Analisa Hasil Studi Tinjauan Umum Perancangan

43 Gambar 2.36 Tata Ruang ISOP, Malang Sumber : Analisa pribadi, 2010 Gambar 2.37 Massa ISOP Sumber : Analisa dan Dok. Pribadi, 2011

2.1.4. Analisa Hasil Studi

Dari hasil 3 studi kasus diatas, dapat diihat perbandingan yang mencolok baik itu pada segi pengguna hingga pola massa. Hal ini dikarenakan letak maupun fungsi bangunan yang berbeda sehingga mempengaruhi penataan rancangan bangunan yang berbeda pula. Agar lebih jelas, perbandingan studi bangunan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini ASPEK MES 56, Yogyakarta GFJA, Jakarta Lokasi Jalan Nagan Lor 17, Patehan, Kraton, Yogyakarta Jalan Antara 59, Jakarta Pola Massa Single building 1 lantai. Pola ruang radial Single building 3 lantai. Pola ruang radial. Fasilitas  Galeri  Office  Perpustakaan  Ruang kerja  Basecamp  Lobi  Museum  Galeri  Office  Ruang workshop Tabel 2.1. Hasil kajian studi kasus MES 56 dan GFJA Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 44  Outdoor space  Ruang service KMWC, musholla, dll  Perpustakaan  Retail – kioz  Ruang Lab – Studio  Ruang service KMWC, musholla, dll Pengguna Pengunjung galeri, fotografer, anggota MES 56, dan peserta exchange program. Fotografer Antara – Kompas, fotografer lain, eksekutif muda, komunitas Foto Jurnalistik Antara, pengamat budaya, dan pengunjung galeri lain. Jenis Ruang Ruang Public Galeri, perpustakaan, Ruang Private tempat tinggal peserta exchange, office, café – angkringan. Ruang Public Museum, galeri, perpustakaan, café, dan lobby, Ruang Private ruang workshop, lab – studio, dan office. Utilitas Menitik-beratkan pada penataan lighting soft lampu tungsten yang mengarah langsung kepada barang koleksipameran dengan lighting utama downlamp di plafon. Beberapa ruangan seperti ruang kerja dan office menggunakan lampu terang flouresencent untuk membantu penerangan dalam bekerja dengan tidak merusak mata. Menitik-beratkan pada penataan lighting soft lampu tungsten yang mengarah langsung kepada barang koleksipameran dengan lighting utama downlamp di plafon. Pendingin ruangan agar dapat menjaga kelembapan ruangan, keawetan, dan kualitas barang koleksi. Utilitas pada beberapa ruangan terlihat langsung namun dikemas secara estetis selang pendingin ruangan, lampu sorot besar, dll. Tampilan Luar Hanya sebatas desain rumah tinggal tradisional jawa biasa, yang bermain dengan warna sederhana yaitu putih dan coklat, dan hitam. Bermain dengan style Arsitektur Kolonial Eropa yang memainkan kekokohan kolom dan warna dinding abu-abu dan putih dengan atap khas kolonial yang kokoh dan solid. Interior Nuansa tradisional. Penggunaan ubin abu-abu gelap, dinding bercat putih dan plafon kayu yang dpernish, dan kolom kayu Perpaduan nuansa modern- klasik. Lantai mengunakan parguel kayu dan terasso berwarna putih gading – Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 45 yang dicat ungu untuk pemanis harmoni ruangan. merah. Art Gallery bermain dengan warna minimalis – mewah yaitu putih, merah, hitam, krem kekuningan, dan abu-abu yang mengesankan kemewahan dadalam klasik. Dengan perpaduan lighting soft sehingga semakin menampilkan nuansa tenang namun glamour. Sumber : Analisa penulis, 2011

2.2. Tinjauan Khusus Perancangan

2.2.1. Penekanan Perancangan

Obyek perancangan Galeri Fotografi “Matanesia” di Surabaya ini memiliki penekanan fungsi sebagai bangunan public yang mengedepankan jasa pelayanan umum kepada masyarakat umum. Tidak hanya dikhususkan kepada para fotografer di Surabaya namun juga kepada masyarakat yang awam dengan fotografi. Sehingga, seluruh masyarakat Surabaya pada umumnya dapat mendapatkan segala informasi tentang fotografi baik sejarah, jenis fotografi, ilmu fotografi maupun peralatan fotografinya. Dengan disediakannya fasilitas galeri fotografi akan menjadi yang pertama di Surabaya, mini museum pusat informasi fotografi, toko retail fotografi, dan tempat berkumpuldiskusi para fotografer membuat perancangan ini menjadi simbol atas keberadaan fotografi di masyarakat Surabaya. Obyek perancangan ini menggunakan single building. Dengan bangunan utama dari perancangan ini ialah photography’s gallery yang kemudian menyabang ke mini museum, tempat nongkrong hall workshop fotografi, dan toko retail fotografi.

2.2.3. Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan yang difokuskan untuk Galeri Fotografi “Matanesia” di Surabaya ini adalah seluruh lapisan masyarakat Surabaya namun lebih diutamakan eksekutif pembeli karya foto dan para fotografer Surabaya yang tergabung dalam kelompok komunitas fotografi serta tersebar di Surabaya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.