang harus dilakukan
sekolah dalam PMP antara lain.
1. Pengembangan PBM
Sekolah yang memiliki pembelajaran bermutu harus memenuhi Standar Nasional, bahkan internasional. Maka sekolah diwajibkan mengembangkan PBM yang
mengarah kepada standar nasional dan internasional, diantaranya adalah harus menerapkan pembelajaran menggunakan fasilitas ICT secara optimal seperti yang
di tuntut dalam kurikulum 2013.
Agar pencapaian kompetensi dalam bidang studi seimbang, perlu upaya pengembangan program-program pendukung secara nyata antara lain:
penciptaan suasana akademik dan sosial yang mendukung, penyediaan Self-Access Learning Centre, dan peyediaan sumber belajar yang memadai di sekolah secara
efektif.
2. Pengembangan Media dan Sarana Sekolah
Sebagai sekolah yang memiliki pembelajaran bermutu, maka sekolah harus memiliki sarana pokok dan media pembelajaran yang memadai sebagai berikut:
tanah, gedung, berbagai ruang kelas dan ruang lain, perpustakaan, laboratorium fisika-kimia-biologi-komputer-bahasa-IPS, kantin, auditorium, sarana OR, pusat
belajar dan riset guru, penunjang administrasi sekolah, unit kesehatan, toilet,
40
tempat ibadah, tempat bermain, kreasi dan rekreasi, dan media pembelajaran yang cukup.
Diharapkan setiap sekolah mampu mengembangkan semua sarana dan prasarana sekolah tersebut secara bertahap dan berkelanjutan. Pengembangan yang
dimaksudkan di sini lebih menitikberatkan kepada pemenuhan berbagai kriteria atau standar sesuai standar nasional pendidikan pada tiap sarana dan prasarana
yang ada.
Berbagai upaya yang dapat ditempuh oleh sekolah antara lain adalah dengan memberdayakan komite sekolahmasyarakat, kerjasama dengan stakeholder lain
baik di dalam maupun dari luar negeri, mengoptimasikan dukungan dari pemerintah daerah Dinas Pendidikan KabupatenKota dan Propinsi, LPMP,
PPPG dan pemerintah pusat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau lembaga lainnya.
3. Pengembangan Sistem Penilaian
Sebagai Sekolah yang memiliki pembelajaran bermutu, maka dalam sistem evaluasi dan penilaian tetap mengacu kepada SNP. Artinya, peserta didik akan
dinilai dan dievaluasi dengan standar nasional penilaianevaluasi.
Sekolah tetap diwajibkan mengikuti sistem evaluasi yang dilaksanakan oleh BSNPpemerintah. Sehingga lulusannya juga memiliki kualifikasi dan kompetensi
yang berstandar nasional. Pelaksanaan sistem evaluasi secara nasional telah ditetapkan sebagaimana dalam Permendiknas Nomor .....Tahun 2013.
Untuk itu, sekolah dapat mengembangkan dan mengambil langkah-langkah nyata sebagai upaya menuju sistem evaluasi dan penilaian yang berstandar nasional
maupun internasional, misalnya: a pengembangan sistem penilaian dalam PBM yang bervariasi dan dengan model penilaian yang standar; b melaksanakan try
out untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi; c melaksanakan kerjasama dan mengoptimasikan pembinaan dari Puspendik Depdiknas; d dan
sebagainya.
4. Pengembangan Sumber Dana dan Pendanaan Sekolah
Penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu memiliki konsekuensi pembiayaan yang besar. Unsur-unsur pokok yang memerlukan pembiayaan besar antara lain
meliputi pembiayaan pengembangan SDM, sarana dan media, kurikulum, manajemen, PBM, dan pengembangan lingkungan sekolah.
Untuk itu, sejak dicanangkan program pembelajaran yang bermutu, sekolah bersama komite sekolah telah membuat perencanaan yang matang untuk
mengembangkan pembelajaran yang bermutu ini sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Penggalian berbagai sumber dana dapat dilakukan pada
berbagai stakeholder sekolah yang ada. Pendanaan atau pembiayaan
41
penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu dilakukan secara transparan, akuntabel, proporsional, dan profesional dengan tetap mempertimbangkan aspek
pemerataan dan skala prioritas. Misalnya dalam pendanaan pengembangan sumber daya sekolah, maka pembiayaan atau pendanaan terlebih dahulu
diutamakan untuk pengembangan SDM dan saranaprasarana.
5. Pengembangan Lingkungan Sekolah
Sebagai sekolah yang memiliki pembelajaran yang bermutu, maka diharapkan sekolah mampu secara optimal mengembangkan lingkungannya, baik lingkungan
ditinjau secara bertingkat sampai dengan lingkungan mmikro di sekolah. Pengembangan yang dimaksudkan adalah bagaimana upaya-upaya sekolah untuk
secara optimal mampu memberdayakan, memanfaatkan, dan menciptakan kondisi lingkungan yang benar-benar memberikan kontribusi positif untuk
menuju sekolah yang memiliki pembelajaran yang bermutu. Beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain: a pengembangan kurikulum yang akan
dijalankan melibatkan lingkungan sekolah secara keseluruhan sehingga sesuai dengan tuntutan sekitarnya; b kerjasama dengan berbagai pihak untuk
memperoleh dukungan dari segi politis, ekonomi, sosial, dan keamanan; c pemberdayaan dan pemanfaatan lingkungan sekolah untuk kegiatan PBM; d
dan sebagainya.
6. Pengembangan Budaya Sekolah
Pengembangan budaya sekolah yang dimaksudkan di sini adalah pengembangan budaya sekolah yang bermutu. Artinya, sekolah yang memiliki pembelajaran
bermutu diharapkan mampu menciptakan suatu kondisi sekolah yang selalu berorietntasi pada pola kehidupan sekolah yang bermutu.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh sekolah dalam rangka menuju pada budaya sekolah atau budaya mutu di sekolah ini antara lain: bangunlah
teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis serta perkuat nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma inti yang mendukung peningkatan mutu pendidikan secara
konsisten melalui pemberdayaan, arahan, bimbingan, modeling, coaching, pujian, seremonial keberhasilan mutu, dan pemberian hadiah atas prestasinya.
Secara lebih rinci pentahapan pengembangan budaya sekolah atau budaya mutu di sekolah ini antara lain adalah: a fahamilah budaya mutu yang ada saat ini
nilai-nilai, keyakinan, norma, perilaku, dsb.; b identifikasikan budaya mutu nilai-nilai, keyakinan, norma dan perilaku yang perlu diperkuat dan yang perlu
diubah; c ika perubahan budaya mutu yang diinginkan cukup signifikan, buatlah komitmen bersama dan yang disepakai oleh semua unsur terkait; d hadapilah
resistensi untuk berubah, jangan dihindari, melalui diskusi kelompok terfokus; e garisbawahi prioritas-prioritas nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku tambahan
yang diperlukan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan, akan tetapi keberadaan mereka belum ada saat ini; dan f sekolah harus memiliki kebijakan