17
c. Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Tidak hanya aspek
intelektual, aspek politik, budaya, sosial, ekonomi, moral, dan aspek- aspek kehidupan lainnya.
d. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. Selain di
sekolah, kegiatan belajar dapat berlangsung di rumah, masyarakat, tempat rekreasi, dan dimana saja yang bisa saja terjadi kegiatan
belajar. Belajar juga terjadi setiap saat kecuali ketika sedang tidur. e.
Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat kompleks.
f. Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau
bimbingan dari orang lain. Tidak semua yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dapat dipelajari sendiri, ada kegiatan belajar
yang membutuhkan pembimbing atau instruktur.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Sukmadinata 2009: 162-165, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Faktor-faktor dalam diri individu
Faktor-faktor dalam diri individu antara lain sebagai berikut: 1
Jasmaniah: meliputi kondisi dan kesehatan jasmani individu 2
Rohaniah: meliputi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif individu
18
3 Keterampilan: meliputi keterampilan membaca, berdiskusi,
memecahkan masalah, mengerjakan tugas, dll. b.
Faktor-faktor lingkungan Faktor-faktor lingkungan antara lain sebagai berikut:
1 Keluarga: keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
dalam proses pendidikan. Dengan demikian aspek-aspek fisik maupun psikologis yang ada dalam keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan belajar individu. 2
Sekolah: peran sekolah dalam belajar juga sangat penting dalam proses belajar. Berbagai aspek dalam sekolah yang berpengaruh
dalam aktivitas belajar. Misalnya, lingkungan fisik sekolah berupa sarana dan prasarana. Dengan adanya sarana dan prasarana yang
mendukung, dapat melancarkan proses belajar yang terjadi di sekolah. Selain lingkungan fisik, terdapat lingkungan sosial dan
akademis sekolah. Lingkungan sosial sekolah meliputi hubungan siswa dengan teman-temannya dan hubungan siswa dengan
pendidik. Lingkungan akademis sekolah berupa suasana dan pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar,
kokurikuler, dan
sebagainya. 3
Masyarakat: lingkungan ini berpengaruh terhadap semangat belajar dan aktivitas belajar individu. Lingkungan masyarakat yang
memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, lembaga-lembaga pendidikan yang memadai dan sumber belajar yang cukup,
19
berpengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar individu tersebut.
5. Teori-teori Belajar
Menurut Suyono 2011: 55, teori-teori belajar adalah sebagai berikut: a.
Teori behavioristik Aliran ini disebut dengan behavioristik karena menekankan
kepada perlunya perlilaku behavior yang dapat diamati. Behavioristik merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebuh kepada
sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam kegiatan belajar.
Teori-teori behavioristik tersebut adalah sebagai berikut. 1
Teori Koneksionisme Thorndike Prinsip pertama koneksionisme adalah belajar suatu
kegiatan memberikan asosiasi connection antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak law of readiness. Prinsip
kedua adalah pelajaran akan semakin dikuasai bila diulang-ulang law of execise. Kemudian prinsip ketiga adalah koneksi antara
kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak dapat menguat atau melemah,
tergantung pada “buah” hasil perbuatan yang pernah dilakukan law of effect. Teori koneksionisme
menyebutkan pula konsep transfer of training, yaitu hasil
20
kecakapan yang telah diperoleh dalam belajar dapat digunakan untuk memecahkan masalah lain.
2 Teori Clasiccal Conditioning
Berdasarkan eksperimennya, Pavlov berkesimpulan bahwa tingkah laku tertentu dapat dibentuk dengan cara diulang-ulang,
yaitu “dipancing” dengan sesuatu yang memang dapat menimbulkan tingkah laku tersebut.
3 Teori Operant Conditioning Skinner
Teori Operant Conditioning memiliki persamaan dengan teori Pavlov dan Watson, tetapi lebih terperinci. Ia membedakan
adanya dua macam respons: respondent response, yaitu respons yang ditimbulkan stimulus tertentu dan operant respondent, yaitu
respons yang menimbulkan stimulus baru sehingga memperkuat respons yang telah dilakukan.
Skinner memfokuskan perhatiannya pada jenis operant respons. Skinner berpendapat bahwa proses belajar memerlukan
usaha menimbulkan dan mengembangkan respons sebagai usaha me
mperoleh “penguatan”. b.
Teori kognitif Teori kognitif ini membahas tentang pengetahuan individu
dalam kegiatan belajar. Pada dasarnya teori ini melengkapi teori behavioristik sebelumnya, para ahli berpendapat bahwa perilaku
seseorang selalu didasarkan oleh kognitif, yaitu tindakan mengenal
21
atau memikirkan situasi di mana perilaku itu terjadi. Berikut ini adalah teori-teori kognitif berdasarkan hasil percobaan para ahli.
1 Teori Gestalt
Awalnya dikembangkan di bidang persepsi penglihatan, yakni: a
Apabila mengamati sekelompok obyek, orang akan mengatur kesan
pengamatannya sedemikian
rupa sehingga
pengelompokan obyek mempunyai arti tertentu baginya b
Apabila mengamati suatu obyek, orang pun cenderung mengamati hal-hal sama secara Gestalt.
c Hal-hal yang saling berdekatan cenderung diamati secara bulat
Gestalt d
Hal-hal yang diamati dalam bentuk tertutup cenderung memberi kesan Gestalt
e Obyek pengamatan yang mempunyai kaitan kontinuitas
cenderung membentuk kesan Gestalt Selanjutnya,
prinsip-prinsip di
bidang pengamatan
diberlakukan di bidang belajar dan berpikir. Alasannya, apa yang dipikirkan bersumber dari apa yang dikenal melalui pengamatan
dan berpikir pada hakikatnya adalah melakukan pengubahan struktur kognitif.
Ada prinsip yang sangat penting pula, yaitu “inti” belajar adalah pada insight pengertian, pemahaman.
22
2 Teori Medan Kurt Lewin
Pada dasarnya, teori Lewin dapat dikatakan sebagai perluasan teori Gestalt, yaitu:
a Belajar adalah pengubahan struktur kognitif. Maknanya,
pemecahan problem hanya terjadi bila struktur kognitif diubah. b
Hadiah dan hukuman merupakan dua sarana motivasi belajar yang memerlukan pengawasan agar digunakan wajar dan tepat.
c Faktor motivasi belajar lain adalah masalah sukses dan gagal.
Sukses akan menjadi pendorong belajar, sedangkan gagal akan menyebabkan kemunduran belajar.
B. Pembelajaran