belajar menghubungkan antara membilang satuan dan membilang puluhan. Salah satu strategi yang dapat ditawarkan kepada anak yakni
menguraikandecomposing dan menyusuncomposing Purnomo, 2014: 30. Kegiatan menguraikan yakni memisahkan atau menguraikan angka
menjadi beberapa bagian. Sedangkan, menyusun adalah kegiatan untuk menyusun ulang angka.
Ada beberapa faktor mengapa siswa kurang dapat memahami konsep nilai tempat dengan baik, salah satunya adalah cara mengajar guru.
Guru cenderung mengajarkan siswa dengan langsung member informasi. Contohnya, untuk menentukan nilai tempat angka
– angka pada bilangan 134, siswa langsung diberitahu bahwa angka 4 menempati nilai satuan,
angka 3 menempati nilai puluhan dan angka 1 menempati nilai ratusan. Hal ini mengakibatkan siswa langsung berhadapan dengan angka
– angka yang masih asing baginya tanpa diberikan pemahaman konsep terlebih
dahulu ataupun penggunaan media yang bisa menolong siswa mudah memahami materi nilai tempat. Jika hal ini terjadi maka dapat dipastikan
bahwa siswa yang belum memahami benar tentang nilai tempat akan sulit mengikuti pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
sampai 500.
2.1.6 Perkembangan Anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan proses belajar. Apabila anak sudah menunjukkan masa peka kematangan maka
orang tua dan guru harus tanggap untuk segera memberikan layanan dan bimbingan Triharso, 2013: 48. Tingkat perkembangan yang dicapai pada
suatu tahap diharapkan meningkat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahapan selanjutnya. Agung Triharso 2013: 21 dalam
bukunya Permainan Kreatif dan Edukatif memaparkan tingkat pencapaian perkembangan anak, yaitu :
2.1.6.1 Perkembangan emosi dan sosial Perkembangan emosi erat kaitannya denga perkembangan sosial.
Unsur-unsur yang terkait di dalam emosi adalah perhatian atau pujian. Penguasaan emosi pada anak banyak tergantung pada
faktor-faktor kematangan anak itu sendiri. Sedangkan aspek sosial yang terjadi adalah interaksi yang lancar antara guru dan anak.
Faktor emosi dan sosial merupakan perkembangan kepribadian dan pembiasaan yang membentuk kepribadian, kebiasaan
menghargai orang lain, kemampuan mengambil tindakan, rasa tanggung jawab, pengendalian diri, kemampuan bekerja sama, dan
kemampuan mengungkapkan diri. 2.1.6.2 Perkembangan Motorik Halus
Menurut Lerner dalam Triharso, 2013: 23 motorik halus adalah keterampilan menggunakan media dengan koordinasi antara mata
dan tangan. Gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang meliputi membuat garis horizontal, garis
vertical, garis miring kiri, garis miring kanan, lengkung, atau lingkaran dapat ditingkatkan.
2.1.6.3 Perkembangan Motorik Kasar Diungkapkan bahwa dalam perkembangan motorik kasar
mengarah pada
keterampilan menggunakan
otor besar-
menggunakan gerakan-gerakan bagian tubuh dengan tangkas dan tegas.
2.1.6.4 Perkembangan Bahasa Dasar utama perkembangan bahasa adalah pengalaman-
pengalaman berkomunikasi yang kaya untuk menunjang faktor- faktor bahasa yang lain, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis. Mendengarkan dan membaca termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat menerima, sedangkan berbicara dan
menulis merupakan keterampilan yang ekspresif. 2.1.6.5 Persepsi Penglihatan
Persepsi penglihatan
dikembangkan menggunakan
media pendukung antara lain benda, gambar, bentuk huruf, bentuk
geometri dari berbagai warna dan ukuran. 2.1.6.6 Persepsi Pendengaran
Pengembangan dari faktor ini adalah segala sesuatu yang mampu menghasilkan bunyi yang dapat ditangkap oleh indera pendengar
anak. 2.1.6.7 Keterampilan Berpikir
Anak akan berpikir saat diberikan materi baru yang menarik. Dengan melakukan eksplorasi kegiatan yang didasrkan pada
pilihan sendiri maka anak akan lebih mudah memahami berbagai konsep.
2.1.7 Perkembangan Kognitif Anak Menurut Piaget