atau hipotesis atau beberapa transfer keterampilan maupun pengetahuan yang lain.
6
Peranan pokok dari model experiential learning dalam pembelajaran antara lain untuk membangun keterampilan menulis
karangan deskripsi siswa melalui pengalaman secara langsung dan melibatkan langsung siswa secara aktif. Pengalaman tersebut akan menjadi
katalisator untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan deskripsi.
Berdasarkan gambaran dari permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelajaran menulis karangan perlu adanya
sebuah inovasi dalam penggunaan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis
karangan deskripsi
dalam pembelajaran tersebut khususnya pada siswa kelas V SDN Cengkareng
Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Oleh sebab itu, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Experiential
Learning Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Keterampilan menulis karangan siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi masih rendah, rata-rata kemampuan mereka pada saat
menulis karangan di bawah standar KKM yaitu masih di bawah nilai 70.
7
2. Guru kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi masih belum dapat menggunakan model pembelajaran dengan baik dan kurang bervariasi
dalam proses belajar-mengajar.
6
Ibid., h. 84
7
Hasil wawancara terhadap guru kelas VA VB SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat, Agus Sulaeman dan Aris Setyoningsih, Senin 10 Agustus 2015 pukul 08.50 WIB
3. Kurangnya perhatian guru kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi terhadap keterampilan menulis karangan siswa kelas V SDN
Cengkareng Timur 15 Pagi. 4. Partisipasi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi dalam
pembelajaran menulis karangan masih sangat kurang.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah dan diharapkan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya
pembatasan masalah yang akan diteliti. Untuk itu penelitian ini difokuskan pada masalah keterampilan menulis karangan deskripsi siswa
dengan menggunakan model pembelajaran experiential learning.
D. Perumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh
model experiential
learning terhadap
keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN Cengkareng Timu
r 15 Pagi Jakarta Barat tahun ajaran 20152016?” 2. Apakah terdapat pengaruh model experiential learning terhadap
keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat t
ahun ajaran 20152016?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka ada tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, yaitu: untuk
menjelaskan Pengaruh
Model Experiential
Learning Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat. Sementara itu, hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis.
Untuk lebih jelasnya mengenai kedua manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis Sebagai sumbangan keilmuan bahan referensi belajar bagi pihak
sekolah yang terlibat dalam proses pembelajaran. 2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa Dapat memberikan pengetahuan, pengalaman, semangat, dorongan
serta solusi untuk belajar lebih aktif lagi dalam setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan juga untuk mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran dan meningkatkan hasil belajarnya b. Bagi guru
Penggunaan model experiential learning ini dapat dijadikan bahan masukan dalam memilih salah satu metode yang tepat yang dapat
dipergunakan dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatkan keaktifan, kekreatifan lagi bagi peserta didik dan juga pemahaman peserta
didik sehingga tercapainya proses kegiatan belajar mengajar yang kreatif, aktif, inovatif dan menyenangkan.
c. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan, wawasan dalam penggunaan model
experiential learning sehingga di kemudian hari nanti dapat dijadikan sebagai bahan latihan dan pengembangan proses belajar mengajar lagi.
d. Bagi Pihak Lembaga atau Sekolah Memberikan masukan pada sekolah yang berkaitan dengan penggunaan
model pembelajaran experiential learning untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah pengajaran yang lebih baik.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TEORETIS
1. Keterampilan Menulis
a. Pengertian Keterampilan Menulis Keterampilan menulis merupakan tuntutan segala jaman, karena
dengan menulis umur manusia akan semakin panjang. Keterampilan menulis bukan monopoli orang berbakat dan menulis juga bukanlah
keterampilan yang diwariskan dari leluhur.
1
Keterampilan menulis juga bukan merupakan kemampuan yang otomatis dibawa sejak lahir.
Kompetensi menulis yang handal hanya dapat dicapai dengan jalan banyak berlatih menulis.
2
Dindin Ridwanudin dalam bukunya yang berjudul Bahasa Indonesia menuturkan bahwa menulis adalah kegiatan menulis dalam
menghasilkan suatu tulisan. Kegiatan tersebut diawali dengan memilih, memilah dan menyusun apa saja yang akan dinyatakan dalam tulisan,
menulis pesan dalam bahasa tulis, dan menyempurnakan tulisan sebelum disampaikan kepada pembaca.
3
Sedangkan, menurut Zuleha H. M. Saleh juga mengartikan bahwa menulis adalah rangkaian kegiatan seseorang yang meliputi pengungkapan
ide-ide, gagasan, buah pikiran, pendapat yang baru yang bersumber dari pengalaman nyata penulisnya, dengan menggunakan kata-kata yang baik,
disusun secara kronologis dengan mengggunakan EYD yang benar, sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
4
1
Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar, Bandung: UPI PRESS, 2008, h. 126
2
Solchan, Yetty Mulyati, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, Jakarta : Universitas Terbuka, 2011, h. 9.9.
3
Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, Ciputat : UIN Press, 2015, h. 167.
4
Zuleha H. M. Saleh, Terampil Menulis di Sekolah Dasar, Tangerang : Pustaka Mandiri, 2013 h. 31.
Tarigan dalam bukunya Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa juga mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini penulis haruslah terampil menggunakan kosakata, diksi,
grafologi, struktur bahasa dan lain sebagainya dalam rangka mencapai tujuan penulisan. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis,
melainkan harus melalui proses latihan dan praktik yang teratur.
5
Berdasarkan paparan para penulis diatas maka dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang di
gunakan sebagai media untuk berkomunikasi secara tidak langsung dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, secara tidak bertatap muka pun dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Keterampilan menulis bukan monopoli orang berbakat dan menulis juga bukanlah keterampilan yang diwariskan
dari leluhur, juga bukan merupakan kemampuan yang otomatis dibawa sejak lahir. Semua orang akan mampu menulis jika berlatih secara benar,
karena dengan menulis kita dapat mengungkapkan ide-ide, gagasan, buah pikiran, pendapat yang baru yang bersumber dari pengalaman nyata.
Dalam kegiatan menulis janganlah lupa untuk menggunakan kata-kata yang baik, disusun secara kronologis dengan mengggunakan EYD yang
benar, sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
b. Tujuan Menulis Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Tujuan
merupakan langkah awal yang penting dalam menulis. Tujuan penulisan adalah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan
penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tulisannya.
6
Syafi‟i dalam Dindin Ridwanudin mengemukakan bahwa tujuan menulis antara lain sebagai berikut :
5
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung; Angkasa, 2008, h.3.
6
Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007 h. 174.