58
yang paling maksimal maka, lokasi tapak yang terpilih ialah Jalan Ngemplak – Jalan Jimerto. Lokasi ini termasuk dalam kawasan Unit Ketabang – Praban,
termasuk dalam RTRK Embong Kaliasin, dan dengan pusat distrik di kawasan perdagangan segiempat Tunjungan yang padat aktivitas namun cukup kondusif,
dan potensial letaknya. Site termasuk dalam Kelurahan : Ketabang
Kecamatan : Genteng Unit distrik : Genteng
Adapun batas lokasi, antara lain : Sebelah utara
: Jalan Jimerto Sebelah selatan
: Jalan Walikota Mustajab Sebelah barat
: Jalan Ngemplak Sebelah timur
: Jalan Jaksa Agung Suprapto Jagung Sedangkan kebijaksanaan pemerintah berdasarkan RDTRK Ngemplak –
Walikota Mustajab, antara lain KDB
: 60 KLB
: 600 - 800 Jumlah maksimum : 15 lantai
GSB : 6 m
3.3. Kondisi Fisik Lokasi
3.3.1. Eksisting Site
Lahan pada lokasi terpilih merupakan bekas kantor Sistem Administrasi Satu Atap SAMSAT dahulu, namun kondisi lahan saat ini merupakan lahan
kosong yang memiliki luas ± 8.900 m
2
serta dibatasi oleh tembok – pagar besi setinggi orang dewasa. Rencana penggunaan lahan ini menurut RTRK Embong
Kaliasin adalah sebagai perdagangankomersial. Kecenderungan fasilitas pada lokasi ini yaitu di sisi Utara merupakan fasilitas perumahanpermukiman, di sisi
Selatan merupakan fasilitas perdagangan – jasa, sedangkan di sisi Timur merupakan kompleks pemerintahan Kota Surabaya – jasa. Dengan kemiringan
lahan sekitar 4,3 sehingga tergolong lahan datar. Kondisi tanah pada lahan ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
59
merupakan tanah Aluvial kelabu tua, dan saat ini lahan ini ditumbuhi oleh vegetasi – rumput yang cukup tinggi dan lebat. Dengan kelembaban rata-rata di
Surabaya antara 64-85. Kondisi AMDAL dapat dibandingkan dengan keadaan sekitar Hotel Weta di jalan Simpang Dukuh dan Ruko jalan Undaan Wetan. Pada
seberang lahan ini terdapat sungai Kalimas yang di tepi kiri – kanannya telah diolah oleh dinas pertamanan Surabaya menjadi taman kota.
3.3.2. Aksesibilitas
Berdasarkan pertimbangan tingkat kepadatan lalu lintas dan lebarnya badan jalan, maka jalan Ngemplak paling sesuai apabila dijadikan koridor utama
jalan dimana disana diletakkan main entrance bangunan. Jalur pencapaian yang jelas dengan berbagai jenis jalan, yaitu
Jalan Ngemplak - Peneleh kolektor primer dengan lebar 15 m
merupakan akses utama regional, yang menghubungkan lokasi perencanaan kawasan Surabaya Pusat dari Jalan Ambengan dan Jalan
Undaan ke Jalan Walikota Mustajab dan Jalan Simpang Dukuh.
Jalan Jimerto kolektor sekunder dengan lebar 6 m merupakan akses yang menghubungkan lokasi perencanaan dengan kawasan pemerintah
Kota Surabaya di Jalan Jaksa Agung Suprapto pusat kota. Penempatan jalan masuk diletakkan di sisi koridor jalan utama tapak yaitu
jalan Ngemplak, sebagai pencapaian utama tapak yang terletak di kawasan Surabaya Pusat arah ke Kotamadya Surabaya. Sedangkan jalan Jimerto hanya
berfungsi sebagai jalan sekunder yang merupakan pintu keluar area ini. Penempatan jalan masuk ke tapak bertujuan agar pengunjung bangunan yang
berkendaraan dapat menemukan akses menuju tapak dengan mudah dan langsung masuk ke dalam tapak tersebut, karena jumlah pengunjung yang paling banyak
datang berasal dari jalan Ngemplak. Sedangkan pengunjung yang merupakan pejalan kaki dapat memasuki area bangunan melalui main entrance samping, yang
dibedakan dengan jalan masuk pengguna berkendaraan motor maupun mobil dengan tujuan tidak terjadi traffic di area ini. Main entrance bangunan dapat
dengan mudah ditemukan dengan adanya open space di depan bangunan yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60
memperkuat penataan massa dan bentuk bangunan.
3.3.3. Potensi Lingkungan