25
Contohnya: Apa yang terjadi dengan warna daun padi jika pupuk urea diganti dengan
pupuk organik? Apakah daun padi yang diberi lebih banyak ureaberwarna lebih hijau
dibandingkan yang ureanya lebih sedikit?
4. Pengembangan kemampuan mendampingi siswa belajar Ketika siswa mengerjakan LKS atau penggalian informasi atau tugas apapun yang
dberikan guru, mereka akan mengerjakan dengan kemampuan aktual mereka. Akibatnya, hasil yang diperoleh adalah hasil aktual.
Manakala ada orang yang lebih dewasa mendampingi anak tersebut, menurut teori konstruktivisme sosial Vygotskii, hasil belajar siswa akan lebih tinggi.
Pendampingan yang dilakukan oleh orang dewasa ini membatu siswa menggapai apa yang sebelumnya tidak bisa diraih kalau hanya bekerja secara mandiri.
Guru perlu melihat apa yang dikerjakan siswa. Setelah mendapat informasi apa yang dicapai siswa, guru perlu mempertanyakan capaian itu untuk mengecek
tingkat pemahamannya atau untuk mengembangkan pemahamannya lebih jauh. Guru bisa membantu mereka belajar lebih banyak dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti:
Mengapa demikian? , Apa alasan bahwa hasilnya bisa disimpulkan seperti itu? ,
Apakah kesimpulan kamu ini berlaku untuk yang demikian? Dll
Dengan mendapat pertanyaan seperti itu, siswa akan terpancing untuk memikirkan kembali apa yang sudah diperolehnya, memeriksa masuk akal
tidaknya apa yang dihasilkan, dan memikirkan kemungkinan tindak lanjut yang bisa dilakukan. Ini semua akan mendorong pemahaman siswa yang lebih baik.
5. Pengembangan kemampuan berliterasi siswa Pendekatan saintifik mendorong siswa untuk sering menggali informasi.
Informasi tertulis perlu dipahami dengan baik, diolah dan disajikan dalam bentuk tertentu yang lebih menarik dan menantang.
Guru bisa meningkatkan mutu pembelajaran dengan kemampuan berliterasi ini, antara lain dengan:
Meminta siswa untuk membuat rangkuman dari apa yang dibacanya Meminta siswa untuk memanfaatkan pemahaman dari bacaannya untuk
menghasilkan suatu tulisan baru yang meyakinkan ora ng lain
26
6. Pemanfaatan
learning objects
Di dalam dunia TK, ada banyak learning objects , yaitu bahan yang bisa digunakan siswa untuk belajar secara berulang-ulang. Namun, learning objects ini
tidak selalu sesuai bagi keperluan pembelajaran.
Ada learning objects yang sudah usang. Ada pula learning objects yang tidak
pantas untuk dikonsumsi siswa. Namun, sangat banyak learning objects yang bisa digunakan untuk memudahkan siswa memahami konsep. Dengan TIK, sesuatu
yang semestinya memerlukan eksperimen untuk memahaminya, bisa dipahami siswa dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih aman, dan lebih jelas.Jadi, di
samping ada hal yang negatif, learning objects juga bernilai positif bagi pembelajaran. Karena itu, terlebih dahulu guru dapat mengeksplorasi learning
objects yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Akan lebih bagus manakala proses pencarian learning objects tersebut direkam dan dicatat, agar kalau siswa
dituntut mencari learning objects, mereka tidak mengalami kesulitan atau melakukan hal-hal yang kurang patut.
B. MEKANISME PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN
1. Bagi Pengawas dan Kepala Sekolah a. Bagi Pengawas dan Kepala Sekolah, mekanisme PMP dapat dilakukan dengan
beberapa tahap berikut; 1 Tahap Persiapan
a Menetapkan kriteria mutu yang ditetapkan di sekolah b Mengembangkan instrument untuk mengukur kondisi mutu saat in
c Mengumpulkan data mutu dan mengidentifikasi kebutuhan PMP d Membaca bahan-bahan dalam panduan yang bisa digunakan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran e Mengembangkan bahan pelengkap sehingga bimbingan teknis bisa
digunakan kepada guru tersebut 2 Tahap Pelaksanaan
a Memberikan bimbingan teknis kepada guru b Memantau peningkatan mutu pembelajaran yang terjadi
c Memberikan umpan balik atau supervisi yang diperlukan
3 Tahap Tindak Lanjut a Melakukan refleksi bersama Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru
untuk menemukan hikmah lesson learned dari praktik upaya PMP yang telah dilakukan.
b Merancang upaya PMP secara berkelanjutan bagi guru yang bersangkutan, semua guru di sekolah tersebut, dan guru-guru lain di
wilayah binaan pengawas.
27
b. Bagi Guru Inti Bagi Guru Inti, kegiatan pemberian bimbingan teknis bisa dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut. 1 Tahap Persiapan
a Mengadakan kontak dengan guru untuk mengadakan pertemuan di gugus
b Mendiskusikan permasalahan dalam penerapan pendekatan saintifik yang perlu ditingkatkan mutu penerapannya
c Memberikan bimbingan teknis yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi
2 Tahap Pelaksanaan a Mengamati guru dalam menerapkan pembelajaran yang telah
memperoleh bimbingan teknis di gugus b Mendiskusikan proses dan hasil penerapan bimbingan teknis
3 Tahap Tindak Lanjut a Melakukan refleksi bersama Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru
untuk menemukan hikmah lesson learned dari praktik upaya PMP yang telah dilakukan.
b Merancang upaya PMP secara berkelanjutan bagi guru yang bersangkutan, semua guru di sekolah tersebut, dan guru-guru lain di
wilayah binaan pengawas.
c. Bagi Guru Bagi Guru, upaya PMP dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1 Membaca bahan dalam Panduan yang bisa digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran,
2 Mengidentifikasi hal-hal dalam praktik pembelajarannya yang masih perlu ditingkatkan
3 Merancang upaya PMP dan memuatnya ke dalam RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan perangkat pembelajaran lainnya,
4 Menjalankan RPP sesuai dengan rencana PMP yang telah ditetapkan 5 Mendokumentasikan proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan focus
peningkatan mutunya 6 Mengambil kesimpulan terhadap pelaksanaan rencananya upayakan
secara tertulis 7 Mengomunikasikan proses yang dilalui dan hasil yang dicapai kepada
sesama guru dan kepala sekolah. d. Bagi Orang Tua
Bagi Orang Tua, upaya PMP ini bisa dilakukan sebagai berikut. 1 Melakukan tanya jawab kepada anak tentang apa yang telah dipelajari, dan
bagaimana mempelajarinya, serta hasil yang diperoleh
28
2 Menggali informasi dari orang tua yang lain, dan menyimpulkannya 3 Membandingkan kesimpulan dengan standar mutu yang ada di dalam
panduan atau yang ditetapkan oleh sekolah 4 Memberikan masukan kepada Kepala Sekolah
5 Memantau penerapan masukan yang ada dan mengadakan pertemuan terkait dengan kemajuan dari mutu pembelajaran di sekolah.
C. TUJUAN
Tujuan umum program peningkatan mutu pembelajaran PMP di Sekolah Dasar ini alah mendorong percepatan terwujudnya pembelajaran yang bermutu di sekolah
dasar.
Dengan
program peningkatan mutu pembelajaran PMP
tersebut, diharapkan sekolah-sekolah yang ditunjuk tersebut bisa meningkatkan kualitas pembelajarannya
sesuai dengan sesuai harapan masyarakat. Dalam jangka panjang, keberadaan sekolah tersebut juga dapat berimbas kepada sekolah sekitarnya dan memberikan dampak
positif terhadap peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi masyarakat sekitarnya. Dengan pola pengimbasan ini percepatan akses terhadap mutu pendidikan menjadi
semakin baik.
Pemahaman mutu yang dimaksud dengan program PMP dapat dimaknai dari dua sisi: pertama, sekolah-sekolah tersebut diharapkan memenuhi kualifikasi minimal
yang ditetapkan oleh Badan Standart Nasional Pendidikan BSNP yang mencakup 8 delapan komponen standar mutu; kedua, sekolah-sekolah tersebut mampu memenuhi
tuntutan mutu yang diinginkan oleh masyarakat luas yang ditandai dengan meningkatnya animo pendaftar maupun kepercayaan terhadap sekolah sekolah yang
difavoritkan.
Secara khusus tujuan program program peningkatan mutu pembelajaran PMP ini sebagai berikut.
1. Mengoptimalkan pembiasaan pendekatan saintifik untuk pengembangan karakter.
2. Melakukan peningkatan kemampuan membuat penugasan yang baik 3. Melakukan pengembangan kemampuan untuk mendorong siswa menanya
4. Melakukan pengembangan kemampuan mendampingi siswa belajar 5. Melakukan pengembangan kemampuan berliterasi siswa
6. Mengoptimalkan pemanfaatan
learning objects
D. KETENAGAAN
Struktur ketenagaan berikut ini menjelaskan unsur, tugas, keanggotaan, dan kriteria tim peningkatan mutu pembelajaran PMP, dari tim pembina program PMP tingkat
pusat sampai tim pelaksana tingkat gugus sekolahsekolah.
1. Tim Pembina PMP Tingkat Pusat