Pengertian Motivasi belajar Teori-teori Motivasi

24 h. Kebutuhan memecahkan materi yang kompleks menjadi kegiatan- kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkannya dalam suatu model. i. Keterampilan tingkat tinggi kompleks terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana. j. Belajar akan lebih cepat, efisien dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya. Urutan pembelajaran harus dimulai dari yang sederhana secara bertahap menuju kepada yang lebih kompleks; kemajuan siswa dalam menyelesaikan pembelajaran harus diinformasikan kepadanya. k. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat. l. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respons yang benar.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi belajar

Motivasi adalah proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu Robert Slavin, 2011:135. Individu yang dimotivasi untuk melakukan suatu hal, akan terdorong untuk melakukan hal tersebut. Menurut Suryabrata dalam Eveline Siregar, 2010: 49 motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong 25 individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Purwa Atmaja 2014: 320, motivasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongan individu untuk berusaha mencapai suatu tujuan. Bila dikaitkan dengan kegiatan belajar, motivasi belajar adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu untuk lebih giat belajar demi memperoleh prestasi yang lebih baik.

2. Teori-teori Motivasi

Dalam buku Psikologi Pendidikan Khodijah, 2011: 4 mengemukakan teori-teori motivasi menurut Morgan dkk dan Elliot dkk. Menurut Morgan dkk. empat teori motivasi, yaitu: teori Drive, teori Insentif , teori Opponent-process dan teori Optimal-level. a. Teori Drive Teori ini digambarkan sebagai dorongan motivasi. Dalam teori ini perilaku “didorong” ke arah tujuan dengan kondisi drive tergerak dalam diri subjek. Menurut teori ini, motivasi terdiri dari : 1 Kondisi tergerak 2 Perilaku diarahkan ke tujuan yang diawali dengan kondisi tergerak 3 Pencapaian tujuan secara tepat 26 4 Reduksi kondisi tergerak dan kepuasan subjektif serta kelegaan ketika tujuan tercapai b. Teori Insentif Hal penting dalam teori Insentif ini adalah individu mengharapkan kesenangan dari pencapaian yang disebut sebagai insentif positif dan mengindari insentif negatif. c. Teori Opponent-process Teori ini mengambil pandangan hedonistic tentang motivasi yang memandang bahwa manusia dimotivasi untuk mencapai tujuan yang diberi perasaan emosi senang dan menghindari tujuan yang menghasilkan ketidaksenangan. d. Teori Optimal-level Menurut teori ini individu dimotivasi untuk berperilaku dengan cara tertentu untuk menjaga level optimal pembangkitan yang menyenangkan. Menurut Elliot dkk. terdapat empat teori motivasi yaitu: 1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Menurut teori ini, orang termotivasi terhadap suatu perilaku karena ia memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima tipe dasar kebutuhan dalam teori Maslow yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri self- actualization . 27 2 Teori Kognitif Bruner Kunci yang membangkitkan motivasi bagi Bruner adalah discovery learning . Siswa dapat melihat makna pengetahuan, keterampilan, dan sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri. 3 Teori Kebutuhan Berprestasi Need Achievement Theory McClelland menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari tantangan, tugas-tugas yang cukup sulit dan ia mampu melakukannya dengan baik mengharapkan umpan balik yang mungkin serta, ia juga mudah merasa bosan dengan keberhasilan yang terus menerus. 4 Teori Atribusi Teori ini bersandar pada tiga asumsi dasar. Pertama, orang ingin tahu penyebab perilakunya dan perilaku orang lain, terutama perilaku yang penting bagi mereka. Kedua, mereka tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random. Ada penjelasan logis tentang penyebab perilaku yang berhubungan dengan perilaku. Ketiga, penyebab perilaku yang ditetapkan individu memengaruhi perilaku berikutnya. Jadi, menurut teori ini perilaku seseorang ditentukan bagaimana atribusinya terhadap penyebab perilaku yang sama sebelumnya. 28 5 Teori Operant Conditioning Skinner Menurut Skinner, perilaku dibentuk dan dipertahankan oleh konsekuensi. Konsekuensi dari perilaku sebelumnya mempengaruhi perilaku yang sama. Dengan kata lain, orang termotivasi untuk menunjukkan atau menghindari suatu perilaku karena konsekuensi dari perilaku tersebut. Konsekuensi ini ada dua, yaitu konsekuensi positif yang disebut reward, dan konsekuensi negatif yang disebut punishment. Perilaku yang menimbulkan reward berpeluang untuk dilakukan kembali, sebaliknya perilaku yang mengakibatkan punishment akan dihindari. 6 Teori Social Cognitive Learning Menurut Bandura , orang belajar berperilaku dengan cara mencontoh perilaku orang lain yang dianggap berkompeten yang disebut model. Observasi terhadap model dapat menghasilkan sebagian perubahan yang signifikan pada perilaku seseorang.

3. Jenis motivasi dan cara meningkatkan motivasi siswa

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Mi Unwaanunnajah

1 9 186

peranan model pembelajaran arias (Assurance, relavance, interest, assessment dan satisfaction untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa; penelitian tindakan kelas di MTs. Sa'aadatul mahabbah Pondok Cabe

0 6 202

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV di MI Alwasliyah Jakarta Timur

0 9 147

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh penerapan model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Al Wasliyah Jakarta Timur

0 18 147

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

DAMPAK MODEL PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau

0 2 14

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa.

0 2 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD Penerapan Model Pembelajaran Arias Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Stad Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika (Ptk Pada Siswa Kelas Viii C Smp Negeri 3

0 1 17

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TPSR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

0 0 11