45 yang dicat ungu untuk pemanis
harmoni ruangan. merah. Art Gallery bermain
dengan warna minimalis – mewah yaitu putih, merah,
hitam, krem kekuningan, dan abu-abu yang mengesankan
kemewahan dadalam klasik. Dengan perpaduan lighting
soft
sehingga semakin
menampilkan nuansa tenang namun glamour.
Sumber : Analisa penulis, 2011
2.2. Tinjauan Khusus Perancangan
2.2.1. Penekanan Perancangan
Obyek perancangan Galeri Fotografi “Matanesia” di Surabaya ini memiliki penekanan fungsi sebagai bangunan public yang mengedepankan jasa
pelayanan umum kepada masyarakat umum. Tidak hanya dikhususkan kepada para fotografer di Surabaya namun juga kepada masyarakat yang awam dengan
fotografi. Sehingga, seluruh masyarakat Surabaya pada umumnya dapat mendapatkan segala informasi tentang fotografi baik sejarah, jenis fotografi, ilmu
fotografi maupun peralatan fotografinya. Dengan disediakannya fasilitas galeri fotografi akan menjadi yang
pertama di Surabaya, mini museum pusat informasi fotografi, toko retail fotografi, dan tempat berkumpuldiskusi para fotografer membuat perancangan ini
menjadi simbol atas keberadaan fotografi di masyarakat Surabaya. Obyek perancangan ini menggunakan single building. Dengan bangunan utama dari
perancangan ini ialah photography’s gallery yang kemudian menyabang ke mini museum, tempat nongkrong hall workshop fotografi, dan toko retail fotografi.
2.2.3. Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan yang difokuskan untuk Galeri Fotografi “Matanesia” di Surabaya ini adalah seluruh lapisan masyarakat Surabaya namun lebih
diutamakan eksekutif pembeli karya foto dan para fotografer Surabaya yang tergabung dalam kelompok komunitas fotografi serta tersebar di Surabaya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
ataupun yang tergabung dalam FPSI Federasi Perkumpulan Seni Foto maupun PSS Perkumpulan Seni Foto Surabaya. Dengan jangkauan pelayanan lokal
masyarakat Surabaya namun, juga dapat menjadi tempat jamuan bagi fotografer nasional maupun luar negeri. Dengan kapasitas daya tampung ± 600 orang.
Tetapi yang membedakan perancangan ini dengan yang lain gallery yang sudah ada di Surabaya maupun mini museum nantinya adalah konsep fungsi
peruntukan bangunan serta pemajangandisplay benda koleksi dibuat lebih menarik, modern, komunikatif, dan lebih lengkap. Sehingga, perancangan ini
dapat lebih menarik untuk dikunjungi serta dapat menjadi pusat fotografi pertama di Surabaya dan menjadi perancangan yang fungsional serta komunikatif. Unsur
menarik dan kemodernnan perancangan ini nantinya dapat dilihat pada penataan interior dan materialnya yang tidak konvensional.
Sedangkan fasilitas yang nantinya melengkapi pusat fotografi ini adalah perpustakaan, café, ruang workshopdiskusi, musholla, tempat berkumpulnya
komunitas fotografi Surabaya, dan open space sebagai tempat bersosialisasi masyarakatpengunjung.
2.2.3. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang