Bagi masyarakat Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi Instansi Pendidikan

5806 Dari hasil penelitian dan uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia dini di Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. 1. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang berpengetahuan cukup sebanyak 23 responden 65,71 dan berpengetahuan baik sebanyak 4 responden 11,43. 2. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang berumur 20-34 tahun berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden 54,29 dan yang berumur 20 ,20-34 tahun berpengetahuan baik dan kurang masing-masing sebanyak 1 responden 2,86. 3. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang berpendidikan rendah pengetahuan cukup sebanyak 13 responden 37,14 dan yang berpendidikan rendah berpengetahuan baik sebanyak 1 responden 2,86. 4. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang sosial ekonomi rendah berpengetahuan cukup sebanyak 22 responden 62,85 dan sosial ekonomi tinggi berpengetahuan baik dan cukup masing-masing sebanyak 1 responden 2,86. 5. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang budaya buruk pengetahuannya cukup sebanyak 15 responden 42,85 dan yang berbudaya baik dan buruk pengetahuannya kurang dan baik masing-masing sebanyak 4 responden sebanyak 11,43. Saran 1. Bagi Tenaga Kesehatan Agar memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terhadap remaja supaya dapat mencegah terjadinya pernikahan usia dini.

2. Bagi masyarakat

Agar lebih memperhatikan dan terbuka khususnya kepada anak remaja dan mencari informasi tentang kesehatan reproduksi agar terhindar dari pernikahan usia dini.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan dini agar lebih memperluas aspek yang diteliti dengan menggunakan metode yang baru

4. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan kepada instansi pendidikan Harapan Mama agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, sumber informasi dan tambahan referensi. Daftar Pustaka Aliranim, 2012. Dampak Postitif dan Negatif Pernikahan Usia Dini. http:aliranim.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Januari 2010 Chandra, 2010. BKKBN Prioritaskan Tiga Program. http:health.kompas.com. Diakses pada tanggal 9 Januari 2010 Depkes, 2006. Permasalahan Remaja. http:www.idai.or.idremaja.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2010 5807 Eva, dkk, 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Trans Info Media Fadiyana, Eddy, 2009. Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. http:jurnal+survei+pernikahan+dini+diseluruh+indonesia.com. Diakses pada tanggal 12 Januari 2010 Momz, 2010. Pernikahan Dini. http:peristiwa-pernikahan-dini-dipengaruhi-oleh-pendidikan.html. Diakses pada tanggal 29 Februari 2010 Prasetyawati, 2012. Kesehatan Ibu dan Anak KIA, Cetakan I. Yogyakarta : Mulia Medika Simamora, 2010. Pernikahan Usia Dini. http:www.scribd.compernikahan-dini.html. Diakses pada tanggal 13 Februari 2010 Singgih, 2009. Pernikahan Usia Dini. http:ensugexp=les3Bgs+pernikahan+ usia+dini.com. Diakses pada tanggal 10 Januari 2010 Unicef, 2006. Pernikahan Dini. http:www.poskota.co.id.com. Diakses pada tanggal 12 Januari 2010. 5808 TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI KLINIK SUTRIANINGSIH TANJUNG MORAWA KAB. DELI SERDANG TAHUN 2015 Nana Erika, SKM. M. Kes 11 ABSTRAK Derajat kesehatan dunia menurut WHO World Health Organizationmenyatakan bahwa tetanus dan penyakit infeksi merupakan penyebab utama kematian bayi. Tetanus neonatorum dan infeksi tali pusat menjadi penyebab kesakitan dan kematian secara terus menerus diberbagai Negara. Infeksi pada tali pusat pada tahun 2008 berjumlah 65 kemudian meningkat menjadi 80 pada tahun 2009 di Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, kondisi ini menumjukkan bahwa infeksi tali pusat di kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dapat diprediksi angka infeksi tali pusat semakin meningkat. Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat. Dari hasil survey pendahuluan data rekapitulasi mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2014 di Klinik Sutrianingsih Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang Tahun 2015 berjumlah 35 orang ibu post partum, peneliti melakukan wawancara kepada 5 ibu post partum, hasil wawancara ibu post partum tidak mengetahui tentang perawatan tali pusat dan peneliti juga menemukan sebanyak 2 bayi baru lahir mengalami masalah pada tali pusat. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi. Penelitian ini bersifat deskriftif dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner yang diberikan langsung kepada responden dengan jumlah sampel 35 responden yang diambil dengan tehnik total sampling. Hasil penelitian ditemukan mayoritas pengetahuan cuku sebanyak 17 responden 48,57, mayoritas responden berdasarkan umur dengan pengetahuan cukup yaitu umur 36 tahun sebanyak 6 responden 17,14, mayoritas responden berdasarkan pendidikan berpengetahuan cukup yaitu pendidikan SMA sebanyak 6 responden 17,14, mayoritas responden berdasarkan pekerjaan berpengetahuan cukup dengan pekerjaan IRT sebanyak 11 responden 31,43, mayoritas responden berdasrkan paritas berpengetahuan cukup dengan paritas multipara sebanyak 11 responden 31,43, mayoritas responden berdasarkan sumber infomasi berpengetahuan cukup dengan sumber informasi secara langsung sebanyak 12 responden 34,28.Saran kepada Klinik Sutrianingsih agar lebih meningkatkan penyuluhan kepada ibu post partum tentang perawatan tali pusat sesuai standart operasional prosedur sehingga pada saat kembali kerumah ibu dapat merawat tali pusat bayi. Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Post Partum, Tali Pusat Pendahuluan Derajat kesehatan dunia menurut WHO World Health Organization tetanus dan penyakit infeksi merupakan penyebab utama kematian bayi. Tetanus neonatorum dan infeksi tali pusat menjadi penyebab kesakitan dan kematian secara terus menerus diberbagai Negara. Setiap tahunnya 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000 meninggal akibat infeksi bakteri. Tetanus ini dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan misalnya pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting yang tidak steril, atau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah, minyak, daun – daunan dan sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi oleh clostridium tetani pada 3 hari pertama kehidupan Sodikin, 2009. 11 Staf Pengajar Akademi Kebidanan Harapan Mama Deli Serdang 5809 WHO Word Health Organization secara global angka kematian bayi telah menurun tingkat estimasi dari 68 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, dari kematian bayi terjadi pada periode neonatal sekitar 78,5 terjadi pada umur 0-6 hari DepKes RI, 2012. Penyebab kematian neonatal di Indonesia mencapai 341000 kelahiran hidup. Kematian bayi baru lahir sebesar 79 terjadi setiap minggu pertama saat kelahiran terutama pada saat persalinan. Sebanyak 54 terjadi pada tingkat keluarga yang sebagian besar disebabkan tidak memperoleh layanan rujukan dan kurangnya pengetahuan keluarga akan kegawatdaruratan pada bayi. Penyebab utama kematian bayi baru lahir 0-6 hari adalah afiksia gangguan pernafasan 29, prematuritas 27, sepsis 12, hipotermi 6,3, kelainan darah ikterus 5,6, kelainan kongenital 1,4, post matur 2,8, tetanus neonatorum 10 DepKes RI, 2012. Penyebab utama kematian bayi baru lahir menurut data Profil Sumatera Utara mencapai 44 per 1000 kelahiran hidup. Orang tua diharapkan dapat mengetahui tentang perawatan tali pusat secara praktis. Tenaga kesehatan secara profesional harus terlibat dan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang apa yang harus dilakukan selama proses perawatan tali pusat. Sodikin,2009 Infeksi pada tali pusat pada tahun 2008 berjumlah 65 kemudian meningkat menjadi 80 pada tahun 2009 di Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, kondisi ini menumjukkan bahwa infeksi tali pusat di kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dapat diprediksi angka infeksi tali pusat semakin meningkat. Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat Mutia,2009 . Berdasarkan hasil survey pendahuluan data rekapitulasi mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2014 berjumlah 35 orang ibu post partum, peneliti melakukan wawancara kepada 5 ibu post partum, hasil wawancara ibu post partum tidak mengetahui tentang perawatan tali pusat dan peneliti juga menemukan sebanyak 2 bayi baru lahir mengalami masalah pada tali pusat bayi tersebut di klinik Sutrianingsih Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang Tahun 2015. 1.1 Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat di Klinik Sutrianingsih Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang Tahun 2015 “.

1.2 Tujuan Penelitian .

1.2.1 Tujuan Umum.

Untuk Mengetahui Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Tali Pusat di Klinik Sutrianingsih Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang Tahun 2015.

1.2.2 Tujuan Khusus.

1. Untuk mengetahui distribusi tingkat pengetahuan ibu post partum tentang perawatan tali pusat berdasarkan umur di Klinik Sutrianingsih Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang Tahun 2015.