54
berdomisili di wilayah ITS, Unair, maupun fotografer jurnalistik Kompas – Jawa Pos. Berdasarkan pertimbangan radius program pelayanan, lokasi asli klien
Matanesia yang berada di Wisma Kedung Asem membutuhkan pengembangan lebih lanjut di lokasi baru. Sehingga, baik eksekutif - fotografer - masyarakat
umum dapat lebih mengetahui keeksisan Matanesia ini sendiri. Dikarenakan Matanesia masih menjadi debutan ikon komunitas fotografi regional Surabaya
yang eksistensinya sebatas dunia fotografi – advertising dan belum meluas secara universal.
Untuk langkah selanjutnya dalam penetapan site, perlu dikaji lebih dalam mengenai RTRK dan kebutuhan ruang terbuka, karena ruang terbuka sangat
penting bagi ruang luar bangunan. Selain penting bagi segi penataan massa bangunan, namun juga penting bagi keamanan, keindahan, serta potensial
bangunan ke depannya. Pertimbangan tingkat ekonomi pengguna juga tidak dapat diabaikan, karena apabila salah bidikan maka bangunan ini menjadi tidak efektif
dan berfungsi sebagaimana mestinya. Dari uraian pada bab sebelumnya dapat diperoleh bahwa proyek yang
berjudul Matanesia Galeri di Surabaya ini merupakan bangunan yang mempunyai peruntukan komersial jasa yang mempunyai pangsa untuk eksekutif,
fotografer Matanesia maupun fotografer lain, dan umum. Dengan fungsi bangunan utama yaitu galeri – mini museum – ruang workshop, dimana ketiga fungsi ruang
diatas merupakan ruang publik yang dikomersilkan. Berdasarkan studi kasus yang telah disebutkan diatas, bahwa kepemilikan gedung ini merupakan milik
Matanesia untuk kedepannya. Namun, masih dapat berkembang lebih luas dan tidak menutup lingkup potensi pasar ataupun prospek kerja sama dengan institusi
atau pihak lain agar lebih eksis dan berkembang. Dengan total kebutuhan ruang
dalam bangunan secara keseluruhan 2559,73 m
2
sehingga dibutuhkan lahan yang dapat mencukupi kebutuhan keseluruhannya.
3.1.2. Alternatif Pilihan Lokasi
Apabila disesuaikan dengan sasaran proyek, lingkup pelayanan proyek, luas kebutuhan bangunan, serta fungsi proyek ke depannya maka ada beberapa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55
pilihan lokasi proyek, yaitu di Jalan Tunjungan dan Jalan Jimerto. Pada pilihan lokasi pertama yaitu Jalan Tunjungan. Dari segi lokasi,
merupakan lokasi yang sangat strategis karena berada di pusat kota dan daerah perdagangan – komersial jasa. Dengan tingkat ruang terbuka yang cukup karena
selain lahan yang luas, namun juga view yang tidak sempit atau terhimpit oleh gedung tingkat tinggi yang berlebihan. Kawasan ini merupakan kawasan cagar
budaya kota lama Surabaya sehingga apabila ada proyek baru harus mneyesuaikan dengan konteks lingkungan yang ada. Sehubungan dengan fungsi proyek sebagai,
maka dibutuhkan tingkat ketenangan yang cukup agar segala kegiatan yang bersifat edukatif dan informatif dapat berlangsung dengan baik. Pengaturan
tingkat kebisingan dapat disesuaikan pada penataan massa yang tidak terlalu dekat dengan jalan raya menurut garis sepadan jalan yang telah ditentukan. Apabila
dihubungkan dengan tingkat ekonomi pengguna bangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka lokasi ini cukup cocok dengan bidikan pangsa untuk
masyarakat umum. Kemungkinan harga lahan di lokasi ini tinggi dikarenakan letak lahan yang berada di koridor jalan utama pusat kota, kawasan cagar budaya
Surabaya Pusat serta dekat dengan pusat perbelanjaan, pendidikan, perdagangan – jasa, dan hiburan.
Pada pilihan lokasi kedua yaitu Jalan Jimerto – distrik Ketabang Kali Surabaya. Dari segi lokasi, merupakan lokasi yang cukup potensial dan strategis
karena berada di pusat kota namun berada di kawasan permukiman lama yaitu tepi Jalan Ngemplak dengan aktivitas masyarakat yang tinggi. Tingkat kebutuhan
Gambar 3.1 Lokasi I Jalan Tunjungan, Surabaya Pusat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56
ruang terbuka pada jalan ini cukup dengan view yang cukup luas tidak terhimpit oleh kondisi padat bangunan, sehingga pengolahan ruang luar ruang terbuka
dapat optimal dan dekat dengan sungai kalimas sebagai view tambahan. Apabila disesuaikan dengan kebutuhan ketenangan pengguna bangunan, maka lokasi ini
cukup tenang karena tidak berada di tepi koridor jalan utama yang padat lalu lintas seperti daerah Jalan Tunjungan – Jalan Kertajaya namun berada di Jalan
Ngemplak yang kepadatan lalu intasnya cukup lengang. Lahan di lokasi ini cukup luas sehingga memungkinkan adanya tatanan massa dan ruang terbuka yang luas.
Apabila ditinjau dari tingkat ekonomi pengguna bangunan maka, pada lokasi ini dapat mewakili bidikan pasar secara luas, baik itu kalangan bawah, menengah
maupun atas mengingat sasaran bangunan ini ialah masyarakat umum. Kemungkinan harga lahan di lokasi ini tinggi dikarenakan letak lahan yang berada
tepat di tepi jalan utama, berada di kawasan perdagangan Surabaya Pusat, serta dekat dengan pusat perbelanjaan, pendidikan, perdagangan – jasa, dan hiburan.
3.1.3. Penilaian Lokasi