18 Gambar 2.7 Ruang peragaan dan pencahayaan yang baik
berdasarkanpercobaan di Boston Sumber : Data Arsitek edisi 33
Gambar 2.8 Standar peletakan koleksi Sumber: Data Arsitek edisi 33
Untuk pameran dengan pencahayaan dari samping, tinggi tempat gantungan yang baik antara 30
o
dan 60
o
, dengan tinggi ruang 6,7 meter dan tinggi ambang 2130 untuk lukisan atau 3400 – 3650 untuk meletakkan patung.
Sedangkan ketentuan luasan yang dibutuhkan untuk beberapa macam koleksi antara lain, lukisan 3-5 m
2
luas dinding, patung 6-10 m
2
luas dinding, dan 1 m
2
ruang lemari cabinet untuk koleksi berupa kepingan per 400 keping.
D. Standart Kenyamanan Pengamat
Kenyamanan pandangan pengamat perlu diperhtikan agar pengunjung merasa nyaman dan dapat leluaa untuk melakukan pengamatan terhadap hasil
karya seni rupa tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
Kenyamanan pandangan horizontal Batas standart
: 30º - 30º ke kiri dan ke kanan Batas visual
: 62º - 62º ke kiri dn ke kanan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Kenyamanan pandangan vertical
Standart : 30º ke atas dan 40º ke bawah
Kenyamanan pandangan pengamatan
Horisontal : 45º - 45º ke kiri dan ke kanan
Vertikal : 30º - 30º ke atas dan ke bawah
Ukuran dan jarak pandang
Tinggi dan jarak pandang ke obyek koleksi juga menentukan kenikmatan melihatnya.
Untuk lebih jelasnya tentang kenyaman jarak pandang pengamatan manusia dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini
Gambar 2.9 Sudut pandang pengamat dan jarak display manusia Sumber: Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003
E. Sirkulasi Ruang Pamer
Jalur sirkulasi di dalam ruang pamer terutama harus mendukung penyampaian informasi, membantu pengunjung memahami dan berapresiasi
terhadap esensi pameran. Penentuan jalur sirkulasi nantinya akan bergantung pada runutan cerita yang ingin disampaikan dalam pameran dan pencapaian yang ingin
disampaikan untuk dirasakan pengunjung. Berikut ini merupakan beberapa contoh jalur sirkulasi yang biasa digunakan untuk membantu pembentukan sequence dan
alur informasi yang ingin disampaikan, dapat dilihat pada gambar 2.10 di bawah ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20 Gambar 2.10 Jalur sirkulasi yang digunakan di ruang pameran
Sumber: Data Arsitek edisi 33
Jalur sirkulasi harus dapat memberikan keleluasaan kepada pengunjung, terutama yang datang berkelompok, untuk berkumpul ketika mendengarkan
penjelasan dari pemandu, maupun ketika melihat benda pamer. Penataan pola sirkulasi harus memperhatikan pola tingkah laku pengunjung visitor behavior:
Manusia menyukai kompleksitas visual.
Manusia cenderung menyukai keseragaman.
Manusia mempunyai suatu pola untuk melakukan lompatan dari
urutan yang sudah ada. Manusia tidak menyukai tata ruang yang beruntun, lebih menyukai kebebasan memilih obyek yang disukainya.
Dalam memasuki ruangan manusia cenderung melakukan belokan
searah jarum jam.
Bila dihadapkan pada suatu penghalang, manusia cenderung memilih untuk membelok ke kanan, kemudian melakukan belokan searah
jarum jam.
Manusia cenderung membaca display dari kiri ke kanan.
Pengunjung biasanya hanya melihat display ±30 detik.
Gambar 2.11 Jalur sirkulasi yang lazim digunakan manusia Sumber: Tugas Akhir Alan Dumalang, UPN “Veteran” Jatim, 2010
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
2.1.2.3. Toko Retail