72
Adapun penjelasan secara grafis zoning bangunan, dapat diihat pada gambar di bawah ini
4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan
4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan
Analisa ini menggambarkan tentang komposisi bentukan geometri dasar, baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi yang merupakan hasil
penggabungan analisa ruang dengan analisa site terpilih. Pemainan bentukan massa dipengaruhi oleh tema – konsep perancangan,
beberapa elemen perancangan seperti garis, bidang, ruang, dan olahan bentukan yang sangat menentukan keestetikaan bangunan nantinya dan kondisi lingkungan
sekitar. Tema – konsep perancangan sangatlah penting dalam menentukan desain olahan dan tampilan bangunan, agar tidak salah penentuan desain. Dalam hal ini,
berkaitan dengan fungsi dan peruntukan bangunan yang merupakan galeri fotografi maka dapat diidentikkan dengan seni fine arts atau arts.
Pada tema ini, art atau seni yang esensinya menganggap bangunan adalah karya seni rupa. Dalam arsitektur eklektik Amerika Serikat, penerapan seni
melalui berbagai jenis ornamentasi dari yang structural, yang organic flora, fauna, dan manusia atau anorganik garis dan pola-pola geometric atau yang
menekankan material atau warna. Wujudnya dapat berupa patung, lukisan,
Gambar 4.10 Diagram abstrak ME
Galeri – Mini museum Pelatihan Fotografi
Workshop
Photography’s store Basecamp
fotografer SE
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
73
kerajinan, ornamentasi hasil industri baik sebagai elemen bangunan atatupun totalitas dari bangunannya sendiri. Kesannya, tema art ini lebih mengarah ke
mendekorasi bangunan dengan 3 konsep, yaitu ornamentalisme, arsitektur sebagai picturesque, dan arsitektur sebagai plastic arts.
Ornamentalism sendiri dapat diartikan sebagai dekorasi, sub ordinat untuk mempertegas struktur, lalu terbentuk dari elemen struktur atau konstruksi yang
banyak menggunakan simbol budaya – religious bermain warna dan komposisi material. Pada kasus bangunan yang menerapkan ornamentasi, menggambarkan
bahwa tema seni bangunan sebagai sebuah karya seni yang digunakan secara konsisten dari waktu ke waktu. Konsep picturesque ini menerapkan
ketidakteraturan ke keteraturan. Picturesque adalah variasi atau keberagaman garis, warna, detail, bentuk yang cenderung irregular atau tidak teratur yang masih
komposisi alaminatural namun memiliki kesatuan. Kesatuan disini tidak memberikan penekanan yang berlebihan dengan penempatan bangunan dan alam
dengan setara. Ciri khas bangunan yang berkaitan dengan konsep ini ialah memiliki bentuk asimetris, variatif dan terkesan “ramai” baik bidang yang
dibentuk maupun ornamentasinya meski unsure-unsur unity masih kental naum tidak kaku. Dengan penempatan bangunan yang selaras dengan lingkungan sekitar
yang secara keseluruhan sangat dinamis dan menimbulkan “pergerakan”. Sedangkan, Plastic arts disini dimaknai dengan seni rupa. Dimana pada
penerapan di Isaac Bell House, mengomposisikan massa bangunannya mirip patung yang elemen bangunan diatur melalui kombinasi massive-void yang
pewarnaannya cenderung monokromatik dan hanya menggunakan 2 jenis material. KOmposisi bangunan sangat solid, kompak, dan didominasi oleh
permainan bentuk geometric tiga dimensional yang dramatis. Apabila diseuaikan dengan fungsi peruntukan bangunan maka, tema –
konsep perancangan yang sesuai ialah arsitektur sebagai picturesque. Dimana penempatan bangunan selaras dengan lingkungan sekitar yang secara keseluruhan
sangat dinamis dan menimbulkan “pergerakan” dengan permainan garis, bentuk, warna, dan detail. Melihat makna dari fotografi itu sendiri ialah cabang seni visual
sehingga penerapan tema seni cocok sebagai pedoman desain. Lingkungan sekitar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
74
yang melingkupi seluruh kalangan masyarakat dengan banyaknya ruang terbuka hijau taman kota dan permukiman kampung lama membuat perancangan ide
bentukan tidak bias terlalu abstrak dan terlalu asimetris. Namun, keasimetrisan dan ketidakteraturan akan memberika keestikaan sendiri dengan pengaturan unity
seimbang. Maka dari itu, ide bentukan massa bangunan pada proyek ini ialah bentuk geometris persegi panjang yang mengalami penambahan-pengurangan
sehingga menghasilkan bentuk baru. Ide bentuk tatanan massa bangunan bila dilihat dari tampak depan merupakan analogi dari filosofi fotografi jurnalis yang
selalu mengabadikan peristiwa – momen yang terjadi di masyarakat dalam sebuah frame foto. Melalui penglihatan atau indera penglihatan merekalah semua itu
terlihat dan tercipta. Maka, dipilih bentukan massa mata karena menyesuaikan dengan tema dan fungsi bangunan yang berhubungan dengan berawal dari mana
karya itu tercipta dan identitas pemilik “Matanesia” sebagai pencerminan karakter bangunan.
Adapun gambar secara grafis ide bentukan massa bangunan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 4.11 Ide gagasan bentuk massa framing bangunan
Penerapan ide bentukan massa diterapkan seperti gambar 4.11, pada lobi tampak depan bangunan berfungsi sebagai entrance bangunan, dengan bentuk
yang menyerupai frame foto yang bentukannya nanti dibuat tidak asimetris. Shingga seolah-olah menjadi cirri bangunan dengan sculpture hasil cetak foto
yang acak.
4.3.2. Analisa Tampilan