Pelaksanaan Siklus I Pembahasan

yang diberikan. Interaksi siswa dengan siswa terjadi penuh dalam kegiatan diskusi ini.

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian tindakan kelas PTK ini menerapkan pendekatan PMRI pada pelaksanaan pembelajaran di kelas II SD Negeri Plaosan 2 tahun pelajaran 20152016 dengan materi mengenal nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan. Treffers dalam Wijaya, 2012: 21 merumuskan lima karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, yaitu 1 Penggunaan konteks, 2 Penggunaan model, 3 Pemanfaatan hasil kontruksi siswa, 4 Interaktivitas dan 5 Keterkaitan.

4.2.2.1 Pelaksanaan Siklus I

Pada pertemuan pertama siklus I, peneliti sudah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan baik silabus, RPP, lembar kerja siswa dan hal lain yang menunjang penelitian dan pembelajaran. Peneliti sebagai guru memulai pembelajaran dengan salam dan doa serta menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Guru menanyakan kabar siswa, kehadiran siswa dan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran. Guru dan siswa membuat kesepakatan belajar. Guru menyampaikan tujuan belajar. Materi untuk pertemuan pertama ini adalah mengenal nilai tempat satuan dan puluhan dari Kompetensi Dasar KD 1.3 Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan. Siswa dibagi ke dalam 4-5 kelompok secara acak supaya terjadi interaksi antar siswa. Kegiatan membagi siswa ke dalam kelompok merupakan salah satu upaya penerapan karakteristik PMRI yaitu interaktivitas. Guru melakukan tanya jawab dan mengajak siswa melihat benda- benda di sekitar yang memiliki jumlah sampai puluhan. Siswa dilibatkan dalam pencarian permasalahan sehari-hari yang sering dijumpai. Kegiatan tersebut mewakili salah satu karakteristik PMRI yaitu menggunakan konteks. Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi siswa jika proses belajar melibatkan masalah realistik atau dilaksanakan dengan suatu konteks. Kemudian guru memberikan materi nilai tempat bilangan dan siswa mengerjakan diskusi kelompok menggunakan media papan nilai tempat bilangan. Hal ini mewakili karakteristik PMRI yaitu penggunaan model, karena siswa memahami materi dengan menggunakan media sebagai model. Gambar 4.9 Penggunaan Model pada Pembelajaran Gambar 4.9 menunjukkan penggunaan model dalam pembelajaran. Penggunaan model berupa media belajar nilai tempat bilangan bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami bentuk nilai tempat ratusan, satuan dan puluhan serta bentuk bilangan dalam menguraikan sebuah bilangan. Proses permodelan berawal dari suatu masalah atau situasi nyata yang selanjutnya direpresentasikan ke dalam model situasi untuk mempermudah dalam memahami masalah yang ada. Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat formal. Setelah siswa mengerjakan soal secara berkelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, hal ini mewakili karakteristik PMRI yaitu menggunakan hasil konstruksi siswa. Siswa juga mengerjakan LKS sebagai bentuk evaluasi dari pemahaman individu siswa tentang materi. Selain itu di akhir pembelajaran guru memberikan kuis untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa tentang materi. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memahami bila sebuah bilangan dua angka terdiri dari penjumlahan bilangan puluhan dan satuan. Hal ini termasuk dalam karakteristik PMRI yaitu memanfaatkan keterkaitan intertwinning. Sehingga pada pertemuan pertama siklus I telah menerapkan kelima karakteristik PMRI di dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan kedua siklus I, peneliti juga sudah menyiapkan perangkat pembelajaran sekaligus yang digunakan dalam penelitian. Peneliti sebagai guru memulai pembelajaran dengan berdoa dan mengucap salam. Sebelum kegiatan belajar dimulai siswa dan guru wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya. Penyampaian dan kesepakatan terhadap tata tertib belajar yang dibuat oleh guru dan siswa. Materi pada pertemuan kedua adalah mengenal nilai tempat bilangan sampai ratusan. Seperti pada pertemuan pertama siswa melihat benda di sekitar rumah, sekolah dan jalan pulang yang memiliki jumlah sampai ratusan. Hal ini menunjukkan karakteristik PMRI yaitu menggunakan konteks. Penggunaan konteks pada saat pembelajaran dilakukan guru dengan mengangkat masalah-masalah yang dijumpai siswa. Misalnya untuk masuk ke dalam materi nilai tempat ratusan puluhan dan satuan ini, guru memberikan cerita atau narasi yang melibatkan siswa di dalamnya seperti “… Saat istirahat Angga membeli 24 buah permen…” dari bentuk penyataan tersebut kemudian guru menjelaskan bahwa pada bilangan 24 angka 2 menempati nilai puluhan dan 4 menempati nilai satuan. Siswa bekerja dalam kelompok kecil mengerjakan tugas kelompok, bertanya kepada guru dan temannya merupakan penerapan karakteristik interaktivitas. Siswa dalam mengerjakan tugas kelompok menggunakan media papan nilai tempat bilangan merupakan penerapan karakteristik penggunaan model. Selain itu siswa bisa mengerjakan soal-soal latihan baik individu dan kelompok serta menjawab kuis adalah bentuk dari karakteristik penggunaan hasil konstruksi siswa. Gambar 4.10 Pemanfaatan Hasil Konstruksi Siswa pada Pembelajaran Pada gambar 4.10 guru memanfaatkan kontribusi siswa dalam pemahamannya tentang materi nilai tempat bilangan. Salah satu bentuknya adalah meminta sumbangan siswa dalam memecahkan sebuah masalah atau soal yang bisa berupa ide maupun variasi jawaban dari siswa. Guru perlu memperhatikan sumbangan atau kontribusi siswa, yang berupa ide, atau variasi jawaban, atau variasi cara pemecahan masalah. Kontribusi siswa dapat memperbaiki atau memperluas konstruksi yang perlu dilakukan sehubungan dengan pemecahan masalah kontekstual. Dalam hal ini siswa tidak hanya belajar tentang materi nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan namun siswa juga belajar tentang penjumlahan angka yang terdiri dari bilangan yang menempati satuan, puluhan dan ratusan. Kegiatan tersebut merupakan bentuk dari karakteristik memanfaatkan keterkaitan dalam PMRI. Kegiatan terakhir pada pertemuan kedua ini siswa lalui dengan mengerjakan soal evaluasi siklus I. Oleh karena pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pertemuan kedua siklus I ini sudah menerapkan kelima karakteristik PMRI yang ada.

4.2.2.2 Pelaksanaan Siklus II