Analisa Tampilan Analisa Bentuk dan Tampilan

74 yang melingkupi seluruh kalangan masyarakat dengan banyaknya ruang terbuka hijau taman kota dan permukiman kampung lama membuat perancangan ide bentukan tidak bias terlalu abstrak dan terlalu asimetris. Namun, keasimetrisan dan ketidakteraturan akan memberika keestikaan sendiri dengan pengaturan unity seimbang. Maka dari itu, ide bentukan massa bangunan pada proyek ini ialah bentuk geometris persegi panjang yang mengalami penambahan-pengurangan sehingga menghasilkan bentuk baru. Ide bentuk tatanan massa bangunan bila dilihat dari tampak depan merupakan analogi dari filosofi fotografi jurnalis yang selalu mengabadikan peristiwa – momen yang terjadi di masyarakat dalam sebuah frame foto. Melalui penglihatan atau indera penglihatan merekalah semua itu terlihat dan tercipta. Maka, dipilih bentukan massa mata karena menyesuaikan dengan tema dan fungsi bangunan yang berhubungan dengan berawal dari mana karya itu tercipta dan identitas pemilik “Matanesia” sebagai pencerminan karakter bangunan. Adapun gambar secara grafis ide bentukan massa bangunan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 4.11 Ide gagasan bentuk massa framing bangunan Penerapan ide bentukan massa diterapkan seperti gambar 4.11, pada lobi tampak depan bangunan berfungsi sebagai entrance bangunan, dengan bentuk yang menyerupai frame foto yang bentukannya nanti dibuat tidak asimetris. Shingga seolah-olah menjadi cirri bangunan dengan sculpture hasil cetak foto yang acak.

4.3.2. Analisa Tampilan

Pendekatan perancangan bangunan yang dipakai dalam proyek ini ialah arsitektur sebagai picturesque. Konsep picturesque ini menerapkan ketidakteraturan ke keteraturan. Dengan keberagaman garis, warna, detail, bentuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 75 yang cenderung irregular atau tidak teratur yang masih komposisi alami natural namun memiliki kesatuan. Kesatuan disini tidak memberikan penekanan yang berlebihan dengan penempatan bangunan dan alam dengan setara. Ciri khas bangunan yang berkaitan dengan konsep ini ialah memiliki bentuk asimetris, variatif dan terkesan “ramai” baik bidang yang dibentuk maupun ornamentasinya meski unsure-unsur unity masih kental namun tidak kaku. Tampilan yang menggunakan tema ini menggunakan sedikit ornamentasi yang hanya sebagai dekorasi, seperti pola geometri di dinding dan jendela lalu structural ornamentation. Dengan tampilan baik di interior maupun eksterior yang didominasi oleh warna polikromatik seperti kuning, krem, coklat, merah dan hijau. Penggunaan material dengan detail warna, garis serta ornament baik itu dari kayu, stainless, beton, dan kaca lalu diolah dengan keestetisan sehingga menghasilkan desain yang rigid dan kokoh namun unity. Selain itu pendekatan perancangan ini juga menggabungkan dengan green architecture.sebagai bangunan ramah lingkungan karena menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia. Dimana pada perancangan proyek ini akan bermain dengan bentukan geometris bujur sangkar, sehingga bila diproyeksikan menghasilkan bentuk balok yang mengalami pengolahan bentuk baru. Untuk sisi entrance, tampilan yang kuat terlihat dari penggunaan beton dari analogi produk cetak foto yang diolah menjadi framing lalu diberi pemanis sculpture replika kamera – lensa. Sehingga mencerminkan bahwa bangunan ini merupakan galeri foto. Untuk bukaan jendela diminimalisir namun diganti dengan penggunaan kaca untuk first skin lalu beton ekspos untuk secondary skin. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi radiasi matahari berlebih pada penggunaan kaca sebagai dinding – jendela. Adapun ide tampilan bangunan dapat dilihat di bawah ini Gambar 4.12 Ide Desain Tampilan Bangunan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 76

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Desain rancang suatu bangunan pada dasarnya mempunyai latar belakang metoda dan tema perancangan yang menentukan seperti apa dan bagaimana hasil akhir desain tersebut. Dalam hal ini tema perancangan menjadi benang merah dan pengontrol alur desain perancangan. Objek perancangan Galeri Fotografi “Matanesia” di Surabaya ini merupakan wadah sebagai pusat segala kegiatan fotografi Matanesia agar adanya pengapresiasian karya foto khususnya fotojurnalistik. Beragamnya jenis karya foto yang dihasilkan Matanesia itu sendiri maka muncul kekompleksan konsep desain ruang yang disebabkan oleh adanya 2 pengguna berbeda.

5.1. Pendekatan Perancangan

Kondisi karakter Matanesia saat ini merupakan induk komunitas edukasi yang selalu berbagi informasi tentang fotografi dan membantu memberikan ilmu fotografi khususnya fotojurnalistik, dengan menyediakan jasa sebagai penyedia photo provider. Di lain sisi, kegiatan Matanesia tidak hanya diikuti oleh anggota tetap Matanesia saja namun juga partisipan Matanesia, mayoritas berasal dari masyarakat yang berminat dengan jurnalistik. Baik anggota maupun partisipan Matanesia selalu mengungkap realita masyarakat sehingga mengutamakan kejujuran dan tidak merekayasa di setiap karyanya. Pada pendekatan fakta terhadap lokasi site, telah dibahas di bab sebelumnya bahwa lokasi terpilih berada di kawasan pusat yang harga tanahnya cukup tinggi karena berada di kawasan pusat dan yang merupakan kawasan bisnis, sedangkan kegiatan Matanesia bertolak belakang dengan nilai tanah lokasi terpilih karena kegiatannya tidak murni bersifat bisnis komersial saja. Selain pengaruh nilai tanah site, karakter lingkungan bangunan sekitar yang bermacam-macam juga mempengaruhi tampilan visual bangunan. Karakter bangunan lingkungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.