Tabel 3.5 merupakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui permasalahan yang ada di
kelas II SD Negeri Plaosan II. Peneliti mengembangkan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah disusun tersebut sehingga
memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran di kelas.
3.7 Tabel Instrumen Pengumpulan Data
Di bawah ini variabel dan instrumen pengumpulan data peneliltian: Tabel 3.6 Variabel Penelitian dan Pengumpulan Data
No Variabel
Kriteria Jenis
Penilaian Teknik
Pengumpulan Data
Instrumen Penilaian
1 Keaktifan
Siswa Keaktifan siswa yang
akan diukur adalah: 1. Partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
2. Keberani dalam mengungkapkan
pendapat dan pertanyaan.
3. Tanggungjawab siswa terhadap tugas.
Non Tes Observasi
Lembar Observasi
2 Prestasi
Belajar Siswa Soal evaluasi
Tes Hasil Tes
Evaluasi Tes Tertulis
Tabel 3.6 merupakan tabel variable penelitian dan pengumpulan data. Pada tabel 3.6 peneliti akan melakukan penelitian terhadap keaktifan
dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Peneliti meneliti keaktifan siswa selama proses pembelajaran matematika dengan
melakukan pengamatan menggunakan lembar observasi. Sedangkan untuk prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, peneliti
menggunakan tes soal evaluasi yang diberikan kepada siswa.
3.8 Teknik Pengujian Instrumen 3.8.1 Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi Uno, 2012:
37. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dari suatu instrument. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument Arikunto dalam Taniredja, 2011: 134. Ini menunjukkan bahwa validitas akan menentukan
kelayakan suatu instrument penelitian. Jadi, suatu instrument dikatakan valid apabila memiliki validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang
kurang valid memiliki validitas yang rendah Taniredja Mustafidah, 2011: 134. Validitas dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu validitas
permukaan face, isi, kriteria, dan konstruk Bayley dalam Siregar, 2013: 75.
Validitas isi adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah instrumen mengukur secara tepat keadaan yang ingin
diukur Purwanto, 2007: 125. Pengujian validasi isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahliexpert judgement Purwanto, 2007:
126. Validitas yang kedua yang digunakan adalah validitas permukaan face.
Validitas permukaan face ini menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat isi muka dari sebuah instrument Arifin,
2011: 248. Maksudnya adalah jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur, maka tes
tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat dalam uji validitas permukaan.
Validitas permukaan face validity akan dilakukan untuk memperkuat hasil validasi isi yang diperoleh dari ahli. Validitas
permukaan face validity ini, digunakan pada instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. Instrumen pembelajaran berupa silabus, RPP, dan
bahan ajar serta 21 instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, observasi, dan angket akan diuji validitas permukaannya pada guru kelas
II. Instrumen pembelajaan berupa berupa soal evaluasi dan Lembar Kerja Siswa LKS akan diuji validitas permukaannya face validity.
Validitas yang selanjutnya adalah validitas konstruk. Validitas konstruk yang memeriksa sejauh mana tes mengukur suatu konstruk
tertentu baik berupa kemampuan yang lebih didominasi oleh fungsi kognitif seperti inteligensi maupun fungsi afektif seperti sifat, dan validitas
kriteria yang memeriksa sejauh mana tes mampu memprediksikan variabel-variabel tertentu sebagaimana diharapkan berdasarkan penalaran
teoretis tertentu.
3.8.1.1 Validitas Isi
Peneliti menggunakan validitas isi untuk menguji instrument pembelajaran dan instrumen penelitian. Instrumen pembelajaran meliputi
silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan soal evaluasi, sedangkan instrumen penelitian lembar observasi keaktifan siswa. Validitas isi yang digunakan
untuk menguji instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian ini dilakukan oleh beberapa validator yang ahli dibidangnya. Instrumen
pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar divalidasi oleh 3 orang validator, yaitu dosen ahli sebagai validator 1, kepala sekolah
sebagai validator 2 dan guru I sebagai validator 3. Instrumen penelitian lembar observasi juga divalidasi oleh ahli psikologi yaitu salah satu dosen
Psikologi di Universitas Sanata Dharma. Validasi instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian oleh
ahli, didasarkan pada rentang nilai 1 sampi 5. Nilai 1 berarti sangat tidak baik, nilai 2 berarti tidak baik, nilai 3 berarti cukup, nilai 4 berarti baik,
dan nilai 5 berarti sangat baik. Hasil perolehan nilai pada instrumen pembelajaran dan penelitian dihitung rata-ratanya oleh peneliti sehingga
dapat mengetahui kelayakan instrument yang akan digunakan. Peneliti memperbaiki instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian apabila
peneliti memperoleh rata-rata skor di bawah 3 dari hasil validasi. Instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian peneliti perbaiki apabila
validator memberikan komentar yang mendukung perbaikan pada instrumen tersebut.
Rentang skor validasi adalah 1 – 5 dengan kriteria 1 = kurang
sekali, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik dan 5 = baik sekali. Rata-rata hasil validasi yang kurang dari skor 3 memperlihatkan bahwa komponen
tersebut perlu direvisi, sedangkan komponen yang memiliki rata-rata skor lebih dari 3 tidak direvisi. Peneliti dan kelompok studi menggunakan
angka 3 sebagai target skor rata-rata karena skor 3 merupakan median atau titik tengah dari skala 1
– 5. Jika rata-rata nilai di bawah 3 maka peneliti akan melakukan revisi apabila rata-rata nilai di atas 3 maka peneliti tidak
melakukan revisi
1. Validitas Silabus
Para ahli yang melakukan validasi terhadap komponen silabus yang akan digunakan untuk penelitian antara lain validator I adalah salah
satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II adalah kepala sekolah SD Negeri Plaosan 2 dan
validator III adalah guru kelas II SD Negeri Plaosan 2. Komponen penilaian silabus meliputi: 1 Kelengkapan komponen silabus, 2
Kesesuaian SK, KD, dan Indikator, 3 Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran, 4 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku, 5 Kesesuaian
antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan. Berikut ditampilkan hasil validasi silabus oleh para ahli yang telah dirangkum dalam tabel:
Tabel 3.7 Hasil Validasi Silabus
Validator Komponen Penilaian
Rata-rata 1
2 3
4 5
I
5 4
4 4
4 4.2
II
5 4
4 2
4 3.8
III
5 5
4 4
4 4.4
Rata-rata 5
4.3 4
3.3 4
4.1
Tabel 3.7 menunjukkan hasil validasi perangkat pembelajaran silabus oleh para ahli. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang
diperoleh dari validator I adalah 4,2, rata-rata skor dari validator II yaitu 3,8 dan rata-rata dari validator III adalah 4,4. Rata-rata secara keseluruhan
dari ketiga validator diperoleh skor sebesar 4,1. Sehingga silabus yang telah dibuat layak untuk diujicobakan dalam penelitian. Berdasarkan
kriteria yang disepakati oleh peneliti dan kelompok studi dimana jika rata- rata nilai validasi di bawah 3 maka peneliti akan melakukan revisi, maka
untuk validasi di atas peneliti tidak melakukan revisi terhadap silabus yang telah dibuat.
2. Validitas RPP
Validasi rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang akan digunakan dalam penelitian dilakukan oleh para ahli. Para ahli yang
melakukan validasi antara lain validator I adalah salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika,
validator II adalah kepala sekolah SD Negeri Plaosan 2 dan validator III adalah guru kelas II SD Negeri Plaosan 2.
Komponen penilaian RPP meliputi: 1 Kejelasan rumusan, 2 Kelengkapan cakupan rumusan indikator, 3 Kesesuaian dengan
kompetensi dasar, 4 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai, 5 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, 6 Keruntutan dan
sistematika materi, 7 Kesesuian materi dengan alokasi waktu, 8 Kesesuaian sumber belajarmetode pembelajaran dengan standar
kompetensi tujuan yang ingin dicapai, 9 Kesesuaian sumber belajarmetode pembelajaran dengan materi pembelajaran, 10 Kesesuaian
sumber belajarmetode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 11 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi
tujuan pembelajaran, 12 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran, 13 Kesesuaian strategi dan metode
pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 14 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai, 15 Kejelasan prosedur
penilaian awal, proses akhir, tindak lanjut, 16 Kelengkapan instrumen soal, rubrik, kunci jawaban, 17 Ketepatan ejaan, 18 Ketepatan pilihan
kata, 19 Kebakuan struktur kalimat, 20 Bentuk huruf dan angka baku. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibuat oleh peneliti
mencakup indikator-indikator dalam Kompetensi Dasar KD 1.3 Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan. Berikut hasil
validasi RPP oleh ahli.
Tabel 3.8 Hasil Validasi RPP
Komponen Penilaian
Validator Rata-rata
I II
III
1 5
5 4
4.7 2
4 4
5 4.3
3 4
4 4
4 4
4 4
4 4
5 4
4 5
4.3 6
2 2
4 2.7
7 4
4 5
4.3 8
4 4
4 4
9 5
5 5
5 10
2 2
4 2.7
11 2
2 4
2.7 12
4 4
4 4
13 2
2 5
3 14
4 4
4 4
15 5
5 5
5 16
5 5
5 5
17 2
2 4
2.7 18
4 4
4 4
19 2
2 4
2.7 20
4 4
5 4.3
Rata-rata 3.6
3.6 4.4
3.9
Tabel 3.8 menunjukkan hasil validasi RPP oleh tiga ahli. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I adalah 3,6,
rata-rata skor yang diperoleh dari validator II adalah 3,6 dan rata-rata skor yang diperoleh dari validator III adalah 4,4. Rata-rata secara keseluruhan
dari ketiga validator tersebut adalah 3,9. Berdasarkan kriteria yang disepakati oleh peneliti dan kelompok studi dimana jika rata-rata nilai
validasi di bawah 3 maka peneliti akan melakukan revisi, maka untuk validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP di atas peneliti tidak
melakukan revisi terhadap RPP yang telah dibuat. Sehingga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah dibuat oleh peneliti sudah
layak untuk diujicobakan dan digunakan dalam penelitian.
3. Validitas Bahan Ajar
Validasi selanjutnya adalah bahan ajar. Para ahli yang melakukan validasi antara lain validator I adalah salah satu dosen Universitas Sanata
Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II adalah kepala sekolah SD Negeri Plaosan 2 dan validator III adalah guru kelas II SD
Negeri Plaosan 2. Komponen penilaian bahan ajar meliputi: 1 Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai, 2 Kesesuaian materi ajar dengan
karakteristik peserta didik, 3 Materi ajar cakupannya luas dan memadai, 4 Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik, 5 Kesesuaian
alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar, 6 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Berikut ditampilkan hasil validasi bahan ajar:
Tabel 3.9 Hasil Validasi Bahan Ajar
Validator Komponen Penilaian
Rata-rata 1
2 3
4 5
6 I
4 4
2 4
2 4
3.3
II 4
4 4
4 2
4 3.7
III 5
5 5
4 5
4 4.7
Rata-rata 4.3
4.3 3.7
4 3
4 3.9
Tabel 3.9 menunjukkan hasil validasi bahan ajar oleh tiga validator ahli. Rata-rata skor yang diperoleh dari validator I adalah 3,3, rata-rata
skor yang diperoleh dari validator II adalah 3,7, rata-rata skor yang diperoleh dari validator III adalah 4,7. Rata-rata secara keseluruhan dari
ketiga validator tersebut diperoleh skor 3,9. Berdasarkan kriteria yang disepakati oleh peneliti dan kelompok studi dimana jika rata-rata nilai
validasi di bawah 3 maka peneliti akan melakukan revisi, maka untuk
validasi di atas peneliti tidak melakukan revisi terhadap bahan ajar yang telah dibuat. Sehingga bahan ajar yang telah dibuat layak untuk
diujicobakan dalam penelitian.
4. Validitas LKS
Validasi selanjutnya adalah validasi lembar kerja siswa LKS yang dibuat oleh peneliti. Para ahli yang melakukan validasi antara lain
validator I adalah salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II adalah kepala sekolah SD Negeri
Plaosan 2 dan validator III adalah guru kelas II SD Negeri Plaosan 2. Komponen penilaian LKS meliputi: 1 Kelengkapan unsur LKS, 2
Kesesuaian indikatortujuan pembelajaran dengan LKS, 3 Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa, 4 LKS
membantu siswa dalam memahami materi ajar, 5 LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar, 6 Tampilan LKS menarik dan indah, 7
Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Berikut ditampilkan hasil validasi lembar kerja siswa:
Tabel 3.10 Hasil Validasi LKS
Validator Komponen Penilaian
Rata-rata 1
2 3
4 5
6 7
I
2 5
4 4
4 4
4 3.9
II
2 4
5 4
4 5
4 4
III
4 4
4 4
4 4
4 4
Rata-rata 2.7
4.3 4.3
4 4
4.3 4
4
Tabel 3.10 menunjukkan hasil validasi lembar kerja siswa oleh tiga validator. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari
validator I adalah 3,9, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II adalah 4, rata-rata skor yang diperoleh dari validator III adalah 4. Rata-rata secara
keseluruhan dari ketiga validator tersebut diperoleh skor 4. Berdasarkan kriteria yang disepakati oleh peneliti dan kelompok studi dimana jika rata-
rata nilai validasi di bawah 3 maka peneliti akan melakukan revisi, untuk validasi di atas peneliti tidak melakukan revisi terhadap LKS yang telah
dibuat. Sehingga LKS yang telah dibuat layak untuk diujicobakan dalam penelitian.
5. Validitas Soal Evaluasi
Validasi selanjutnya adalah validasi soal evaluasi yang dibuat oleh peneliti. Para ahli yang melakukan validasi antara lain validator I adalah
salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II adalah kepala sekolah SD Negeri Plaosan 2 dan
validator III adalah guru kelas II SD Negeri Plaosan 2. Komponen penilaian soal evaluasi meliputi: 1 Kesesuaian indikator dengan butir soal,
2 Kalimat yang digunakan sederhana dan tidak berlebihan, 3 Bahasa jelas, baku, dan sederhana, 4 Keluasan cakupan soal, 5 Pilihan jawaban
tidak mengandung ambiguitas, 6 Urutan alternatif jawaban logis, 7 Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya, 8 Pertanyaan tidak
mengandung kunci jawaban. Berikut ditampilkan hasil validasi soal evaluasi oleh ahli:
Tabel 3.11 Hasil Validasi Soal Evaluasi
Validator Komponen Penilaian
Rata-rata 1
2 3
4 5
6 7
8 I
4 5
4 4
4 4
4 5
4.3
II
4 5
4 4
4 4
4 5
4.3
III
5 4
4 5
4 4
5 5
4.5 Rata-rata
4.3 4.7
4 4.3
4 4
4.3 5
4.3
Tabel 3.11 menunjukkan hasil validasi soal evaluasi oleh para ahli. Data pada tabel di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari
validator I adalah 4,3, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II adalah 4,3, rata-rata skor yang diperoleh dari validator III adalah 4,5. Rata-rata
secara keseluruhan dari ketiga validator tersebut diperoleh skor 4,3. Berdasarkan kriteria yang disepakati oleh peneliti dan kelompok studi
dimana jika rata-rata nilai validasi di bawah 3 maka peneliti akan melakukan revisi, maka untuk validasi di atas peneliti tidak melakukan
revisi terhadap soal evaluasi yang telah dibuat. Sehingga soal evaluasi yang telah dibuat layak untuk diujicobakan dalam penelitian.
6. Validitas Lembar Observasi Keaktifan
Validasi lembar observasi keaktifan divalidasi oleh ahli yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi dan berprofesi sebagai dosen
di Unversitas Sanata Dharma. Berikut ditampilkan hasil validasi lembar observasi oleh ahli tersebut:
Tabel 3.12 Hasil Validasi Lembar Observasi Keaktifan
No Komponen Penilaian
Validasi 1
1 Kelengkapan lembar observasi
5 2
Kesesuaian anatara indicator dengan deskripsi 5
3 Kalimat tidak bermakna ganda
5 4
Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan keaktifan
5 5
Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku 5
Rata rata 5
Tabel 3.12 menunjukkan hasil validasi lembar observasi keaktifan. Berdasarkan kriteria yang disepakati oleh peneliti dan kelompok studi
dimana jika rata-rata nilai validasi di bawah 3 maka peneliti akan melakukan revisi sedangkan bila di atas 3 peneliti tidak melakukan revisi,
maka untuk validasi lembar observasi keaktifan siswa di atas peneliti tidak melakukan revisi terhadap lembar observasi keaktifan siswa yang telah
dibuat karena nilai yang diperoleh memiliki rata-rata 5. Lembar observasi keaktifan siswa yang telah divalidasi oleh ahli psikologi tersebut sudah
siap dan layak digunakan oleh peneliti untuk mengamati dan menilai keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
3.8.1.2 Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara Sukardi, 2003: 123. Suatu
instrument dikatakan memiliki derajat yang tinggi apabila tes tersebut sesuai dengan hal yang akan diukur serta mampu mengukur sebuah
konstruk tertentu. Pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya Purwanto,
2007: 134. Peneliti melakukan uji validitas soal evaluasi siklus I di kelas III dengan jumlah 21 siswa pada SD Negeri Plaosan 1 dan 22 siswa pada
SD Negeri Plaosan 2. Jadi total siswa yang mengerjakan soal uji validitas siklus I tersebut adalah 43 siswa. Sedangkan pada uji validitas soal siklus
II pada siswa kelas III terdapat 22 siswa SD Negeri Plaosan 1 dan 22 siswa SD Negeri Plaosan 2 yang mengerjakan soal tersebut. Jadi total siswa yang
mengerjakan soal uji validitas siklus II tersebut adalah 44 siswa. Taraf validitas dinyatakan dalam suatu koefisien validitas yang
dihitung dengan teknik korelasi point biserial. Sugiyono 2011: 613 menuliskan bahwa nilai product moment pada r tabel memiliki taraf
signifikan 5. Jadi untuk r tabel pada uji validitas soal evaluasi siklus I dengan jumlah siswa 43 adalah 0,301. Sedangkan r tabel pada uji validitas
soal evaluasi siklus II dengan jumlah siswa 44 adalah 0,297. Sedangkan r hitung diperoleh dari perhitungan menggunakan SPSS 20 untuk
mempermudah peneliti dalam memperoleh data. Soal dikatakan valid bila r hitung lebih besar dari r tabel. Berikut hasil penghitungan menggunakan
SPPS 20:
Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I
No r hitung
r tabel Keterangan
Tindak lanjut
1 0.652
0.301 valid
Dipakai soal no.1 2
0.364 0.301
valid Tidak Dipakai
3 0.622
0.301 valid
Dipakai soal no.2 4
0.508 0.301
valid Dipakai soal no.3
5 0.620
0.301 valid
Dipakai soal no.4 6
0.648 0.301
valid Dipakai soal no.5
7 0.695
0.301 valid
Dipakai soal no.6 8
0.564 0.301
valid Dipakai soal no.7
9 0.454
0.301 valid
Tidak Dipakai 10
0.693 0.301
valid Dipakai soal no.8
11 0.458
0.301 valid
Tidak Dipakai 12
0.617 0.301
valid Dipakai soal no.9
13 0.521
0.301 valid
Dipakai soal no.10 14
-0.059 0.301
Tidak valid Tidak Dipakai
15 0.563
0.301 valid
Dipakai soal no.11 16
0.519 0.301
valid Tidak Dipakai
17 0.617
0.301 valid
Dipakai soal no.12 18
0.585 0.301
valid Dipakai soal no.13
19 0.334
0.301 valid
Tidak Dipakai 20
0.727 0.301
valid Dipakai soal no.14
21 0.794
0.301 valid
Dipakai soal no.15 22
0.514 0.301
valid Tidak Dipakai
23 0.562
0.301 valid
Tidak Dipakai 24
0.617 0.301
valid Dipakai soal no.16
25 0.453
0.301 valid
Tidak Dipakai 26
0.521 0.301
valid Tidak Dipakai
27 0.585
0.301 valid
Dipakai soal no.17 28
0.483 0.301
valid Dipakai soal no.18
29 0.373
0.301 valid
Dipakai soal no.19 30
0.427 0.301
valid Dipakai soal no.20
Tabel 3.13 merupakan tabel hasil validasi soal evaluasi siklus I. Tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat 30 soal pilihan ganda yang
diujikan oleh peneliti. Uji validitas soal evaluasi siklus I diujikan kepada 43 siswa sehingga digunakan r tabel sebesar 0,301. Dalam mencari r
hitung peneliti menggunakan SPSS 20. Pada SPSS 20 terdapat tanda yang menandakan soal tersebut valid atau tidak valid tanda tersebut dinamakan
simbol asterik . Simbol asterik satu menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05. Sedangkan jika simbol
asterik dua soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf signifikansi 0,01. Soal juga dikatakan valid apabila r hitung lebih besar
dari r tabel r hitung ≥ r tabel. Pada tabel dapat diketahui bila dari 30 butir soal yang diujikan
tersebut terdapat satu soal yang tidak valid yaitu nomor soal 14 dengan r hitung 0,059. Sedangkan 29 butir yang lain dinyatakan valid. Jika dihitung
persentasenya maka sejumlah 96,7 soal dinyatakan valid. Dari jumlah soal yang valid tersebut peneliti hanya menggunakan 20 soal valid yang
sudah mewakili setiap indikator yang telah dibuat untuk digunakan dalam soal evaluasi pada siklus I.
Kemudian dilakukan validasi soal evaluasi siklus II. Soal evaluasi siklus II terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut
dikerjakan oleh 44 siswa dan dihitung menggunakan SPSS 20. Sementara hasil validasi soal siklus II terlihat pada tabel 3.14 berikut ini:
Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II
No r hitung
r tabel Keterangan
Tindak lanjut
1 0.458
0,297 valid
Dipakai soal no.1 2
0.765 0,297
valid Dipakai soal no.2
3 0.694
0,297 valid
Dipakai soal no.3 4
0.625 0,297
valid Dipakai soal no.4
5 0.155
0,297 Tidak valid
Tidak Dipakai 6
0.448 0,297
valid Dipakai soal no.5
7 0.499
0,297 valid
Dipakai soal no.6 8
0.378 0,297
valid Dipakai soal no.7
9 0.479
0,297 valid
Dipakai soal no.8 10
0.554 0,297
valid Tidak Dipakai
11 0.559
0,297 valid
Tidak Dipakai 12
0.525 0,297
valid Dipakai soal no.9
13 0.200
0,297 Tidak valid
Tidak Dipakai 14
0.039 0,297
Tidak valid Tidak Dipakai
15 0.469
0,297 valid
Dipakai soal no.10 16
0.330 0,297
valid Dipakai soal no.11
17 0.568
0,297 valid
Dipakai soal no.12 18
0.421 0,297
valid Dipakai soal no.13
19 0.586
0,297 valid
Dipakai soal no.14 20
0.659 0,297
valid Dipakai soal no.15
21 0.764
0,297 valid
Dipakai soal no.16 22
0.735 0,297
valid Dipakai soal no.17
23 0.610
0,297 valid
Dipakai soal no.18 24
0.641 0,297
valid Dipakai soal no.19
25 0.381
0,297 valid
Dipakai soal no.20
Tabel 3.14 menunjukkan hasil validasi soal siklus II yang terdiri atas 25 soal pilihan ganda. Uji validitas soal evaluasi siklus I diujikan
kepada siswa yang berjumlah 44 siswa, sehingga digunakan r tabel sebesar 0,297. Dalam mencari r hitung peneliti menggunakan SPSS 20. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menghitung r hitung dari masing-masing soal. Pada SPSS 20 terdapat tanda yang menandakan soal
tersebut valid atau tidak valid tanda tersebut dinamakan simbol asterik . Simbol asterik satu menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat
pada taraf signifikansi 0,05. Sedangkan jika simbol asterik dua soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf signifikansi 0,01.
Soal dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel r hitung ≥ r tabel. Dari 25 soal yang diujikan terdapat 3 soal yang tidak
valid, yaitu nomor soal 5, 13 dan 14 masing-masing soal tersebut memiliki r hitung 0,155, 0,200 dan 0,039. Dari 25 butir soal diperoleh 22
butir soal yang valid yaitu soal bernomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24 dan 25. Sementara untuk digunakan
sebagai soal evaluasi siklus II peneliti hanya menggunakan 20 soal. Peneliti menggunakan 20 butir soal dari soal yang valid tersebut dan telah
mewakili indikator yang telah dibuat sehingga siap untuk digunakan sebagai soal evaluasi siklus II. Berikut kisi-kisi soal evaluasi siklus I
setelah divalidasi dan dipilih 20 butir soal yang mewakili tiap indikator sebagai soal evaluasi pada Siklus I:
Tabel 3.15 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I setelah di Validasi
Satuan Pendidikan : SD Negeri Plaosan 2
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : Gasal 1
Standar Kompetensi : 3. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
sampai 500 Kompetensi Dasar
: 1.3 Menentukan nilai tempat ratusan puluhan dan satuan
Siklus I Komponen Indikator
Bobot Jumlah
soal Nomor Soal
1.3.1 Mengenal nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan pada bilangan-bilangan
50 10
3, 4, 5, 12, 15, 20, 21, 24, 29,
30 1.3.2 Menentukan nilai tempat suatu angka
pada bilangan 3 angka 50
10 1, 6, 7, 8, 10,
13, 17, 18, 27, 28
Tabel 3.15 menunjukkan kisi-kisi soal evaluasi siklus I setelah divalidasi. Dari 29 butir soal yang valid dipilih 20 butir soal yang
digunakan sebagai soal evaluasi siklus I. Keduapuluh soal tersebut sudah mewakili indikator yang telah dibuat. Adapun bobot untuk indikator 1.3.1
Mengenal nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan pada bilangan-bilangan adalah 50 atau sejumlah 10 butir soal yaitu soal nomor 3, 4, 5, 12, 15,
20, 21, 24, 29 dan 30. Sedangkan untuk indikator 1.3.2 Menentukan nilai tempat suatu angka pada bilangan 3 angka juga memiliki bobot 50
dengan jumlah soal 10 butir soal yaitu 1, 6, 7, 8, 10, 13, 17, 18, 27 dan 28. Pada soal evaluasi siklus II digunakan indikator menentukan nilai
tempat suatu angka pada bilangan 3 angka dan menguraikan lambang bilangan menurut nilai tempatnya. Berikut kisi-kisi soal evaluasi siklus II
setelah divalidasi: Tabel 3.16 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II setelah di Validasi
Satuan Pendidikan : SD Negeri Plaosan 2
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : Gasal 1
Standar Kompetensi : 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
sampai 500 Kompetensi Dasar
: 1.3 Menentukan nilai tempat ratusan puluhan dan satuan
Siklus II Komponen Indikator
Bobot Jumlah
soal Nomor Soal
1.3.5 Menentukan nilai tempat suatu angka pada bilangan 3 angka
55 11
1, 3, 6, 7, 12, 18, 19, 20, 21, 24,
25 1.3.6 Menguraikan lambang bilangan menurut
nilai tempatnya 45
9 2, 4, 8, 9, 15, 16,
17, 22, 23
Tabel 3.16 menunjukkan kisi-kisi soal evaluasi siklus II setelah dilakukan validasi. Dari 22 butir soal yang valid, peneliti menggunakan 20
butir soal sebagai soal evaluasi siklus II. Bobot soal yang mewakili indikator 1.3.5 Menentukan nilai tempat suatu angka pada bilangan 3
angka adalah 55 atau sejumlah 11 butir soal yaitu soal nomor 1, 3, 6, 7, 12, 18, 19, 20, 21, 24, 25. Sedangkan untuk indikator 1.3.6 Menguraikan
lambang bilangan menurut nilai tempatnya memiliki bobot 45 atau sejumlah 9 butir soal yaitu soal nomor 2, 4, 8, 9, 15, 16, 17, 22, 23.
3.8.2 Reliabilitas
Pengujian reliabilitas suatu instrumen juga diperlukan dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk memperkuat hasil pengukuran
suatu instrumen. “Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen” Sugiyono, 2012: 122. Instrumen yang
valid adalah instrumen yang dapat diuji reliabilitasnya. Jadi, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas
instrumen tetap perlu dilakukan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui reliabilitas instrumen pembelajaran berupa soal evalusi. Cara
mencari reliabilitas soal evaluasi dapat menggunakan metode Alpha Cronbach Purwanto, 2009: 175. Rumus uji reliabilitas adalah sebagai
berikut:
2 2
11
1 1
t b
V k
k r
,
Keterangan : r
11
= reliabilitas instrumen
k =
banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
= jumlah varian butiritem
2 t
V
= varian total
Namun dalam penghitungan reliabilitas penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS 20. Nilai reliabilitas suatu item dapat dihitung dengan
rumus di atas. Sedangkan penentuan kriteria koefisien relabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini Masidjo, 1995: 209:
Tabel 3.17 Kriteria koefisien reliabilitas
Koefisien Korelasi
Kualifikasi
0.91 - 1,00 Sangat Tinggi
0,71 - 0,90 Tinggi
0,41 - 0,70 Cukup
0,21 - 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat Rendah
Peneliti menggunakan program komputer SPSS 20 untuk membantu penghitungan reliabilitas. Reliabilitas soal dihitung dengan
rumus Cronbach’s Alpha. Hasil pengolahan data tersebut diatas
menggunakan SPSS 20 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.18 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.920 29
Tabel 3.18 merupakan hasil penghitungan reliabilitas soal evaluasi siklus I. Tabel tersebut menunjukkan hasil penghitungan reliabilitas soal
evaluasi siklus I dengan item valid sebanyak 29 butir soal menunjukkan angka sebesar 0,920. Angka tersebut menunjuk pada kriteria reliabilitas
yang sangat tinggi. Tabel 3.19 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.889 22
Tabel 3.19 merupakan tabel hasil penghitungan reliabilitas soal evaluasi siklus II. Tabel tersebut menunjukkan hasil penghitungan
reliabilitas soal evaluasi siklus II dengan item valid sebanyak 22 butir soal menunjukkan angka sebesar 0,889. Angka tersebut menunjuk pada kriteria
reliabilitas yang tinggi.
3.8.3 Indeks Kesukaran Soal
Supaya memperoleh kualitas soal yang baik selain validitas dan reliabilits juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal
yang mudah, sedang, dan sukar proporsinya seimbang Sudjana, 2009: 135. Rumus yang digunakan untuk menghitung kesukaran soal Sudjana,
2009: 137 adalah:
Keterangan : I
= Indeks kesukaran untuk setiap butir soal B
= Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N
= Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Kategori soal ditentukan apabila semakin kecil hasil indeks yang diperoleh maka soal tersebut dikategorikan semakin sukarsulit, sedangkan
semakin besar indeksnya maka soal tersebut dapat dikategorikan semakin mudah. Berikut ditampilkan kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana
2009, 137 yakni:
Tabel 3.20 Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana
Indeks Kesukaran Kategori
– 0,30 Sukar
0,31 – 0,70
Sedang 0,71
– 1,00 Mudah
Berdasarkan tabel 3.20 tersebut kriteria indeks kesukaran ada tiga yakni sukar, sedang dan mudah.. Peneliti telah menghitung tingkat
kesukaran dari masing-masing soal evaluasi baik pada soal evaluasi siklus I maupun soal evaluasi pada siklus II. Berikut hasil penghitungan tingkat
kesukaran soal evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.21:
Tabel 3.21 Tingkat Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I
No Soal B
N I
Keterangan
1 33
43 0.8
Mudah 2
34 43
0.8 Mudah
3 37
43 0.9
Mudah 4
34 43
0.8 Mudah
5 39
43 0.9
Mudah 6
26 43
0.6 Sedang
7 29
43 0.7
Sedang 8
24 43
0.6 Sedang
9 28
43 0.7
Sedang 10
21 43
0.5 Sedang
11 26
43 0.6
Sedang 12
34 43
0.8 Mudah
13 30
43 0.7
Sedang 14
12 43
0.3 Sukar
15 33
43 0.8
Mudah 16
27 43
0.6 Sedang
17 31
43 0.7
Sedang 18
29 43
0.7 Sedang
19 36
43 0.8
Mudah 20
32 43
0.7 Sedang
21 34
43 0.8
Mudah 22
33 43
0.8 Mudah
23 32
43 0.7
Sedang 24
38 43
0.9 Mudah
25 37
43 0.9
Mudah 26
35 43
0.8 Mudah
27 36
43 0.8
Mudah 28
8 43
0.2 Sukar
29 34
43 0.8
Mudah 30
27 43
0.6 Sedang
Tabel 3.21 menunjukkan tingkat kesukaran soal evaluasi siklus I yang berjumlah 30 butir soal. Dari tabel tersebut I adalah indeks kesukaran
untuk setiap butir soal, B adalah banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal dan N adalah banyaknya siswa yang memberikan jawaban
pada soal yang dimaksudkan. Dari tabel diketahui bila terdapat 15 butir soal masuk kategori mudah, 13 butir soal masuk kategori sedang dan 2
butir soal masuk kategori sukar. Dari 15 soal yang masuk kategori mudah
adalah 1, 2, 3, 4, 5, 12, 15, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27 dan 29. Soal yang temasuk kategori sedang adalah 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 20, 23
dan 30. Sedangkan yang masuk kategori sukar adalah soal nomor 14 dan 29. Selanjutnya penghitungan persentase pada kriteria kesukaran soal
yakni kategori soal sedang berjumlah 13 butir soal atau 43,3. Kategori soal mudah berjumlah 15 butir soal atau 50 dan kategori soal sukar
berjumlah 2 butir soal atau 6,7. Selanjutnya penghitungan kesukaran soal pada soal evaluasi siklus II dengan jumlah soal 25 butir soal dapat
dilihat pada tabel 3.24 berikut: Tabel 3.22 Tingkat Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II
No Soal B
N I
Keterangan
1 35
44 0.8
Mudah 2
36 44
0.8 Mudah
3 36
44 0.8
Mudah 4
37 44
0.8 Mudah
5 29
44 0.7
Sedang 6
22 44
0.5 Sedang
7 31
44 0.7
Sedang 8
29 44
0.7 Sedang
9 30
44 0.7
Sedang 10
21 44
0.5 Sedang
11 12
44 0.3
Sukar 12
34 44
0.8 Mudah
13 19
44 0.4
Sedang 14
22 44
0.5 Sedang
15 35
44 0.8
Mudah 16
17 44
0.4 Sedang
17 34
44 0.8
Mudah 18
31 44
0.7 Sedang
19 31
44 0.7
Sedang 20
35 44
0.8 Mudah
21 33
44 0.8
Mudah 22
33 44
0.8 Mudah
23 33
44 0.8
Mudah 24
33 44
0.8 Mudah
25 28
44 0.6
Sedang
Tabel 3.22 menunjukkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal evaluasi siklus II yang berjumlah 25 butir soal. Dari tabel tersebut I adalah
indeks kesukaran untuk setiap butir soal, B adalah banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal dan N adalah banyaknya siswa yang
memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. Dari 25 butir soal sebanyak 48 atau 12 butir soal masuk kategori mudah, 12 butir soal atau
48 masuk kategori sedang dan satu soal atau 4 masuk dalam kategori sukar. Yang termasuk ke dalam kategori mudah yaitu soal bernomor 1, 2,
3, 4, 12, 15, 17, 20, 21, 22, 23 dan 24. Sedangkan soal-soal dalam kategori sedang yakni bernomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 18, 19 dan 25. Adapun
satu soal yang masuk kategori sukar adalah soal nomor 11.
3.9 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik untuk menganalisis data yang diperoleh, yaitu analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data
Penelitian Tindakan Kelas PTK bisa dilakukan dengan analisis data kuantitatif dan data kulaitatif Sanjaya, 2009: 106. “Data kualitatif
merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, sedangkan data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka” Taneredja
Mustafidah, 2012: 62. Jadi, masing-masing teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki fungsi yang berbeda.
Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Tujuannya adalah untuk memberikan suatu gambaran terhadap
keberhasilan tindakan dari penelitian ini. Analisis data yang dilakukan peneliti bertujuan untuk menganalisis ketercapaian tujuan dari penelitian
ini serta menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan. Peneliti menggunakan data deskriptif bertujuan untuk memudahkan penulis untuk
menganalisis data yang menggambarkan mengenai rata-rata, perbedaan, hubungan-hubungan, dan sebagainya. Analisis data deskriptif dapat
dilakukan dengan membandingkan sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
3.9.1 Perhitungan Keaktifan Belajar Siswa
Data keaktifan didapat dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer lain pada waktu pembelajaran berlangsung.
Analisis keaktifan siswa dapat diketahui dengan membandingkan keadaaan awal keaktifan siswa dengan keadaan setelah siklus I dan siklus
II. 3.9.1.1 Skor yang diberikan pada siswa 1 - 3. Skor 1 jika siswa tidak
nampak melakukan aktivitas yang dinilai, skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas yang diukur berjumlah 1x, skor 3 jika
siswa nampak melakukan aktivitas yang diukur berjumlah lebih dari 1x.
3.9.1.2 Menghitung jumlah skor keaktifan siswa untuk setiap item.
3.9.1.3 Jumlah rata rata skor keaktifan di dalam kelas.
3.9.1.4 Nilai keaktifan
Lalu peneliti menetapkan kriteria tingkat keaktifan dan menghitung jumlah siswa yang minimal cukup aktif di dalam kelas kemudian
mencari persentase dengan rumus:
Setelah itu masukan nilai persentase tiap indikator tersebut ke dalam kriteria PAP tipe II sebagai berikut:
Tabel 3.23 Kriteria Kekatifan PAP Tipe II
No Persentase tingkat
keaktifan Rentang Skor
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 keseluruhan
Kriteria A
81 - 100 19,44-24
9,72-12 14,48-18
43,74 – 54
Sangat aktif B
66 - 80 15,84-19,43
7,92-9,71 11,88-14,57 35,64
– 43,73 Aktif
C 56 - 65
13,44-15,83 6,72-7,91
10,08-11,87 30,24 – 35,63
Cukup Aktif D
46 - 55 11,04-13,43
5,52-6,71 8,28-10,07
24,84 – 30,23
Kurang Aktif E
46 11,03
5,51 8,27
24,83 Sangat Kurang Aktif
3.9.1.5 Membandingkan tingkat keaktifan siswa berdasarkan pada kondisi awal sebelum tindakan dengan data ketika siklus I dan II untuk
mengetahui penerapan
pendekatan PMRI
dalam upaya
meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas.
3.9.2 Perhitungan Prestasi Belajar Siswa
Data mengenai prestasi belajar didapat dari hasil tes yang dilakukan peneliti. Berikut perhitungan prestasi belajar siswa.
3.9.2.1 Penyekoran Tes yang digunakan peneliti berupa pilihan ganda sehingga
penyekoran dilakukan dengan cara jawaban benar mendapatkan skor satu sedangkan jawaban salah mendapatkan skor nol.
3.9.2.2 Menghitung skor rata –rata kelas dengan rumus :
= Jumlah nilai akhir seluruh siswa Jumlah siswa
3.9.2.3 Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan menggunakan rumus: = Jumlah Skor yang diperoleh x 100
Skor seharusnya 3.9.2.4 Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus
= jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM x 100 Jumlah seluruh siswa
Membandingkan tingkat nilai prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dengan kondisi awal. Kegiatan membandingkan ini dilakukan
untuk mengetahui ada peningkatan prestasi siswa atau tidak.
No Variabel
Indikator Kondisi
Awal Target
Siklus 1 Target
Siklus II Deskriptor
1. Keaktifan
Jumlah persentase rata-rata keaktifan
belajar 11
35 60
jumlah siswa yang masuk dalam kriteria minimal cukup keaktifan
: jumlah seluruh siswa x 100 2.
Prestasi Belajar
Rata –rata nilai
ulangan. 62.94
65 75
Jumlah nilai seluruh siswa : jumlah seluruh siswa
Persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM 75 47
60 80
Jumlah siswa mencapai KKM : jumlah seluruh siswa x 100
3.10 Jadwal Penelitian