1, 2 dan 3. Namun dari pengamatan kondisi awal tersebut pada dasarnya keaktifan siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain.
4.1.2 Proses Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus memuat dua kali pertemuan dan setiap akhir siklus
dilakukan sebuah tes evaluasi. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2 yang berjumlah 19 siswa terdiri atas 10
siswa putra dan 9 siswa putri. Penelitian Tindakan Kelas PTK yang berjudul “Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika
m enggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2”
dilaksanakan selama satu minggu. Jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
4.1.2.1 Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yakni pada hari Kamis, 20 Agustus 2015 dan Selasa, 25 Agustus 2015. Pada siklus I ini,
siswa mempelajari mengenai nilai tempat bilangan ratusan, puluhan dan satuan.
4.1.2.1.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan segala hal yang
mendukung untuk dilakukannya penelitian. Hal yang dipersiapkan antara lain instrumen pembelajaran berupa silabus, RPP, lembar kerja
individu dan lembar kerja kelompok siswa, soal evaluasi siswa. Selain itu peneliti mempersiapkan lembar observasi keaktifan siswa. Seluruh
intrumen pembelajaran dan observasi keaktifan siswa tersebut telah dikonsultasikan dan divalidasi oleh pihak-pihak ahli. Peneliti juga
menyiapkan media belajar berupa papan nilai bilangan dan juga media perekam untuk mendokumentasikan aktivitas guru dan siswa saat
dilaksanakannya penelitian. 4.1.2.1.2 Pelaksanaan
a Pertemuan I Pertemuan I dilakukan pada hari Kamis tanggal 20 Agustus 2015
pada jam pelajaran pertama dan kedua yakni pukul 07.00-08.10. Peneliti dibantu oleh 4 teman yang bertugas untuk mengamati
keaktifan siswa serta mendokumentasikan proses penelitian baik berupa gambar maupun video. Uraian kegiatan pada Siklus I
pertemuan pertama adalah Kegiatan Awal, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup. Siswa mengerjakan soal LKS, soal-soal tersebut
memuat tugas individu dan kelompok. Soal individu siswa dibatasi hanya sampai nilai tempat puluhan. Namun memang materi yang
diajarkan sudah masuk pada nilai tempat ratusan. Siswa bekerja secara kelompok dan individu. Pada tahap ini guru menggunakan
media sederhana yaitu papan nilai tempat bilangan atau lebih dikenal sebagai rumah bilangan oleh siswa. Pelaksanaan
pembelajaran matematika menggunakan PMRI pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
1 Menggunakan konteks Guru memulai pembelajaran dengan mengajak siswa melihat
benda-benda di sekitar yang memiliki jumlah nilai sampai puluhan. Siswa menyebutkan benda seperti kursi yang
berjumlah 25 buah, meja yang berjumlah 18 buah. 2 Menggunakan model
Guru memberikan materi mengenai nilai tempat bilangan sampai nilai puluhan. Saat pemberian materi, guru dan siswa
menggunakan alat peragamedia papanrumah bilangan yang telah dipersiapkan.
3 Menggunakan hasil konstruksi siswa Siswa berkontribusi dalam pemahaman materi seperi pada saat
menentukan bilangan yang menempati nilai satuan dan puluhan baik tanpa maupun menggunakan media.
4 Menggunakan format interaktif Siswa saling berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa
lain. Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok untuk mendiskusikan tugas yang diberikan. Setelah kegiatan
kelompok selesai, beberapa siswa diminta mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan siswa-siswa yang lain.
5 Memanfaatkan keterkaitan
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama yaitu tentang nilai tempat bilangan satuan dan
puluhan. Selain itu ada waktu dimana guru mengomentari dan meluruskan jawaban siswa.
b Pertemuan II Pertemuan II pada siklus I ini dilakukan pada Selasa tanggal 25
Agustus 2015 pada pukul 07.00-08.10 2 jam pelajaran. sebelumnya peneliti telah menyiapkan keperluan dalam mengajar
seperti silabus, RPP, lembar kerja siswa, media belajar dan lembar observasi keaktifan. Pada tahap awal guru mengkondisikan kelas.
Kemudian bersama siswa membuat kontrak belajar dan menyampaikan apersepsi. Pada pertemuan kedua ini siswa belajar
nilai tempat bilangan sampai dengan nilai ratusan. Kegiatan inti yang dilakukan pada pertemuan kedua ini adalah:
1 Menggunakan konteks Pembelajaran dimulai dengan mengingat kembali materi yang
sebelumnya. Meminta siswa mengingat dan menuliskan materi yang telah diperoleh sebelumnya.
2 Menggunakan model Permodelan dimulai saat siswa belajar dalam sebuah kelompok
kecil. Mengerjakan tugas kelompok menggunakan media
belajar papan nilai tempat bilangan sampai dengan nilai tempat ratusan.
3 Menggunakan hasil konstruksi siswa Siswa memperoleh tugas menguraikan suatu angka ke dalam
bentuk penjumlahan satuan, puluhan dan ratusan. Siswa mempraktekkan menggunakan media dan meperlihatkan di
depan teman-temannya. 4 Menggunakan format interaktif
Siswa menuliskan pada buku tugas. Siswa mampu tertib dan aktif dalam mengerjakan soal baik soal individu maupun
kelompok. Siswa juga mampu mempresentasikan hasil kerjanya di depan siswa-siswa yang lain.
5 Memanfaatkan keterkaitan. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang msteri
yang telah dipelajari bersama. Siswa melakukan refleksi dan aksi.
4.1.2.1.3 Observasi Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan dengan bantuan guru kelas II yang menilai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan ini
menghasilkan data
tentang kesesuaian
proses pelaksanaan
pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP.
Kendala atau hal-hal yang kurang pada siklus I adalah sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru sehingga mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas maupun soal-soal pada lembar kerja siswa. Peneliiti telah melakukan pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir siklus I dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
setelah menerima materi dan pembelajaran tentang nilai tempat bilangan.
4.1.2.1.4 Refleksi
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan rencana. Ada beberapa kendala yang muncul
sehingga menyebabkan beberapa alur pembelajaran sedikit berbeda dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat. Pada pertemuan
pertama, siswa cenderung masih sulit diatur dan banyak bermain sendiri serta kurang paham saat mengerjakan lembar kerja siswa.
Kebanyakan siswa masih banyak bertanya saat pengerjaan LKS, hal ini membuat kondisi kelas kurang kondusif. Pada pertemuan kedua siswa
sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran secara berkelompok dan menggunakan media belajar. Namun pada saat diskusi kelompok
kebanyakan siswa kurang aktif saat mengerjakan tugas kelompok. Sebagian siswa mau mengerjakan tugas namun ada banyak siswa yang
cenderung bermain dan sering menggangung teman pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan perencanaan tindakan kelas
dalam penelitian, maka pada akhir siklus I akan diadakan evaluasi untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi dan
sejauh mana keberhasilan guru dalam penyampaian materi tersebut.
4.1.2.2 Siklus II