Hasil Analisis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

bantuan program SPSS 22. Kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah sebagi berikut: - Jika probabilitas 0,05, maka H diterima. - Jika probabilitas 0,05, maka H ditolak. Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t terhadap hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4.14 Hasil Uji-t Posttest Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Eksperimen - Kontrol 74, 833 7,230 ,933 72,966 76,701 80,171 59 ,000 Dari tabel di atas dapat diketahui sig 2-tailed atau probabilitas sebesar 0,000 sedangkan taraf signifikansinya sebesar 0,05 5. Hal ini menunjukkan nilai probabilitas lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 0,0000,05. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika probabilitas 0,05, maka H ditolak. Maka dapat disimpulkan, bahwa hasil uji-t pada data posttest menunjukkan adanya perbedaan keterampilan menulis karangan deskripsi. Dengan kata lain, keadaan akhir keterampilan menulis karangan deskripsi pada kelompok eksperimen adalah berbeda.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Interpretasi Data Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa perolehan nilai kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan lebih tinggi dari perolehan nilai kelompok kontrol. Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan prettest pada kedua kelompok tersebut. Pada kelompok eksperimen diperoleh skor tertinggi sebesar 80, skor terendah sebesar 50, rata-rata pretest sebesar 66,17, median sebesar 67,00, modus sebesar 70 dan standar deviasi sebesar 7,852. Pada kelompok kontrol diperoleh skor tertinggi sebesar 81, skor terendah sebesar 57, rata-rata pretest sebesar 67,43, median sebesar 68,00, modus sebesar 65 dan standar deviasi sebesar 5,859. Setelah dilakukan pretest pada pertemuan pertama, kemudian kedua kelompok penelitian tersebut diberi perlakuan yang berbeda selama empat kali pertemuan. Pada pertemuan keempat, kedua kelompok penelitian diberi soal posttest. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kedua kelompok penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Kelompok kontrol memperoleh skor tertinggi sebesar 80, skor terendah sebesar 60, rata-rata posttest sebesar 72,67 median sebesar 71,67, modus sebesar 70 dan standar deviasi sebesar 5,108. Kelompok eksperimen memperoleh skor tertinggi 90, skor terendah sebesar 65, rata-rata posttest sebesar 80,00, median sebesar 79,50, modus sebesar 85 dan standar deviasi sebesar 6,659. Hasil posttest tersebut menunjukkan bahwa rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata posttest kelompok kontrol. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh uji-t skor pretest- posttest keterampilan menulis karangan deskripsi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengujian uji-t skor pretest-posttest ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dalam proses pembelajaran antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Nilai probabilitas yang diperoleh dari pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan taraf signifikansi 5 dan df 22 yaitu sebesar 0,512. Perhitungan uji-t tersebut menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi. Artinya, rata-rata kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah sama. Nilai probabilitas yang diperoleh posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan taraf signifikansi 5 dan df 22 yaitu sebesar 0,000. Perhitungan uji-t tersebut menunjukkan nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi. Artinya, rata-rata kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menulis karangan deksripsi adalah berbeda. 2. Pembahasan Data yang telah diinterpretasikan di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir pada kelompok eksperimen dalam menulis karangan deskripsi. Sedangkan, pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir dalam menulis karangan deskripsi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut. Dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model experiential learning, sementara kelompok kontrol tidak menggunakan model experiential learning. Model Experiential Learning sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi. Di samping melatih otak untuk mengingat dan melatih konsentrasi siswa berdasarkan pengalaman, juga meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Model Experiential learning pembelajaran berdasarkan pengalaman sebagai model yang membantu pendidik dalam mengaitkan isi materi pembelajaran dengan keadaan dunia nyata, sehingga dengan pengalaman nyata tersebut siswa dapat mengingat dan memahami informasi yang didapatkan dalam pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Penggunaan model experiential learning sebagai model pilihan untuk pembelajaran menulis karangan deskripsi mudah diterapkan, juga memudahkan siswa memunculkan ide yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan berupa karangan deskripsi, sehingga keterampilan menulis karangan deskripsi siswa memperoleh peningkatan. a. Pertemuan Pertama Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada perlakuan pertama kelas eksperimen, siswa diberikan perlakuan dengan tampilan foto pribadi guru yang bertemakan “Pengalaman di Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus”. Ketika foto pribadi guru ditampilkan, secara spontan siswa menyebutkan apa saja yang terdapat di foto tersebut. Saat ditanya mengenai judul dari foto pribadi guru dengan tema “Pengalaman di Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus ”, banyak siswa yang menjawab dengan jawaban yang beragam. Lalu guru menceritakan tekait dengan foto yang di bawa yang berkaitan dengan pengalaman di hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, kemudian guru memberi pengetahuan mengenai pengertian karangan, macam-macam karangan, unsur-unsur yang terdapat dalam karangan deskripsi, hingga menjelaskan langkah- langkah menulis karangan deskripsi yang baik pada pembelajaran karangan. Kemudian guru memberikan kertas kepada siswa untuk menulis karangan deskripsi. Tetapi sebelum masing-masing siswa membuat karangan deskripsi, guru memberikan stimulus untuk membantu siswa untuk menggali dan menentukan pengalaman yang akan di jadikan topik menulis karangan dengan menginstruksikan kepada para siswa untuk membuat kelompok untuk observasi dan berdiskusi sejenak seputar hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus bersama teman kelompoknya masing-masing. Contoh topik yang dijadikan bahan diskusi bersama teman kelompok antara lain dengan mengingat kembali pengalaman yang paling berkesan pada hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus dan juga melakukan kegiatan observasi berikut wawancara kepada tokoh yang dianggap paling berkesan dalam perayaan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, tokoh tersebut dapat dijadikan sebuah karakter yang membantu untuk menceritakan perihal kejadian tersebut. Kegiatan Observasi dan juga wawancara pada tokoh yang dianggap paling berkesan saat hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus diataranya untuk melihat lebih jelas bagaimana sosok tokoh tersebut seperti warna kulit, bentuk tubuh, warna rambut, bentuk rambut, gaya rambut, warna dan gaya berpakaian, mimik muka dan lain-lain. Sejalan dengan berlangsungnya kegiatan siswa yang sedang berdiskusi, guru menuliskan kerangka karangan untuk memudahkan para siswa untuk menulis karangan deskripsi. Kemudian para siswa mendeskripsikan hasil observasi, wawancara, diskusi seputar hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 bersama teman-temannya, dan juga tak luput untuk menuliskan kesan yang dirasakan selama proses kegiatan berlangsung ke dalam bentuk tulisan karangan deskripsi. Setelah siswa memahami tentang karangan deskripsi dan telah selesai berdiskusi bersama teman sekelompoknya setiap siswa membuat karangan deskripsi masing-masing tetapi tetap duduk bersama teman kelompoknya tersebut. Setelah masing-masing siswa selesai membuat karangan deskripsi yang berisikan pengalaman di hari kemerdekaan guru mempersilahkan kepada murid yang berani untuk membacakan hasil karangan di depan kelas. Siswa yang berani membacakan hasil karangan di depan kelas akan mendapatkan reward. Setelah beberapa siswa selesai membacakan hasil karangannya di depan kelas guru memberikan penugasan kepada siswa untuk melakukan observasi bersama teman kelompok yang telah dibentuk sebelumnya dengan mengobservasi “keadaan sudut sekolahku” di antaranya tiap kelompok dapat memilih tempat seperti: sudut Kantin, Perpustakaan, UKS, Ruang Guru, Gudang, Ruang Kelas sebelah dan Halaman Sekolah. Kemudian guru menyimpulkan pembelajaran hari itu. Berbeda dengan perlakuan pertama kelompok kontrol. Ketika diberikan tema “pengalaman di hari kemerdekaan 17 Agustus 1945”, siswa membutuhkan waktu lebih lama untuk mengungkapkan ide mengenai pengalaman di hari kemerdekaan 17 Agustus 1945. Ada siswa yang mengemukakan idenya, tapi hanya beberapa. Siswa yang lain lebih memilih diam dan masih terus merenung dan terus berfikir keras untuk mengeluarkan ide untuk menulis karangan seputar tema tersebut. Guru terus menstimulus para siswa dengan kata-kata yang berhubungan dengan hari kemerdekaan 17 Agustus 1945, sehingga perlahan-lahan mereka dapat mengemukakan gagasan yang akhirnya akan dituangkan ke dalam tulisan karangan deskripsi. Lalu, guru mulai memaparkan tentang langkah-langkah membuat karangan deskripsi. Materi yang disampaikannya pun tidak jauh berbeda pada kelompok eksperimen. Selanjutnya, siswa diberi LKS yang sama dengan kelompok eksperimen. b. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada perlakuan kedua kelompok eksperimen, siswa diberikan materi ajar tentang pilihan kata dan penggunaan ejaan untuk menulis karangan deskripsi yang baik dan benar. Kemudian guru menginstruksikan kepada siswa untuk membuka kembali hasil karangan deskripsi yang telah siswa buat pada pertemuan sebelumnya kemudian guru meminta siswa untuk membacakan hasil karangan yang telah dibuat kemarin di depan kelas. Lalu guru mengajak siswa untuk mengoreksi memberikan informasi atas kesalahan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang terjadi pada karangan deskripsi yang telah di buat kemarin agar para siswa mengetahui di mana letak kesalahan dan agar ketika membuat karangan selanjutnya kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Kemudian guru mengintruksikan siswa kembali kepada siswa untuk berkumpul dengan teman-teman kelompok yang telah di bentuk kemarin dan guru meminta siswa untuk menggali pengalaman yang akan dijadikan topik menulis karangan deskripsi degan cara melakukan observasi kembali seperti instruksi pada pertemuan sebelumnya secara berkelompok mengenai keadaan sudut sekolah, misalnya tiap kelompok dapat memilih tempat seperti: sudut Kantin, Perpustakaan, UKS, Ruang Guru, Gudang, Ruang Kelas sebelah dan Halaman Sekolah. Setelah para siswa melakukan observasi bersama teman sekelompoknya guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil observasi salah satu sudut sekolah yang telah di tugaskan. Setelah itu guru memberikan LKS pada setiap siswa untuk membuat karangan deskripsi berdasarkan pengalaman selama melakukan observasi di lingkungan sekitar sudut sekolah yang telah ditemukan bersama teman kelompok masing masing dengan bantuan kerangka karangan yang diberikan oleh guru. Setelah masing-masing siswa selesai membuat karangan deskripsi yang berisikan pengalaman observasi keadaan sudut sekolah, Guru mempersilahkan kepada siswa yang berani untuk membacakan hasil karangan di depan kelas. Siswa yang berani membacakan hasil karangan di depan kelas akan mendapatkan reward. Setelah beberapa siswa selesai membacakan hasil karangannya di depan kelas guru memberikan penugasan kepada siswa untuk melakukan observasi masing-masing di rumah dengan mencari foto keluarga yang dianggap paling menarik. Namun apabila tidak memiliki foto, siswa boleh mengambil foto lain untuk dijadikan acuan menulis karangan deskripsi pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen terdapat perkembangan menulis karangan deskripsinya dari pertemuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model experiential learning terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat

0 17 238

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS IV SDN RANCADADAP DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC.

0 3 27

(ABSTRAK) Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Metode Experiential Learning melalui Teknik Melanjutkan Karangan pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Bantarbolang Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 3

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS V SDN BANYUMENENG GIRIHARJO PANGGANG GUNUNGKIDUL.

0 1 224

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA DOKUMEN PRIBADI SISWA KELAS V SDN PELEMSARI BOKOHARJO PRAMBANAN SLEMAN.

0 1 100

PENGARUH METODE OUTDOOR LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI KELAS V SDN 09 PONTIANAK TENGGARA

0 4 13

IMPLEMENTASI MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

0 1 13

PENGARUH MENULIS TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA DI KELAS IV SD

0 1 9

1 PENGARUH METODE OUTDOOR STUDY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN 36 PONTIANAK

0 1 10

Penerapan Model Experiential Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN 3 Selang Tahun Ajaran 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 19